Pemerintah Targetkan Investasi Masuk RI Capai Rp1.900 Triliun di 2025 - Bagian All
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, target penerimaan investasi pada 2025 mendatang mencapai Rp1.900 triliun berdasarkan Rencana Pemerintah Jangka Menengah Panjang (RPJMN). Angka tersebut dalam rangka mengejar pendapatan per kapita yang dicanangkan sebesar 5.000 dolar AS pada tahun 2025.
Dia membeberkan, target pendapatan per kapita selanjutnya sebesar 12.000 dolar AS pada 2030, dan 30.000 dolar AS pada 2045.
"Pada RPJM target investasi Rp1.900 triliun, target ini memang yang cukup menantang, karena ini menjadi bagian target pencapaian income perkapita yang tahun 2025 ditargetkan sekitar 5.000 dolar AS dan tahun 2030 12.000 dolar AS," ucap Airlangga dalam sambutannya pada acara acara Hasil Evaluasi Capaian PSN sekaligus Peresmian Peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 di Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Airlangga menuturkan, diperlukan kebijakan satu peta yang telah disusun pemerintah untuk mengejar target investasi tersebut. Ini diharapkan dapat mempermudah investor untuk memilih lahan yang tepat sebelum berinvestasi.
"Mencapai target tersebut, kebijakan satu peta menjadi penting, karena kaitannya dengan perizinan dan tata ruang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Terpilih Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinannya akan dipatok berada di angka 8 persen. Jika rerata pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5 persen pada tahun ini, maka butuh tambahan 3 persen lagi untuk mencapai target.
"Kita harus berani, menaruh sasaran yang lebih tinggi, saya optimis bisa mencapai 8 persen,bahkan saya taruhan dengan beberapa menteri dengan negara tetangga," ucap Prabowo.
Adapun, target ambisius Prabowo ini dilandasi kekayaan sumber daya alam yang saat ini belum dikelola secara maksimal. Melalui investasi, Prabowo berharap dapat mengoptimalkan sumber daya alam agar dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Indonesia.
"Kalau saya lihat saya optimis (pertumbuhan 8 persen), kekayaan kita sangat besar, potensi kita sangat besar, tapi memang kita harus efisien, kita harus dikelola dengan baik, ambil kebijakan yang masuk akal, kita harus bertekad memitigasi kebocoran dan penyelewengan, mitigasi yang tidak menguntungkan rakyat," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar