Pejabat Israel Serang Kamala Harris: Ucapannya akan Mempersulit Negosiasi Damai
Kompas.tv - 28 Juli 2024, 11:15 WIB
TEL AVIV, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris diserang oleh pejabat Israel atas ucapannya usai bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Harris sempat mengungkapkan dirinya tak akan diam saja ketiga Gaza menderita.
Ia pun menyerukan sudah waktinya mengakhiri perang penderitaan Gaza atas serangan Israel yang membalas aksi Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Baca Juga: Disalahkan Israel Atas Serangan Roket di Golan yang Tewaskan 12 Anak-Anak, Hizbullah Bereaksi
Namun, ucapan Harris ternyata membuatnya dikritik oleh pihak-pihak anti-Gaza.
Seorang pejabat Israel yang meminta anonimitas menegaskan bahwa Tel Aviv tak nyaman dengan nada ucapan Harris.
Pejabat tinggi tersebut menuduh Harris telah melangkah terlalu jauh terkait pentingnya mengakhiri perang dengan cara yang memperlihatkan perbedaan posisi AS dan Israel.
“Saya berharap pernyataan Harris dalam konferensi pers-nya tak dimaknakan sebagai sebuah hubungan antara AS dan Israel, sehingga membuat kesepakatan lebih sulit dicapai,” tuturnya dikutip dari The Times of Israel, Jumat (26/7/2024).
Pejabat Israel itu mencatat bahwa Netanyahu telah menekankan pentingnya untuk memastikan baik AS dan Israel adalah sekutu sepenuhnya.
“Semakin besar jarak antara negara kita, semakin kita menjauh dari kesepakatan dan meningkaytkan kemungkinan eskalasi regional,” tambahnya.
Pejabat tersebut juga mengomentari sorotan Harris atas krisis kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Alasan Pemilihan Presiden Venezuela Penting bagi Dunia Menurut Media Barat
Ia berargumen bahwa wapres AS telah membesar-besarkan masalah ini dan bahwa dalam pertemuan mereka, PM Israel telah menawarkan penjelasan faktual rinci tentang situasi di Gaza, yang menurutnya bertentangan dengan kekhawatiran Harris.
Menurut mereka, pernyataan Harris perlunya perang dihenytikan tidaklah menolong, karena Israel tengah mencari cara untuk memastikan kesepakatan pembebasan sandera akan mengizinkan mereka melanjutkan pertempuran usai fase pertama perjanjian.
Fase tersebut adalah gencatan senjata enam pekan yang akan dibalas Hamas dengan pembebasan sandera perempuan, orang tua dan orang sakit yang masih hidup.
Sumber : The Times of Israel
Komentar
Posting Komentar