Harga Pertamax Naik, Peneliti: Beri Ruang Pertamina untuk Bernafas | Halaman Lengkap
Peneliti menerangkan kenaikan harga BBM Pertamax, memberi ruang bagi Pertamina untuk ‘bernafas’ usai menahan harga BBM non subsidi dalam beberapa bulan terakhir. Foto/Dok
- Peneliti Alpha Research Database, FerdyHasiman menyambut baik dan mendukung Pertamina menyesuaikan
harga BBMnon subsidi jenis
Pertamax. Pasalnya Ferdy mengungkapkan, harga minyak dunia sudah meningkat dan nilai tukar rupiah terus merosot sejak Maret 2024 lalu.
Ia menilai, langkah Pertamina mempertahankan harga Pertamax itu sebagai salah satu upaya agar daya beli masyarakat tidak semakin melemah. Ferdy pun mengapresiasi langkah Pertamina tersebut.
”Lima bulan mempertahankan harga Pertamax adalah upaya luar biasa agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Jadi saat ekonomi mengalami slow down atau perlambatan ketika itu, Pertamina mampu mempertahankan keseimbangan ekonomi nasional,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (10/8/2024).
Namun, Ferdy menegaskan bahwa Pertamina tidak bisa terus-menerus menahan harga Pertamax. Pasalnya, menurut Ferdy, risikonya sangat besar terhadap neraca keuangan perusahaan.
Oleh karena itu, Ferdy menilai, ketika kondisi perekonomian semakin membaik seperti saat ini, Pertamina sudah waktunya menyesuaikan harga BBM non subsidi jenis Pertamax tersebut.
“Saat ini ekonomi sudah membaik, harga Pertamax juga harus disesuaikan. Ini memberi ruang bagi Pertamina untuk ‘bernafas’,” ujarnya.
Di sisi lain, Ferdy mengatakan, kebijakan menyesuaikan harga Pertamax akan membuat persaingan antara Pertamina dan perusahaan swasta penyedia BBM juga akan menjadi lebih sehat. Sebab sejak 1 Agustus 2024 lalu, seluruh SPBU swasta telah menaikkan harga BBM RON 92 atau sejenis Pertamax.
Dengan kenaikan harga di SPBU swasta tersebut, Pertamax yang dijual Pertamina seharga Rp12.950/liter jauh lebih rendah dibandingkan BBM sejenis dari SPBU swasta. Misalnya saja Revvo 92 dari Vivo yang dijual Rp14.320/liter dan Super dari Shell dibanderol Rp14.520/liter.
”Dengan menyesuaikan harga Pertamax, maka persaingan dengan Vivo, Shell dan BP AKR menjadi lebih sehat,” kata Ferdy.
Selain itu, Ferdy mengungkapkan, sebagai sebuah perusahaan, Pertamina pasti juga dituntut harus mampu mencetak laba atau keuntungan. ”Jika tidak, DPR akan mempertanyakannya,” ungkapnya.
Namun Ferdy berharap, Pertamina menggunakan parameter yang tepat dalam penyesuaian harga Pertamax tersebut, agar keuangan Pertamina tetap aman tapi juga tidak memberatkan masyarakat.“Yang penting harga kompetitif. Apalagi dari sisi kualitas, BBM Pertamina kan lebih bagus karena kilangnya sudah lebih baik,” ujarnya.
Menurutnyakonsumen Pertamax rata-rata berasal dari kalangan ekonomi yang mampu. Sehingga, menurut Ferdy, seharusnya tidak menjadi soal jika harga Pertamax disesuaikan berkala sesuai regulasi yang ada.
Lihat Juga: Anggota DPR Usulkan Harga BBM Non Subsidi Layak Naik Agar Tidak Semakin Bebani APBN
(akr)
Komentar
Posting Komentar