Rusia Geram NATO Latihan Senjata Nuklir Kerahkan 60 Pesawat Termasuk F-35
NATO menggelar latihan senjata nuklir yang melibatkan 2.000 tentara dan 60 pesawat termasuk F-35 dan B-52. Rusia geram, menyebut latihan tersebut memicu ketegangan. Foto/USAF
-
Rusiageram dengan langkah
NATOyang menggelar latihan
senjata nuklirdengan mengerahkan 2.000 tentara dan sekitar 60 pesawat termasuk F-35A dan B-52.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan latihan senjata nuklir Steadfast Noon yang dimulai Senin kemarin tidak tepat waktu dan memicu ketegangan mengingat "perang panas" yang terjadi di Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyebut manuver besar-besaran yang melibatkan 13 negara ini sebagai unjuk kemampuan pencegahan yang kuat dengan latar belakang retorika nuklir yang meningkat dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Latihan tempur Steadfast Noon diselenggarakan oleh Belgia dan Belanda.
"Dalam kondisi perang panas, yang sedang berlangsung dalam kerangka konflik Ukraina, latihan seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain eskalasi ketegangan lebih lanjut," kata Peskov, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/10/2024).
Peskov juga mengatakan tidak mungkin mengadakan perundingan senjata nuklir dengan Amerika Serikat (AS)—sesuatu yang telah diisyaratkan Washington bahwa mereka terbuka untuk itu—, karena negara-negara nuklir Barat terlibat dalam konflik melawan Rusia dan oleh karena itu perundingan keamanan apa pun harus memiliki cakupan yang jauh lebih luas.
Presiden AS Joe Biden mengatakan setelah pemberian Hadiah Nobel Perdamaian Jumat lalu kepada Nihon Hidankyo—sebuah gerakan warga Jepang yang selamat dari bom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II—bahwa AS siap untuk terlibat dalam perundingan dengan Rusia, China, dan Korea Utara tanpa prasyarat untuk mengurangi ancaman nuklir.
"Dalam konteks perang yang dilancarkan terhadap Rusia dengan keterlibatan tidak langsung dan bahkan langsung dari negara-negara nuklir seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Prancis, sama sekali tidak mungkin untuk membicarakan hal ini tanpa menghubungkan masalah tersebut dengan semua aspek keamanan lainnya," kata Peskov.
"Sebenarnya, presiden kami sudah berbicara tentang ini. Rusia menganggap kontak semacam itu perlu dan tidak dapat ditunda, tetapi kami harus mempertimbangkan semua masalah keamanan secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan keadaan terkini," imbuh Peskov.
Peskov menepis pernyataan dari Bruno Kahl, kepala dinas intelijen luar negeri Jerman, yang mengatakan pada hari Senin bahwa pasukan Rusia akan berada dalam posisi untuk menyerang wilayah NATO paling lambat pada akhir dekade ini.
"Rusia tidak pernah bergerak dengan infrastruktur militernya ke arah NATO, selalu sebaliknya," kata Peskov.
"Karena itu, mengatakan bahwa angkatan bersenjata Rusia-lah yang menimbulkan bahaya bagi siapa pun adalah sepenuhnya salah, tidak masuk akal, dan, yang terpenting, bertentangan dengan seluruh jalannya sejarah, yang telah menyebabkan konfrontasi yang sekarang kita semua alami bersama," paparnya.
Lihat Juga: Jenderal Polandia Ancam Mengebom Kota Lahir Vladimir Putin
(mas)
Komentar
Posting Komentar