Insiden Pekan Raya Nigeria: Panitia Iming-imingi Uang dan Hadiah, Anak-anak Berdesakan, 35 Tewas - Halaman all - TribunNews

 Internasional, 

Insiden Pekan Raya Nigeria: Panitia Iming-imingi Uang dan Hadiah, Anak-anak Berdesakan, 35 Tewas - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 35 anak tewas dan enam lainnya terluka parah akibat berdesak-desakan di sebuah acara di kota IbadanNigeria.

Mengutip The Independent, polisi mengatakan mereka telah menangkap 8 orang, termasuk penyelenggara acara, Naomi Silekunola.

Insiden ini terjadi pada Rabu (18/12/2024) di sebuah festival atau pasar raya yang diadakan di Sekolah Menengah Atas Islam Bashorun, Ibadan, di mana lebih dari 5.000 anak berkumpul.

Panitia mengumumkan bahwa anak-anak berkesempatan memenangkan hadiah menarik seperti beasiswa dan berbagai hadiah lainnya.

Kerumunan mulai memadat ketika panitia utama tiba di lokasi acara.

Anak-anak langsung berebut masuk untuk mendapatkan hadiah uang tunai serta makanan.

Rekaman video dari tempat kejadian memperlihatkan kerumunan yang tak terkendali, dengan beberapa orang tua menggendong tubuh anak-anak mereka yang telah kehilangan nyawa dalam keributan tersebut.

Adewale Osifeso, juru bicara kepolisian negara bagian Oyo, mengatakan pihaknya telah menangkap kepala sekolah beserta penyelenggara acara, dan penyelidikan terkait tragedi ini sedang berlangsung.

"Keadilan akan ditegakkan sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya.

Polisi meningkatkan pengamanan di area tersebut untuk menjaga ketertiban, mengantisipasi kemungkinan terjadinya protes atau kerusuhan.

"Penduduk di sekitar area tersebut diminta untuk tidak panik karena akan ada patroli berskala besar," kata pihak kepolisian dalam pernyataannya.

Baca juga: Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tewaskan 147 Orang, Warga Terjebak saat Ambil Bahan Bakar

Presiden Nigeria, Bola Tinubu, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban dan berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh.

Gubernur negara bagian Oyo, Seyi Makinde, juga menyampaikan bahwa investigasi menyeluruh telah dimulai.

“Kami turut berduka cita kepada keluarga dan orang-orang terkasih yang terdampak tragedi ini. Semoga arwah para korban beristirahat dalam damai,” tulisnya.

“Kami juga bersimpati kepada para orang tua yang kegembiraannya mendadak berubah menjadi duka.”

Banyak anak dan orang tua mereka berkumpul dengan harapan mendapatkan masing-masing 5.000 naira (sekitar Rp50.000) serta makanan gratis.

Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan populasi 230 juta jiwa, saat ini menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi. Inflasi mencapai rekor tertinggi dalam tiga dekade terakhir, sementara harga pangan melonjak drastis.

Tragedi ini menggarisbawahi tingkat kemiskinan dan kelaparan yang menghantui rakyat Nigeria, menurut sejumlah analis dan politisi oposisi.

"Tingkat kesulitan dan kemiskinan di negeri ini sangat parah. Tampaknya penyelenggara acara meremehkan situasi ini," kata Adeyeye Olorunfemi, sekretaris publisitas nasional dari partai oposisi African Action Congress (AAC), kepada The Africa Report.

Upaya Pencegahan

Sebelum pukul 5 pagi, ribuan orang, termasuk anak-anak dan orang tua mereka, telah memadati lokasi acara, mengutip The Africa Report.

Kerumunan yang semakin padat memaksa Agidigbo FM, stasiun radio yang mempromosikan acara tersebut, untuk mengumumkan agar orang-orang berhenti datang ke tempat tersebut.

"Penyelenggara acara juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya tragedi ini, dengan menghadirkan aparat keamanan, petugas medis, dan lembaga terkait lainnya untuk membantu mereka yang terdampak," kata stasiun radio itu dalam pernyataannya.

Insiden Serupa

Insiden serupa pernah terjadi 10 tahun yang lalu ketika Dinas Imigrasi Nigeria menyelenggarakan tes rekrutmen bagi para lulusan baru. Kerusuhan terjadi setelah puluhan ribu pelamar menyerbu lokasi, yang mengakibatkan tewasnya tujuh orang.

Olorunfemi menambahkan bahwa masyarakat Nigeria belum banyak belajar dari insiden tragis yang terjadi sebelumnya.

“Kita harus bekerja lebih baik sebagai masyarakat, memperkuat lembaga-lembaga kita agar dapat benar-benar berfungsi untuk kepentingan kita,” ujarnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita