Fokus Wujudkan Swasembada Energi, Pemerintah Dinilai Bisa Andalkan Pertamina
Pertamina telah menjalankan tata kelola bisnis dengan baik, termasuk mempraktikkan dan meningkatkan penerapan prinsip Environmental, Social,and Governance (ESG)
Fokus Wujudkan Swasembada Energi, Pemerintah Dinilai Bisa Andalkan Pertamina (foto: MNC media)
IDXChannel - Pemerintah dinilai bisa mengandalkan PT Pertamina (Persero) untuk mendukung upaya mewujudkan target swasembada energi.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno, berdasarkan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang migas itu yang diklaim sangat menggembirakan.
Salah satu tolok ukur penilaian Eddy, yaitu komitmen Pertamina sejauh ini dalam bertransformasi menjadi perusahaan migas kelas dunia.
"Soal swasembada energi, Saya punya optimisme terhadap Pertamina, karena sekarang telah bertransformasi menjadi perusahaan kelas dunia atau world class company," ujar Eddy, dalam keterangan resminya, Minggu (27/10/2024).
Sebagai tulang punggung dalam upaya mencapai target swasembada energi, menurut Eddy, kinerja Pertamina secara obyektif dinilai cukup menggembirakan.
Hal tersebut lantaran sejauh ini, Eddy menilai Pertamina telah menjalankan tata kelola bisnis dengan baik, termasuk mempraktikkan dan meningkatkan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Berbagai kinerja Pertamina terbuka telah sangat mendukung program Pemerintah di bidang energi. Bahkan saat ini, 62 persen produksi migas merupakan produksi Pertamina," ujar Eddy.
Eddy menjelaskan, dibutuhkan proses yang cukup panjang dan kompleks dalam mewujudkan target swasembada energi sesuai harapan. Yang pertama harus dicapai adalah ketahanan energi.
Eddy menyebut ketahanan energi merupakan kondisi terjaminnya pasokan energi untuk kebutuhan nasional. Pada tahapan ini, jelas Eddy, tidak mutlak bersumber dari dalam negeri, tetapi juga bisa dari sumber luar negeri.
"Misal, selama ini pasokan Elpiji dalam negeri terjamin, karena Pertamina sudah mengikat kontrak dengan pemasoknya. Begitu juga lifting minyak bumi sekitar 600 ribu barel per hari, sisanya melalui pengikatan kontrak yang dilakukan Pertamina juga. Hal itu akan membuat jaminan energi di dalam negeri terpenuhi," ujar Eddy.
Setelah itu, barulah proses selanjutnya adalah menuju kemandirian energi. Kemandirian energi, dijelaskan Eddy, antara lain bisa dicapai melalui proses transisi energi.
"Proses dari energi fosil ke energi terbarukan. Energi terbarukan itu jika kita kelola dan kembangkan bisa mengganti energi fosil yang sebagian besar kita impor. Jadi sambil kita melakukan transisi energi kita wujudkan ketahanan dan kemandirian energi," ujar Eddy.
Dengan demikian, lanjut Eddy, berbagai upaya yang sudah dilakukan Pertamina pun, merupakan proses menuju kemandirian energi guna mewujudkan swasembada energi.
Termasuk di dalamnya, berbagai terobosan yang dilakukan Pertamina, seperti pengembangan biofuel, petrochemical, geothermal, dan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS).
"Itu semua masuk dalam upaya kemandirian energi dan menciptakan energi bersih," ujar Eddy.
Karenanya, Eddy mengingatkan, guna mewujudkan progam swasembada energi, Pemerintah tetap perlu memberikan dukungan kepada Pertamina yang notabene merupakan BUMN energi.
Misalnya saja melalui penguatan modal agar bisa melakukan ekspansi untuk mencari sumber-sumber migas di luar negeri.
Selain itu, juga insentif untuk melakukan berbagai kegiatan usaha dari berbagai lini bisnis. Dan, tidak hanya itu. Eddy menambahkan bahwa sebagai BUMN, Pertamina juga membutuhkan dukungan regulasi
"Regulasi juga harus diberikan, karena sebagai perusahaan bidang migas, Pertamina memang harus didahulukan. Misalnya, jika ada tender terhadap blok-blok migas yang ada, Pertamina harus mendapat preferensi untuk melihat mana blok migas yang layak dikembangkan lebih lanjut," ujar Eddy.
(taufan sukma)
Komentar
Posting Komentar