Petugas Pilkada 2024 Dilaporkan Wafat, Kesetrum hingga Keguguran
--
Dua petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pilkada 2024 Kota Surabaya, mengalami luka serius akibat tersengat listrik dan terjatuh hingga tertimpa kayu saat hari pemungutan suara, Rabu (27/11).
"Ada dua orang KPPS yang terjatuh karena kesetrum saat mendirikan TPS, serta ada yang tertimpa kayu atap TPS yang ambruk dan menimpa kepala," kata Ketua KPU Surabaya, Soeprayitno atau Nano melalui keterangannya, Kamis (28/11).
Satu petugas TPS yang kesetrum ialah KPPS di wilayah Kecematan Genteng. Sedangkan satu petugas TPS yang tertimpa kayu berasal dari Kecamatan Gubeng. Keduanya sudah mendapatkan pertolongan dan penanganan rumah sakit.
"Yang kesetrum rawat inap, tadi pagi operasi bagian tangan," ucapnya.
Meski demikian, Nano bersyukur pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada Pilkada di Surabaya berjalan lancar. Meski sempat diwarnai turun hujan di beberapa kecamatan.
Petugas keguguran hingga meninggal dunia
Sementara itu, sejumlah petugas KPPS dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) juga dilaporkan mengalami kecelakaan, keguguran hingga meninggal dunia di TPS Pilkada Bali 2024.
Komisioner KPU Bali I Gede Jhon Darmawan mengatakan satu petugas ketertiban di TPS yang meninggal dunia, Kamis (28/11) pukul 08.25 WITA pagi.
Petugas ketertiban atau petugas Lingkungan Masyarakat (Linmas) yang meninggal dunia bernama Muhammad Arif (65). Warga Kampung Bugis, Kabupaten Buleleng itu meninggal dunia diduga karena kecapekan usai pencoblosan.
Selain itu, petugas KPPS bernama I Gede Agus Febrianayoga (34) yang berasal dari Desa Gobleg, Buleleng, mengalami luka berat patah bahu kecelakaan saat pembuatan TPS.
Kemudian, Komang Wana Sari (29) yang juga petugas KPPS di Desa Sumber Klampok, Buleleng, mengalami asam lambung dan pingsan dalam proses pungut hitung pada Rabu (27/11).
Ada juga laporan dua petugas KPPS di Kabupaten Buleleng dan Karangasem, Bali, mengalami kecelakaan saat bertugas distribusi formulir C pemberitahuan kepada pemilih.
Lebih lanjut, seorang petugas KPPS bernama Luh Merry Sudaryani (34) di Buleleng yang mengalami pendarahan atau keguguran di kehamilan 3 bulan saat bertugas. Kemudian, satu petugas PPK di Kecamatan Selemedeg Timur, Kabupaten Tabanan, juga mengalami keguguran.
"Untuk (petugas yang mengalami keguguran) ada dua. Satu petugas KPPS dan satu petugas PPK di Selemedeg Timur, tapi hamil muda kalau enggak salah (usia kehamilan) sekitar 8 minggu itu keguguran pada saat kami melaksanakan proses Bimtek PPK yang dilaksanakan di tanggal 24 kemarin," jelasnya.
Selain Bali, satu orang petugas KPPS di Penjaringan, Jakarta Utara, meninggal dunia saat penyelenggaraan Pilkada Jakarta 2024.
"Ada petugas kami yang meninggal dunia ya. Satu orang di daerah Penjaringan," kata Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata kepada wartawan.
Wahyu mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk menyerahkan santunan kepada keluarga petugas itu. Menurutnya, petugas itu awalnya sempat bertugas di hari pemungutan suara.
"Beliau sedang bertugas, sakit, terus sempat izin pulang ke rumah, sempat dibawa juga ke klinik, mungkin pasca itu almarhum meninggal dunia," katanya.
(frd/kdf/yoa/DAL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar