Siapa Jenderal Pasukan Nuklir Rusia yang Tewas Dibom Dekat Kremlin?
Selasa, 17 Des 2024 18:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia--
Kepala Pasukan Pertahanan Nuklir Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, tewas akibat ledakan bom di Moskow pada Selasa (17/12).
Igor Kirillov dan asistennya tewas, ketika bom yang dipasang di sebuah skuter meledak saat kedua pria itu meninggalkan sebuah gedung di tenggara Moskow sekitar dini hari waktu setempat.
Sumber dari Dinas Keamanan Ukraina telah mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Kirillov adalah pejabat militer Rusia paling senior yang tewas dalam ledakan semacam itu di Ibu Kota Moskow, sejak invasi besar-besaran Kremlin ke Ukraina sejak tiga tahun lalu.
Profil Igor Kirillov
Dilansir The Moscow Times, Letnan Jenderal Igor Kirillov memimpin pasukan pertahanan radiologi, kimia, dan biologi militer Rusia sejak 2017.
Kirillov dikenal karena klaimnya tentang dugaan laboratorium biologi negara-negara Barat, dan kemungkinan hubungannya dengan penyebaran penyakit menular termasuk Covid-19.
Dia mengeklaim bahwa Amerika Serikat berencana menyediakan senjata biologis ke Ukraina, dan ini akan mencakup penargetan pasukan Rusia dengan nyamuk yang terinfeksi malaria.
Jenderal berusia 54 tahun itu juga berulang kali menuduh Ukraina menggunakan senjata kimia buatan Barat, di kota Sudzha yang dikuasai Kyiv di wilayah Kursk, Rusia.
Kirillov memiliki istri dan dua orang putra.
Inggris menjatuhkan sanksi kepada dia dan unitnya pada Oktober lalu, atas dugaan penggunaan senjata kimia di Ukraina, dan menyebutnya sebagai "juru bicara utama disinformasi Rusia".
Tewas dalam serangan bom
Komite Investigasi Rusia menyatakan Kirillov tewas di luar gedung apartemen di Ryazansky Prospekt, sekitar 7 km dari Kremlin.
"Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan radiasi, kimia, dan biologi angkatan bersenjata Federasi Rusia, dan asistennya terbunuh," demikian pernyataan komite itu, dikutip Reuters.
Menurut seorang pejabat penegak hukum, alat peledak itu memiliki kapasitas sekitar 300 gram setara TNT.
TNT merupakan bubuk berwarna kuning dan tidak berbau pada suhu ruangan. TNT sangat mudah meledak dan telah digunakan dalam pembuatan senjata militer dan bahan peledak industri.
Dalam foto-foto yang diunggah di saluran Telegram Rusia menunjukkan pintu masuk gedung tampak hancur dan puing-puing berserakan.
Di gambar tersebut juga tampak dua mayat berlumuran darah tergeletak di hamparan tanah yang tertutup salju.
Pihak berwenang Rusia saat ini masih melakukan penyelidikan. Mereka juga menyebut kasus tersebut sebagai tindak pidana.
(dna/bac)
Komentar
Posting Komentar