Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Buka Suara Usai Serangan Ledakan Pager dan Walkie Talkie di Lebanon - Dunia Tempo
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Buka Suara Usai Serangan Ledakan Pager dan Walkie Talkie di Lebanon - Dunia Tempo
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi di perangkat pager dan walkie talkie milik Hizbullah pada Selasa dan Rabu, 17 dan 18 September 2024 di Lebanon.
Insiden tersebut menyebabkan korban jiwa, termasuk warga sipil. Nasrallah menyatakan bahwa para pemimpin senior Hizbullah tidak menggunakan model pager yang terkena ledakan. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan militer Hizbullah di Lebanon selatan akan terus berlanjut hingga perang di Gaza berakhir. Serangan itu, katanya, tidak mempengaruhi keyakinan atau kesiapan Hizbullah, melainkan memperkuat tekad mereka.
Pada saat Hassan Nasrallah berpidato, situasi di pusat Beirut menjadi tegang dengan munculnya dua pesawat tempur yang terbang rendah dan memecahkan penghalang suara, menciptakan suara gemuruh yang mengejutkan warga di sekitar.
Bunyi ledakan sonik yang terjadi begitu keras sehingga memaksa orang-orang di jalan untuk menunduk, menunjukkan betapa mencekam suasana saat itu. Tindakan ini tampaknya bukan sekadar latihan militer, melainkan bagian dari strategi psikologis untuk menekan warga Lebanon. Dengan mengeluarkan suara-suara yang memekakkan telinga dan memicu ketakutan, Israel tampaknya mencoba untuk mengirim pesan peringatan dan menciptakan rasa tidak aman di kalangan warga sipil.
Lebih jauh, aksi peluncuran suar dari pesawat-pesawat tempur saat mereka meninggalkan wilayah Beirut memperkuat dugaan bahwa tujuan mereka adalah untuk menakut-nakuti penduduk lokal. Banyak laporan yang menyebutkan bahwa ledakan sonik serupa juga terjadi di luar Beirut, menunjukkan skala dari operasi militer ini yang meluas ke wilayah lain.
Di pihak Israel, laporan militer menyebutkan bahwa dua tentara Israel tewas di dekat perbatasan Lebanon. Sementara itu, media Iran melaporkan bahwa Hossein Salami, komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Iran, memberi tahu Nasrallah bahwa Israel akan menghadapi respons keras dari kelompok-kelompok perlawanan.
Dilansir dari aljazeera, pidato Hassan Nasrallah mendapat reaksi beragam di Beirut. Beberapa orang, seperti seorang pria di Sassine Square, menyalahkan Nasrallah atas kekerasan yang terjadi di Lebanon. Meskipun ia tidak merasa takut akan serangan lebih lanjut, ia justru mengkhawatirkan peran Nasrallah dalam membawa konflik ke masyarakat Lebanon.
Di sisi lain, ada pula yang mendukung Nasrallah, seperti seorang pemuda yang bekerja di restoran yang menyatakan keyakinannya pada kepemimpinan Nasrallah dan mendukung keputusan untuk terus mempertahankan perlawanan di selatan.
Dari kancah internasional, Amerika Serikat dan Prancis menunjukkan keprihatinan mereka terhadap situasi di Lebanon dan Timur Tengah. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam pertemuannya dengan mitra Prancisnya di Paris, menyampaikan pentingnya menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk ketegangan.
Komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas regional sangatlah penting, mengingat potensi meluasnya konflik dari Gaza ke negara-negara tetangga. Upaya diplomatik ini diharapkan dapat mencegah peningkatan kekerasan dan memungkinkan terciptanya gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Selain itu, media Iran melaporkan kunjungan Hossein Salami ke rumah sakit di Teheran yang merawat para korban dari Lebanon, termasuk beberapa anak-anak yang terluka. Salami juga mengecam Israel sebagai rezim yang penuh keputusasaan dan kegagalan, serta memprediksi kehancuran mereka dalam waktu dekat. Kunjungan tersebut, selain menunjukkan komitmen Iran untuk mendukung Hizbullah, juga menyoroti krisis kemanusiaan yang dialami warga sipil akibat konflik yang berkepanjangan.
MICHELLE GABRIELA I ALJAZEERA
Pilihan Editor: Ledakan Pager dan Walkie Talkie Beruntun Mengguncang Lebanon
Komentar
Posting Komentar