Gus Yahya Sebut Hubungan NU-PKB Ibarat Pabrikan Mobil: Kalau Rusak Ditarik untuk Diperbaiki. - Merdeka
Gus Yahya Sebut Hubungan NU-PKB Ibarat Pabrikan Mobil: Kalau Rusak Ditarik untuk Diperbaiki
Hubungan PKB dan PBNU kembali memanas. Kali ini gara-gara Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji 2024.
gus yahyaKetua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menilai hubungan antara organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ibarat pabrikan mobil.
Gus Yahya, sapaan akrabnya menjelaskan, jika pabrik mobil menemukan masalah di sistem mobil yang diciptakan, maka pabrik akan melakukan penarikan atau recall untuk dilakukan perbaikan.
"Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. (Maka) ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," katanya.
Hubungan PKB dan PBNU kembali memanas. Kali ini diduga gara-gara Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji 2024. Pansus ini dibentuk untuk mengevaluasi kinerja Kementerian Agama yang dipimpin Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut terhadap pelaksanaan haji 2024.
Gus Yahya mempertanyakan tujuan pembentukan Pansus Angket Haji. Dia mencurigai pansus ini dilatarbelakangi masalah pribadi hanya untuk menyerang NU.
"Soal pansus ya pansus haji ya. Nah itu ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita, pansus haji kemudian nyerang NU jangan-jangan ini masalah pribadi ini jangan-jangan gitu loh," kata Gus Yahya, Minggu (28/7).
Tidak hanya itu, Gus Yahya menduga kritik Pansus Angket Haji erat kaitannya dengan posisi adiknya Yaqut Cholil Qoumas yang menjabat sebagai Menteri Agama RI.
"Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya, misalnya gitu. Itu kan masalah. Jangan-jangan karena dia sebetulnya yang diincar PBNU ketua umumnya kebetulan saya, menterinya adik saya lalu diincar karena masalah-masalah alasan pribadi begini," kata Yahya, dikutip dari Antara.
Setelah itu, PBNU membentuk Pansus PKB. Pansus ini memanggil eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Lukman Edy dan Sekjen PKB Hasanuddin Wahid. Lukman Edy dipanggil pada Rabu (31/7).
Sementara Hasanuddin Wahid dipanggil untuk datang ke Ruang Rapat Lantai 5 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Nomor 164 Jakarta Pusat pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 12.30 WIB.
Tim asistensi tentang PKB bentukan PBNU ini merupakan hasil dari rapat pleno PBNU dan menetapkan Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni sebagai ketua dan anggotanya.
Tim ini akan mengundang banyak tokoh baik yang masih aktif di PKB maupun yang saat ini sudah tidak lagi di PKB namun memiliki hubungan kesejarahan dengan PKB. Hasil kajian dari tim ini selanjutnya akan dibawa ke Pleno PBNU untuk pengambilan keputusan organisasi.
Editor Titin Supriatin
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf merasa pembentukan panitia khusus (pansus) angket haji oleh DPR RI tidak diperlukan
Gejolak antara PBNU dan PKB kembali mencuat. Bahkan muncul wacana PBNU mengambilalih PKB.
NU tegaskan akan bersama-sama dengan pemerintahan Prabowo-Gibran
Sampai saat ini PKB tengah mencari dukungan ke berbagai partai politik untuk Pilkada Jawa Tengah 2024.
Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
DPR membentuk pansus hak penyelenggaraan ibadah haji 2024 menyusul adanya berbagai temuan Timwas dalam penyelenggaraan Ibadah Haji
Sebelumnya, mantan Sekjen PKB Muhammad Lukman Edy bertemu dengan panitia khusus yang mengurus hubungan antara PBNU dengan PKB.
Ketum PBNU Gus Yahya menyambut baik kebijakan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan yang memperoleh Izin Usaha Pertambangan dari Jokowi.
NU sudah menetapkan aturan bahwa pengurus di lingkungan PBNU yang terlibat secara resmi di tim kampanye pemilihan presiden harus nonaktif dari jabatannya.
Saat itu, Gus Aab dalam perjalanan dari Jember menuju Yogyakarta untuk menghadiri Konbes NU.
Komentar
Posting Komentar