Enam Calon Pemimpin Hamas Pengganti Yahya Sinwar, Siapa Saja? - Dunia Tempo
TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengumumkan telah membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dalam serangan di Gaza Selatan pada Rabu, 16 Oktober 2024. Sinwar sudah diburu oleh Israel selama lebih dari setahun terakhir.
Sinwar, 61 tahun, telah menghabiskan dua dekade di penjara Israel sebelum kembali ke Gaza. Ia muncul sebagai pemimpin tertinggi Hamas.
Ia dituding sebagai arsitek utama serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Israel telah memberikan hadiah sebesar US$ 400.000 untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau kematiannya. Meskipun Israel telah melakukan banyak serangan udara yang menargetkan Yahya Sinwar, ia berhasil bertahan hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan dalam labirin terowongan di bawah Gaza.
Usai meninggalnya Yahya Sinwar, pucuk pimpinan Hamas kosong. Meski belum dikonfirmasi, media Lebanon menyebut bahwa Khaled Mashal adalah pengganti Yahya Sinwar untuk sementara. Berikut adalah beberapa tokoh Hamas tingkat tinggi yang disebut berpotensi menjadi pengganti Yahya Sinwar.
1. Mahmud Al-Zahar
Mahmoud al-Zahar, salah satu anggota pendiri Hamas, merupakan kandidat terdepan untuk menggantikan Sinwar. Dikenal karena sikap garis kerasnya. Al-Zahar berperan penting dalam membentuk kerangka ideologis kelompok tersebut, yang berfokus pada perlawanan militan terhadap Israel dan pemerintahan Islamis di Gaza. Al-Zahar juga memainkan peran penting dalam kebangkitan kelompok tersebut ke tampuk kekuasaan setelah pemilihan legislatif Palestina tahun 2006 dan menjabat sebagai menteri luar negeri pertamanya.
Meskipun selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel sebanyak dua kali yaitu pada 1992 dan 2003, al-Zahar tetap menjadi tokoh kunci dalam struktur politik Hamas.
2. Muhammad Sinwar
Calon penerus lainnya adalah saudara Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar. Seperti saudaranya, Mohammed telah lama menjadi pemimpin dalam sayap militer Hamas. Menurut laporan, Mohammed memiliki pendekatan garis keras yang sama dengan Yahya. Pejabat AS telah menyatakan kekhawatiran bahwa kepemimpinannya akan membuat negosiasi perdamaian menjadi lebih menantang.
Komentar
Posting Komentar