Ribuan Anak Pacitan Tidak Sekolah, Jadi Biang Kerok Kemiskinan dan Banyak Masalah Lain - Radar Madiun
PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun - Ribuan anak di Pacitan diketahui putus sekolah.
Pusat Data dan Teknologi (Pusdatin) Kemendikbud mencatat 5.285 anak tidak sekolah (ATS) usia 8-18 di kabupaten ini.
Kondisi ini linier dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pacitan yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 dalam kategori sedang, yakni 70,94 persen.
Begitu juga dengan masalah sosial ekonomi lainnya.
Mulai kemiskinan, pengangguran, stunting, hingga AKI/AKB.
Kondisi ini menjadi sorotan DPRD setempat.
Baca Juga: Bonie Ajak Pendukungnya Hadapi Black Campaign di Pilkada Kota Madiun
Fakta ini dianggap kontradiktif.
Di tengah menjamurnya lembaga pendidikan, masih banyak anak yang tak dapat mengakses layanan pendidikan secara optimal.
‘’Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah,’’ kata Ketua Komisi II DPRD Pacitan Rudi Handoko dalam Rapat Paripurna pembahasan KUAPPAS APBD 2025.
Legislatif mendorong pemerintah daerah segera melaksanakan validasi dan sinkronisasi data.
Selain itu berupaya agar anak-anak tersebut dapat kembali menjadi peserta didik melalui program pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
ILUSTRASI: Para pelajar di Pacitan mengikuti lomba baris-berbaris. Masih ada ribuan anak tidak sekolah di kabupaten ini. (NUR CAHYONO/RADAR PACITAN)
Atau melalui pendidikan kesetaraan melalui lembaga nonformal.
‘’Kami prihatin,’’ sambungnya.
Dia menyebut ada beberapa faktor yang menjadi alasan banyak anak yang putus sekolah.
Di antaranya lebih ingin bekerja daripada sekolah, motivasi belajar kurang, serta lingkungan keluarga kurang mendukung. (hyo/sat)
Advertisements
indonesian_health[webstory]-20240818-08:30
Sumber: Radar Madiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar