Wamenlu Anis Matta Berbahasa Arab di KTT OKI: Kami Semua Palestina
-
Wamenlu Anis Matta menghadiri pertemuan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab, Riyadh. Dalam forum itu, Anis Matta membeberkan lima langkah untuk kemerdekaan Palestina.
Anis Matta awalnya menyampaikan bahwa dunia telah menjadi saksi atas genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza. Menurutnya, KTT luar biasa ini bisa merespons tantangan dan berkoordinasi upaya kolektif untuk membebaskan Palestina dari segala kekuatan.
"Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu dengan para sekutu ekstremis sayap kanannya tidak memahami bahasa apa pun kecuali bahasa kekuatan penindasan dan kekejaman sehingga membuat keputusan keputusan PBB, Dewan Keamanan dan Mahkamah Internasional hanya sekadar tinta di atas kertas belaka yang mengandung semangat respons kolektif dalam menghadapi hukuman kolektif," kata Anis Matta, dalam pemaparannya berbahasa Arab, dilihat di YouTube KBRI Riyadh, Selasa (12/11/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas hal itu, Indonesia mengusulkan lima langkah untuk kemerdekaan Palestina. Pertama, meningkatkan upaya politik dan diplomatik untuk mengakhiri perang Gaza dan Lebanon guna mencegah eskalasi yang berpotensi menarik kawasan tersebut ke kawasan perang regional yang tak terkendali.
"Yang kedua, mengerahkan dukungan dari Arab dan muslim yang turut merasakan penderitaan saudara-saudara mereka yang tertindas agar berpartisipasi dalam mendukung perjuangan mereka meraih kemerdekaan, serta membuka segala saluran resmi dan cara yang tersedia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina," tuturnya.
Ketiga, Indonesia mengusulkan agar menggalang dukungan global untuk kemerdekaan Palestina dengan memperluas aliansi global mencakup negara-negara selatan global. Indonesia juga usul agar mendorong lembaga internasional mengisolasi Israel dan mencabut keanggotaannya dari PBB.
"Dan tidak membiarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina tanpa hukuman," kata Anis Matta.
Keempat yakni melanjutkan pemutusan hubungan ekonomi perdagangan dan investasi dengan Israel serta perusahaan yang terkait dengan zionis global. Termasuk menghentikan semua proyek-proyek Israel yang sedang berjalan di negara-negara anggota.
"Sebagai gantinya memperbesar volume pertukaran perdagangan antarnegara anggota kedua organisasi Arab dan Islam terutama dalam produk-produk yang diproduksi di negara-negara Arab dan Islam," kata Anis Matta.
Usulan kelima, yakni menolak upaya normalisasi hubungan dan meninjau ulang hubungan diplomatik dengan Israel. Hal itu, lanjut Anis Matta, sejalan dengan Arab Peace Initiative.
"Indonesia sebagai bangsa yang lahir dari penderitaan, yang merasakan pahitnya kolonialisme, penindasan, rasisme dan bahkan genosida, bukan hanya selama beberapa tahun atau dekade tapi selama berabad-abad, demikian juga dengan banyak negara negara Arab dan Islam," ucapnya.
"Selama penderitaan yang dialami rakyat Palestina, kami katakan: Kami Semua Palestina. Di hadapan keteguhan dan martabat rakyat Palestina kami menyatakan: Tidak ada makna bagi kemerdekaan dan kebebasan kami, jika Palestina tidak merdeka dan bebas. Bagi kami ini adalah amanat konstitusi serta kewajiban agama dan kemanusiaan. Semoga ibu kota Al-Quds Al-Syarif dan memberikan kita kesempatan untuk dapat beribadah di masjid Al-Aqsa dan janji tersebut datang di waktu dekat, insyaallah," tutupnya.
Simak juga Video 'Warga Palestina Ditembak Mati Tentara Israel di Tepi Barat':
Saksikan Live DetikSore:
Komentar
Posting Komentar