Takut Ancaman Hizbullah, Dubes Siprus: Kami Tak Izinkan Israel Gunakan Bandara untuk Serang Lebanon - Halaman all - Tribunnews
Takut Ancaman Hizbullah, Dubes Siprus: Kami Tak Izinkan Israel Gunakan Bandara untuk Serang Lebanon - Halaman all - Tribunnews
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Siprus untuk Lebanon mengatakan bahwa Siprus tidak akan mengizinkan Israel menggunakan bandaranya untuk menyerang Lebanon.
Pernyataan Duta Besar Maria Hadjitheodosiou ini menyusul ancaman Hizbullah pada pertengahan bulan Juni 2024.
Dalam pidatonya pada 19 Juni 2024, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa Siprus akan dianggap terlibat perang jika Israel menggunakan bandara dan pangkalan siprus dalam serangan ke Lebanon.
“Kami akan memperlakukan Siprus seolah-olah itu adalah bagian dari perang," katanya, dikutip dari Middle East Monitor.
“Pemerintah Siprus harus berhati-hati,” tambahnya, dikutip dari Al Jazeera.
Mengetahui ancaman tersebut, Duta Besar Siprus untuk Lebanon, Maria Hadjitheodosiou langsung membantah.
Ia menegaskan bahwa negaranya tidak akan begitu saja mengizinkan Israel menggunakan bandaranya.
“Kami menegaskan posisi negara kami mengenai tidak mengizinkan penggunaan tanah Siprus sebagai landasan peluncuran untuk invasi militer terhadap Lebanon,” kata Duta Besar Maria Hadjitheodosiou dalam sebuah pertemuan dengan ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Emigran di parlemen Lebanon, Fadi Alameh, dikutip dari Yedioth Ahronoth.
Sementara itu, Pemerintah Lebanon berupaya meredakan ketegangan yang disebabkan oleh komentar Hassan Nasrallah melalui Menteri Luar Negeri Abdullah Bou Habib.
“Lebanon mengandalkan peran positif yang dimainkan Siprus dalam mendukung stabilitas di kawasan," katanya.
Pernyataan Nasrallah menjadi kekhawatiran di seluruh Eropa.
Mereka khawatir adanya kemungkinan meluasnya konflik dan negara-negara UE menjadi pihak yang terlibat.
Baca juga: Jika Ben Gurion Diserang, Israel Gunakan Pangkalan Udara Siprus tapi Rudal Hizbullah Jangkau Nicosia
Menurut peneliti senior untuk peperangan darat di Royal United Services Institute (RUSI), Jack Watling, ancaman Hizbullah dianggap menyindir Inggris, meski Nasrallah tidak menyebutkan latihan tersebut.
"Ancaman Hizbullah "kemungkinan besar lebih terkait" dengan pangkalan Inggris di Siprus daripada hal lain, kata Jack Watling.
Siprus merupakan koloni Inggris hingga tahun 1960 dan ketika memperoleh kemerdekaannya, Britania Raya mempertahankan dua pangkalan militer yang luas di sana.
Mereka sangat penting dalam eksodus warga negara Inggris dari Lebanon selama perang Israel dengan Hizbullah pada tahun 2006.
Angkatan udaranya menggunakan salah satu pangkalan, RAF Akrotiri, dalam invasi Irak pada tahun 2003 dan Libya pada tahun 2011, serta dalam serangan udara terhadap ISIL (ISIS) di Irak pada tahun 2014.
Namun, bagi Hizbullah, kata Watling, pangkalan Inggris merupakan ancaman strategis paling signifikan yang berasal dari Siprus.
“Saya akan menafsirkan (pernyataan Nasrallah) sebagai upaya Hizbullah untuk mendorong Inggris dan AS agar menekan Israel agar tidak melakukan eskalasi,” katanya.
“Mengingat Hizbullah memiliki rudal balistik, ini merupakan ancaman yang masuk akal," tambahnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Komentar
Posting Komentar