Internasional
Pelaku Tabrak Kerumunan di Pasar Natal Jerman Ngaku Keluar Islam
--
Taleb Al Abdulmohsen, imigran asal Arab Saudi sekaligus pelaku yang menabrakkan mobil ke kerumunan di pasar Natal, di Magdeburg, Jerman, pada Jumat (20/12) memiliki riwayat membuat pernyataan anti-Islam.
Dalam beberapa bulan terakhir, pernyataan Abdulmohsen di media sosial juga semakin gelap dan mengancam Jerman. Di akun X-nya yang memiliki 50 ribu pengikut, pria 50 tahun ini bahkan secara terbuka menyatakan telah meninggalkan agama Islam.
Ia juga kerap menyuarakan simpati terhadap partai sayap kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD) yang terkenal anti-Islam. Abdulmohsen bahkan menuduh pemerintahan Kanselir Jerman Olaf Scholz mempromosikan Islamisasi di negara tersebut.
Abdulmohsen sendiri langsung ditangkap di lokasi serangan mematikan yang menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya. Otoritas Jerman meyakini ia bertindak sendiri.
Dikutip CNN, Abdulmohsen merupakan seorang psikiater anti pemerintah Kerajaan Saudi yang pindah ke Jerman pada 2006. Setelah menetap di Jerman, ia mulai berbagi saran daring kepada orang-orang lain tentang cara melarikan diri dari rezim represif di Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya melalui platform wearesaudis.net yang ia dirikan.
Awalnya, Al Abdulmohsen menunjukkan apresiasi terhadap Jerman. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia tampak semakin kecewa terhadap negara tersebut dan kebijakan imigrasinya. Pada 2015, Jerman menerima lebih dari satu juta pengungsi dari Timur Tengah tetapi kemudian memperketat pengawasan perbatasan.
Awal tahun ini, ia mengeluarkan ancaman gelap terhadap Jerman dan rakyatnya secara daring. Pada Mei, di akun X-nya yang memiliki 50 ribu pengikut, ia menulis "Terorisme Jerman akan diadili. Sangat mungkin saya akan mati tahun ini demi keadilan."
Pernyataan serupa ia buat pada Agustus: "Saya pastikan, jika Jerman ingin perang, kami akan melawan. Jika Jerman ingin membunuh kami, kami akan membantai mereka, mati, atau masuk penjara dengan kebanggaan."
Al Abdulmohsen bekerja sebagai psikiater di Bernburg sejak Maret 2020, tetapi tidak masuk kerja sejak Oktober 2024 karena cuti dan sakit.
Ia juga terlihat berselisih dengan Atheist Refugee Relief, sebuah NGO Jerman yang mendukung perempuan pelarian Saudi sambil menunggu klaim suaka mereka diproses.
Sementara itu, Arab Saudi telah memperingatkan otoritas Jerman tentang Al Abdulmohsen sejak 2007, menyebutnya sebagai buronan dan meminta ekstradisinya. Namun, permintaan tersebut ditolak dengan alasan kekhawatiran atas keselamatannya jika kembali ke Saudi.
Otoritas Saudi memberikan empat peringatan resmi ke intelijen Jerman dan Kementerian Luar Negeri Jerman terkait pandangan ekstremis Al Abdulmohsen. Namun, semua peringatan tersebut diabaikan.
Hingga kini, investigasi terhadap kasus ini masih terus berjalan.
(rds)
Komentar
Posting Komentar