Dukung Program Tiga Juta Rumah, Pengamat Properti: Jaga Suku Bunga Kredit dan Insentif
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan program 3 juta rumah Prabowo memerlukan dukungan dari kebijakan fiskal.
Dukung Program Tiga Juta Rumah, Pengamat Properti: Jaga Suku Bunga Kredit dan Insentif. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan program 3 juta rumah Prabowo memerlukan dukungan dari kebijakan fiskal. Terutama terkait tingkat suku bunga kredit hingga insentif.
Syariah menjelaskan program 3 juta rumah Prabowo itu tentunya akan menambah suply perumahan di Indonesia. Akan tetapi, pasokan yang lebih banyak itu akan sulit terserap jika tidak diimbangi dengan kemampuan atau daya beli masyarakat terhadap hunian.
Sehingga pemerintah baru perlu mempersiapkan instrumen pendanaan, termasuk menjaga suku bunga kredit, menjamin perbandingan loan-to-value, hingga memberikan insentif yang dapat menurunkan harga jual hunian.
"Dengan dukungan yang aktif terhadap sistem pembiayaan hunian, maka diharapkan permintaan hunian dapat lebih agresif di tengah daya beli masyarakat yang belum terlihat pulih dari masa pandemi," ujarnya kepada IDX Channel, Rabu (16/10/2024).
Lebih spesifik, Syariah menjelaskan daya beli masyarakat yang masih rendah di sektor hunian itu dapat digambarkan dari serapan program rumah subsidi pemerintah, yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada 2024.
"Sebagai gambaran, jika dikaitkan dengan rumah subsidi, per bulan Juni 2024 total realisasi FLPP mencapai 80.134 unit, sementara itu target per Agustus 2024 mencapai 200.000 unit rumah. Maka dapat diprediksi upaya pengadaan hunian dan serapan dalam jumlah 3 juta unit akan membutuhkan durasi berapa lama," tuturnya
Lebih lanjut, Syarifah menjelaskan, backlog merupakan kondisi yang menggambarkan permintaan jauh lebih tinggi dibandingkan pasokan. Sehingga diharapkan dengan program 3 juta rumah Prabowo bisa menjadi solusi backlog perumahan yang saat ini berada di angka 9,9 juta berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional).
"Program 3 juta rumah, seharusnya menjadi jawaban dalam mengatasi backlog secara bertahap," ujarnya.
(Febrina Ratna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar