Sekutu Israel Pecah? Prancis Tiba-Tiba Warning Pemerintah Netanyahu - CNBC Indonesia

 

Sekutu Israel Pecah? Prancis Tiba-Tiba Warning Pemerintah Netanyahu

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi peringatan ke Israel. Ia menyerukan ke pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri "eskalasi" di Lebanon beserta kampanye militer Israel yang berkepanjangan di Gaza, Palestina.

Ia menekankan pentingnya diplomasi untuk melindungi warga sipil dan mencegah eskalasi regional. Dirinya pun menyerukan pembentukan negara Palestina.

"Kami mendesak Israel untuk menghentikan eskalasi ini di Lebanon, dan kepada Hizbullah untuk menghentikan peluncuran rudal ini ke Israel," tegasnya dalam sidang PBB, yang digelar Rabu waktu AS, dikutip Kamis (26/9/2024).

"Kami mendesak semua pihak yang menyediakan (Hizbullah) sarana untuk melakukannya agar berhenti melakukannya," tambahnya.

"Perang Gaza berlangsung terlalu lama ... Tak ada satu pun penjelasan yang masuk akal.. untuk kematian warga sipil," ujarnya lagi.

Di kesempatan yang sama Prancis juga menyerukan agar diadakannya gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon. Pernyataan bersama dibuat Macron bersama Amerika Serikat (AS), Jepang, dan kekuatan utama Teluk Arab, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dikatakannya bahwa peperangan yang terjadi ini tidak dapat ditoleransi dan tidak menguntungkan siapapun. Digarisbawahi bahwa peperangan yang melibatkan Israel dan Lebanon dapat meningkat menjadi perang regional besar-besaran.

"Kami menyerukan gencatan senjata selama 21 hari segera di perbatasan Lebanon-Israel untuk memberi ruang bagi diplomasi menuju penyelesaian diplomatik," tulis pernyataan bersama yang juga dirilis Gedung Putih.

Sebelumnya, pada Senin, Israel melancarkan serangan udara di perbatasan Lebanon, menewaskan 558 orang. Hal ini menyusul insiden di mana pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh Hizbullah meledak, menewaskan 39 orang dan melukai ribuan orang, serta serangan roket selama berbulan-bulan oleh kelompok milisi Lebanon itu terhadap permukiman Israel.

Di sisi lain, Israel mengatakan bahwa mereka menyambut baik diplomasi di Lebanon. Namun Tel Aviv tidak berkomitmen untuk gencatan senjata dan terus bersumpah untuk mengejar tujuannya demi merendahkan Hizbullah.

"Kami berterima kasih kepada semua orang yang melakukan upaya tulus dengan diplomasi untuk menghindari eskalasi, untuk menghindari perang penuh," utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan kepada wartawan sebelum memasuki sesi tersebut.

"Kami akan menggunakan semua cara yang kami miliki, sesuai dengan hukum internasional, untuk mencapai tujuan kami," ujarnya.

Kekerasan itu terjadi setelah kegagalan mencapai gencatan senjata di Gaza, tempat Israel selama hampir setahun berusaha untuk menyingkirkan milisi sekutu Iran lainnya, Hamas. Hizbullah sendiri telah melancarkan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi tersebut.


Bencana Skala Penuh

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan bahwa kekhawatiran Teheran mungkin tidak akan bisa ditahan lagi. Ia bahkan menyebut adanya konsekuensi perang besar yang melibatkan negara-negara di Timur Tengah.

"Kawasan ini berada di ambang bencana skala penuh. Jika tidak dicegah, dunia akan menghadapi konsekuensi bencana," katanya kepada wartawan.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prancis Minta DK PBB Bahas Serangan Israel di Lebanon

Next Article Pertemuan Langsung Xi Jinping & Macron Terjadi, Ada Apa China-Prancis? 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya