Timteng Memanas! 11 Tanda Baru Iran VS Israel, AS-China-Rusia-Saudi - CNBC Indonesia

 

Timteng Memanas! 11 Tanda Baru Iran VS Israel, AS-China-Rusia-Saudi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi di Timur Tengah masih memanas. Ancaman perang di jazirah Arab melebar masih terlihat.

Dalam sejumlah update, Selasa (13/8/2024) pagi, sejumlah negara mendesak Iran agar menghindari perang. Iran sendiri sebelumnya marah besar ke Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di wilayahnya, Teheran, dan berjanji membalas dendam.

Berikut 11 fakta terbaru yang dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (13/8/2024)

1.Negara-Negara Desak Iran Menghindari Perang

Negara-negara Eropa menekan Iran untuk menghindari perang yang lebih besar di Timur Tengah. Salah satunya dikatakan Jerman.

"Kanselir Jerman Olaf Scholz telah memberi tahu Presiden Iran Masoud Pezeshkian melalui panggilan telepon bahwa lingkaran kekerasan di Timur Tengah harus diputus sekarang", kata juru bicara pemerintah dimuat Al-Jazeera.

"Langkah lain apa pun akan menimbulkan bahaya yang tak terhitung bagi negara-negara dan masyarakat di kawasan tersebut," tambah Scholz.

Sebelumnya Prancis, Jerman, dan Inggris juga telah meminta Iran dan sekutunya untuk menahan diri. Terbaru, Vatikan juga meminta yang sama usai Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin menelepon Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

2.AS Bela Mati-matian Israel

Di sisi lain, AS kembali mengatakan langkahnya untuk membela mati-matian sekutunya Israel. Ini dikatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam panggilan telepon dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, Senin.

Ia mencatat bahwa AS telah melakukan penguatan postur dan kemampuan kekuatan militer AS di seluruh Timur Tengah. Hal ini ditegaskannya di tengah pemberitaan Penatgon bahwa AS mengirim kapal induk perang, USS Abraham Lincoln, ke Arab.

"Kami juga membahas operasi Israel di Gaza dan pentingnya mengurangi kerugian warga sipil, kemajuan menuju pengamanan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza," katanya dikutip Al-Jazeera.

"Upaya kami untuk mencegah agresi oleh Iran, Hizbullah Lebanon (Hizbullah), dan kelompok-kelompok lain yang berpihak pada Iran di seluruh wilayah," kata Austin.

Selain kapal induk, AS juga telah memerintahkan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah. Akhir pekan lalu, AS tengah bersiap untuk memberikan dana 3,5 miliar AS dolar (sekitar Rp55,8 triliun) kepada Israel guna membeli persenjataan.

3.Iran Segera Serang Israel Minggu Ini

Sementara itu, dalam pernyataan terbaru, Gedung Putih AS kembali menyebut kapan Iran akan menyerang Israel. Iran, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan, akan melakukan serangan "signifikan" terhadap Israel secepatnya pada minggu ini.

"Kita harus bersiap menghadapi serangkaian serangan besar," katanya dikutip AFP.

"Kami memiliki kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan kami di Israel sehubungan dengan kemungkinan waktunya di sini. Bisa jadi pada minggu ini," ujarnya lagi.

4.Presiden Rusia Putin Bertemu Abbas

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, hari Selasa ini. Abbas dilaporkan akan mengunjungi Moskow.

"Abbas berada di Rusia dalam rangka kunjungan resmi atas undangan Putin," muat kantor berita Palestina Wafa.

Hal ini juga dibenarkan Duta Besar Palestina untuk Rusia, Abdel Hafiz Nofal. Ia mengatakan kepada Wafa bahwa Abbas akan membahas dengan pemimpin Rusia tersebut upaya untuk menghentikan perang di Gaza dan cara untuk mengangkut bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut.

Perlu diketahui perang di Gaza menjadi akar permasalahan di Arab. Karena perang yang terjadi sejak Oktober, yang sudah memakan korban jiwa hampir 40.000 orang, sejumlah proksi-proksi Iran memprotes dengan cara menyerang Israel dan kepentingannya termask Barat.

Hizbullah, proksi Iran di Lebanon, sudah sejak September melakukan serangan lintas batas ke Israel Utara. Sementara Houthi, kelompok bersenjata Yama, menyerang kapal-kapal asing yang melintas di Laut Merah.

5.Israel Ngamuk ke Uni Eropa

Israel mengamuk ke Uni Eropa (UE). Menteri keuangan Israel bahkan menuduh kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mendukung Hamas dan juga "poros kejahatan" Iran.

"Akan ada hari di mana Eropa akan malu dengan Borrell dan standar ganda yang telah diterapkannya dan banyak temannya terhadap Israel sambil berpihak pada teroris yang sebenarnya," tulis Bezalel Smotrich di X.

Hal ini terjadi pasca Borrell menyerukan sanksi lebih lanjut terhadap pejabat Israel setelah komentar baru-baru ini oleh menteri Israel sayap kanan yang menentang gencatan senjata Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut. Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir telah menyerukan penghentian semua bahan bakar dan bantuan ke Gaza, dan Smotrich mengatakan bahwa membiarkan anak-anak kelaparan di Gaza akan "dibenarkan dan bermoral".

6.Pemimpin Israel "Pecah"

Para pemimpin Israel kini tak satu suara. Perpecahan terlihat mencolok antara PM Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Mereka saling kritik satu sama lain Senin. Ini atas terhentinya kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan sandera yang ditawan di Gaza.

"Alasan terhentinya kesepakatan penyanderaan sebagian karena Israel", tulis media Israel, termasuk saluran televisi Kan, melaporkan pernyataan Gallant dalam pengarahan pribadi untuk komite parlemen.

"Gallant membahas pilihan yang dihadapi Israel antara kesepakatan gencatan senjata yang dapat mengakhiri konflik di utara dengan Hizbullah Lebanon dan di Gaza, dan meningkatkan perang," tambah Kan melaporkan pernyataan Gallant lagi.

"Saya dan lembaga pertahanan mendukung opsi pertama," katanya lagi seraya berujar daripada berbicara tentang "'kemenangan total dan semua omong kosong itu", frasa yang sering digunakan Netanyahu dalam komunikasi soal perangnya ke publik.

Sementara itu, Netanyahu membalas dengan sebuah pernyataan yang dikeluarkan resmi kantornya. Ia menuduh Gallant membahayakan kesepakatan untuk mengamankan pembebasan sandera.

"Ketika Gallant mengadopsi narasi anti-Israel, ia merusak peluang mencapai kesepakatan pembebasan sandera," kata Netanyahu, menambahkan bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar adalah orang yang telah dan tetap menjadi satu-satunya hambatan bagi kesepakatan sandera.

Ia menyimpulkan dengan mengatakan bahwa satu-satunya pilihan Israel adalah untuk mencapai kemenangan total. Ini, tambahnya, adalah hal wajib bagi orang-orang Israel, termasuk Gallant.

7.Pernyataan Terbaru Presiden Iran soal Perang

Presiden Iran Masoud Pezeshkian memberi pernyataan terbaru soal perang. Ia mengatakan negaranya memiliki "hak untuk menanggapi" setiap agresi.

Pernyataan ini diberikan Senin malam, setelah panggilan telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Di mana Jerman mendesak de-eskalasi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel.

"Sementara menekankan solusi diplomatik untuk berbagai masalah, Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan, sanksi, dan intimidasi dan menganggapnya memiliki hak untuk menanggapi para agresor sesuai dengan norma-norma internasional," kata Pezeshkian sebagaimana dimuat IRNA.

8.China ke Iran

Pernyataan dukungan ke Iran muncul dari China. negeri Xi Jinping mendukung Iran dalam mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan martabat nasionalnya.

Hal ini dikatakan Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat berbicara dengan Menlu Iran Ali Bagheri Kani, melalui telepon. Pembunuhan Haniyeh disebut tak bisa dibenarkan.

"Pembunuhan Haniyeh telah secara langsung merusak proses negosiasi gencatan senjata Gaza dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," kata kementerian luar negeri China dimuat Reuters.

"China mendukung Iran dalam mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan martabat nasionalnya sesuai dengan hukum, dan dalam upayanya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional, dan siap untuk menjaga komunikasi yang erat dengan Iran," kata Wang.

"Menteri luar negeri Tiongkok mendukung upaya hukum Iran untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan kehormatan nasionalnya serta menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan dekat dengan Iran guna menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," tambah China dalam sebuah pernyataan kementerian.

9.PBB Teriak ke Hamas dan Israel

Kepala PBB Antonio Guterres telah meminta pihak-pihak terkait untuk kembali berunding dan menyelesaikan kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza serta pembebasan tawanan dan tahanan. Guterres, kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq, juga mengutuk hilangnya nyawa yang terus terjadi di Gaza, termasuk yang terbaru tewasnya sekitar 100 orang dalam serangan Israel di Sekolah al-Tabin.

Kepala PBB juga menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata segera di daerah kantong pantai yang terkepung itu. Haq menegaskan Guterres juga kembali menggarisbawahi perlunya memastikan perlindungan warga sipil dan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan ke dan melintasi Gaza.

10.AS Bujuk Arab Saudi

Sementara itu, AS mencabut pembatasan penjualan senjata ke Arab Saudi. Ini menjadi "bujukan terbaru" negara itu dengan tujuan menyelesaikan masalah Gaza.

"AS mengonfirmasi akan melanjutkan penjualan senjata ofensif ke Arab Saudi, karena Washington berharap negara itu dapat berperan dalam menyelesaikan perang di Gaza," lapor Al-Jazeera.

"Lebih dari tiga tahun setelah memberlakukan pembatasan penjualan senjata ke Arab Saudi atas dasar hak asasi manusia, AS mengatakan akan melanjutkannya secara teratur, dengan pemberitahuan dan konsultasi kongres yang sesuai," tambahnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berulang kali melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk membahas paket insentif AS jika kerajaan itu mengakui Israel. Arab Saudi dilaporkan telah meminta jaminan keamanan AS, aliran senjata yang berkelanjutan, dan kemungkinan kemampuan nuklir sipil sebagai imbalan atas pengakuan tersebut.

Arab Saudi sendiri bekerja sama dengan AS, bersama dengan Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA), dalam menangkis serangan rudal dan pesawat nirawak Iran terhadap Israel pada bulan April. Iran kala itu menyerang sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Suriah.

11.Militer Israel Latihan Tempur

Israel dalam pernyataan terbaru mengatakan siap perang di semua lini. Militer Israel telah melakukan latihan di wilayah utara Israel, salah satu latihan terbesar yang telah mereka lakukan sejak perang Gaza dimulai.

Kesiapan ini khususnya dilakukan untuk mensimulasikan perang habis-habisan dengan Lebanon. Hizbullah kerap menggempur wilayah utara Israel dengan roket dan menyebabkan banyak warga dievakuasi.

"Israel siap untuk segera beralih dari defensif ke ofensif," kata Menhan Gallant.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AS & Rusia Sepakati Pertukaran Tahanan Bersejarah

Next Article Perang Baru Arab Tinggal Sejengkal, Negara-Negara Saling Ancam 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya