Putin Perintahkan Ubah Doktrin Nuklir Rusia, Uni Eropa Bereaksi Keras - Bagian All
BRUSSELS, iNews.id – Uni Eropa menentang keras rencana perubahan doktrin nuklir Rusia. Blok supranasional itu pun berjanji bakal mempertahankan posisinya saat ini dalam merespons isu tersebut.
“Kami dengan tegas menolak ancaman-ancaman (oleh Rusia) ini dan posisi Uni Eropa tetap tidak berubah dan kami berusaha menyampaikan posisi ini juga kepada mitra-mitra lain di komunitas internasional,” kata Juru Bicara Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Peter Stano, dalam jumpa pers pada Kamis (26/9/2024).
Dalam rapat Dewan Keamanan Rusia pada Rabu (25/9/2024) kemarin, Presiden Vladimir Putin mengumumkan rencana untuk melonggarkan aturan terkait dengan penggunaan persenjataan nuklir negara itu. Salah satunya adalah, Moskow dapat melancarkan respons nuklir jika terjadi serangan besar-besaran terhadap wilayah Rusia.
Putin mengatakan, negaranya berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi, termasuk jika musuh menimbulkan ancaman kritis terhadap Rusia dengan menggunakan senjata konvensional.
Doktrin terbaru itu juga akan memungkinkan Moskow menggunakan senjata nuklirnya terhadap negara-negara non-nuklir jika mereka didukung oleh kekuatan nuklir. Prinsip yang kedua ini jelas-jelas merujuk kepada Ukraina dan para pendukung Baratnya yang memiliki kekuatan nuklir seperti AS, Inggris, dan Prancis.
Awal bulan ini, Putin mengatakan, negara-negara NATO saat ini tidak lagi sekadar membahas kemungkinan penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh Ukraina, tetapi juga memutuskan apakah mereka akan terlibat langsung dalam konflik Rusia-Ukraina.
Menurut bos Kremlin itu, keterlibatan langsung negara-negara Barat dalam konflik Ukraina akan mengubah esensi konflik itu sendiri. Hal tersebut pada gilirannya memaksa Rusia untuk membuat keputusan berdasarkan ancaman yang ditimbulkan oleh situasi semacam itu.
Komentar
Posting Komentar