AS dan 10 Negara Desak Israel-Hizbullah Gencatan Senjata 21 Hari
Kamis, 26 Sep 2024 15:25 WIB
AS dan 10 negara lain menyerukan Israel dan milisi Hizbullah menerapkan gencatan senjata selama 21 hari di perbatasan menyusul peperangan yang makin sengit. (Foto: REUTERS/Mike Segar)
--
Amerika Serikat dan 10 negara lain menyerukan Israel dan milisi Hizbullah untuk menerapkan gencatan senjata selama 21 hari di perbatasan menyusul peperangan keduanya yang makin sengit sejak awal pekan ini.
Seruan itu tertuang dalam pernyataan bersama usai 11 negara tersebut menggelar rapat selama 48 jam terakhir di sela-sela rangkaian Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS.
Desakan gencatan ini muncul di tengah pertempuran mematikan antara Israel dan Hizbullah yang dikhawatirkan banyak pihak bisa meluas dan menjadikan Lebanon seperti Jalur Gaza, Palestina, kedua.
Selain AS, 10 negara yang ikut menyetujui dokumen ini antara lain terdiri dari Australia, Kanada, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Selama 48 jam terakhir, para diplomat 11 negara tersebut berkumpul dan berupaya menyusun solusi menghentikan pertempuran sementara antara Israel vs Hizbullah ini demi membuka ruang dialog serta diplomasi.
Dikutip CNN, Israel dan Hizbullah belum mencapai kesepakatan gencatan senjata. Namun, para pejabat AS mengatakan kedua pihak "sudah memahami" garis besar usulan tersebut dan menyatakan optimisme bahwa momen ini tepat untuk diumumkan secara terbuka.
"Situasi antara Lebanon dan Israel sejak 8 Oktober 2023 tidak bisa ditoleransi dan menimbulkan risiko eskalasi regional yang lebih luas, yang tidak menguntungkan siapapun, baik rakyat Israel maupun rakyat Lebanon," demikian pernyataan bersama dari 11 negara tersebut yang dirilis Rabu (25/9) malam waktu AS.
Presiden Joe Biden menyambut baik dukungan negara-negara terkait proposal gencatan senjata ini. Menurutnya, proposal ini menjadi salah satu terobosan penting saat ini demi mencegah perang tidak meluas.
"Kami berhasil mendapatkan dukungan signifikan dari Eropa, serta negara-negara Arab. Penting agar perang ini tidak meluas," kata Biden kepada wartawan pada Rabu malam.
Tujuan langsung dari kesepakatan ini adalah demi meredakan ketegangan dan memungkinkan penduduk di sepanjang perbatasan kembali ke rumah mereka di Israel dan Lebanon.
Eskalasi perang Israel vs Hizbullah makin mengkhawatirkan terutama setelah Tel Aviv tengah mempertimbangkan mempersiapkan rencana menginvasi Lebanon.
Sejak awal pekan ini, Israel dan Hizbullah tak segan saling meluncurkan serangan udara besar-besaran. Serangan udara Israel juga tak lagi hanya menyasar daerah kekuasaan Hizbullah di Lebanon selatan, tapi juga ke daerah lainnya di negara tersebut.
Sejauh ini, sebanyak lebih dari 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka imbas gempuran Israel ke Lebanon. Sementara itu, Hizbullah juga tidak tinggal diam dengan turut melancarkan rentetan serangan udara ke Israel.
Militer Israel bahkan mengakui bahwa untuk pertama kalinya rudal balistik Hizbullah mampu menerobos masuk ke ibu kota Tel Aviv, meski berhasil dicegat.
Banyak pihak cemas perang Israel vs Hizbullah ini akan menjadikan Lebanon bak Jalur Gaza Palestina kedua yang sejak Oktober 2023 hingga hari ini masih digempur Tel Aviv.
(rds)
Komentar
Posting Komentar