Barat Khawatir Pergolakan di Ukraina Timur Jadi Dalih Rusia Menyerang | tempo - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Barat Khawatir Pergolakan di Ukraina Timur Jadi Dalih Rusia Menyerang | tempo

Share This
Responsive Ads Here

 Rusia Ukraina, Internasional,

Barat Khawatir Pergolakan di Ukraina Timur Jadi Dalih Rusia Menyerang | tempo

TEMPO.COJakarta - Pemerintah di Kyiv dan Barat khawatir, pergolakan di wilayah Ukraina timur yang dikuasai pemberontak pro-Moskow akan dimanfaatkan Rusia sebagai dalih melakukan serangan ke negeri tetangganya itu.

Separatis pro-Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menemukan rencana Kyiv untuk merebut wilayah yang mereka kuasai di Ukraina timur dengan paksa, dan mengarak seorang pria yang mereka katakan adalah mata-mata Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pihak berwenang di ibukota Ukraina membantah tudingan itu dan mengabaikan tuduhan mata-mata di masa lalu, tetapi laporan semacam itu berkontribusi pada peningkatan ketegangan.

Kekhawatiran tumbuh di Kyiv dan Barat bahwa operasi bendera palsu - tindakan yang dilakukan dengan tujuan menyalahkan pihak lain - dapat dilakukan di Ukraina timur dan digunakan sebagai dalih bagi Rusia untuk menyerang.  

Rusia, yang telah mengumpulkan pasukan di dekat Ukraina, membantah rencana untuk menyerang dan menolak pembicaraan tentang operasi bendera palsu.

Tetapi mereka mengatakan khawatir dengan situasi di Ukraina timur, yang mulai melakukan evakuasi massal pada hari Jumat, dengan alasan kekhawatiran akan serangan Ukraina.

Pihak berwenang Ukraina menyangkal merencanakan segala jenis serangan. Kyiv mulai khawatir bahwa tindakan pemberontak itu untuk menciptakan dalih bagi invasi Rusia.

Pada hari Sabtu, separatis di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri mengatakan mereka telah mencium rencana "membersihkan" wilayah pro-Rusia dari penutur bahasa Rusia sebagai bagian dari operasi lima hari untuk merebut wilayah itu dengan paksa.

Dalam wawancara yang disiarkan di saluran televisi Channel One milik negara Rusia, seorang pria yang menurut kelompok separatis telah ditahan di kota Donetsk mengatakan dia telah membantu Ukraina meledakkan jip komandan separatis malam sebelumnya dan bahwa dia telah menyelundupkan senjata dan bahan peledak.

"Saya direkrut pada 2018," katanya.

Dia mengatakan, atasannya menyuruhnya menghindari blok apartemen tinggi di kota Donetsk karena akan menjadi sasaran artileri dan dia berisiko dibunuh.

Berikutnya: Ledakan dan isu di wilayah pemberontak

Pemberontak merebut sebagian Ukraina timur dan Rusia mencaplok Krimea pada 2014 setelah protes penggulingan pemimpin Ukraina pro-Rusia. Kyiv mengatakan lebih dari 14.000 orang tewas dalam konflik di timur.

Di wilayah Luhansk yang memisahkan diri, pihak berwenang setempat mengatakan pada hari Sabtu sebuah kendaraan yang diisi dengan bahan peledak telah ditemukan diparkir di jalan yang digunakan untuk mengevakuasi orang ke Rusia.

Pihak berwenang di wilayah tersebut juga mengatakan ledakan telah merobek pipa gas lokal dan sebuah pompa bensin pada malam sebelumnya dan menggambarkannya sebagai tindakan sabotase yang mereka duga didalangi Ukraina.

Dalam insiden lain pada hari Sabtu, dinas keamanan FSB Rusia mengatakan dua peluru mendarat di wilayah Rusia dekat perbatasan, kantor berita Rusia Tass melaporkan. Satu menghantam sebuah bangunan di wilayah Rostov tetapi tidak ada yang terluka, katanya.

Militer Ukraina menuduh Rusia memalsukan berita soal peluru untuk membuktikan adanya serangan Ukraina, dan mengatakan tentara bayaran telah tiba di Ukraina timur yang dikuasai separatis untuk melakukan provokasi bekerja sama dengan pasukan khusus Rusia.

Helga Schmid, sekretaris jenderal pengawas keamanan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), dan Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau menyatakan keprihatinan tentang retorika yang berkembang pada hari Jumat.

"Kami menyesalkan penyebaran disinformasi tentang aksi militer yang akan segera dilakukan oleh pasukan pemerintah Ukraina; ini secara kritis mempengaruhi penduduk sipil di zona konflik," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama.

"Retorika yang semakin bermusuhan dan menghasut yang kita dengar baru-baru ini merusak upaya untuk mendorong perdamaian, stabilitas dan keamanan dan meningkatkan risiko konfrontasi dan eskalasi lebih lanjut. Itu harus dihentikan."

Rusia menyatakan keterkejutannya atas pernyataan itu dan mempertanyakan ketidakberpihakan OSCE.

Reuters

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages