Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Mantan Jenderal Israel Akui Militernya Kalah: Sekarang Kita Bergantung kepada Hamas! - Bagian All
TEL AVIV, iNews.id - Mantan jenderal, bekas pejabat di Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Giora Eiland, menyebut negaranya telah bertekuk lutut terhadap Hamas. Komentarnya itu disampaikan setelah pulangnya ratusan ribu pengungsi Gaza ke wilayah utara, Senin (27/1/2025).
Eiland merupakan mantan perwira tinggi angkatan bersenjata Israel yang mengusulkan strategi "menyerah atau kelaparan" di Gaza pada perang 7 Oktober 2023.
"Perang telah berakhir sangat buruk (bagi Israel)," kata Eiland, dalam wawancara dengan stasiun radio Israel, Army Radio, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (28/1/2025).
Menurut Eiland, dengan membuka Koridor Netzarim, zona militer Israel yang membagi Gaza Utara dan Selatan, Israel telah kehilangan pengaruhnya atas Hamas dan tidak akan bsa mengembalikannya lagi.
Bahkan jika perang berlanjut, lanjut dia, Hamas akan berada di atas angin.
"Kita bergantung pada Hamas," ujarnya.
Israel, lanjut dia, telah gagal mencapai tujuan utama perang di Gaza, yakni menghancurkan Hamas serta menyingkirkannya dari pemerintahan di Gaza.
Sebaliknya, Hamas telah mendapat sebagian besar yang diinginkannya.
Eiland merupakan aktor utama di balik "Rencana Jenderal", proposal untuk menjadikan Gaza utara sebagai zona militer tertutup bagi warga sipil.
Israel memblokade wilayah utara dengan mendirikan Koridor Netzarim, termasuk melarang masuk bantuan kemanusiaan sehingga penduduknya tak betag lalu pergi dari wilayah itu.
Israel juga mendeklarasikan siapa pun yang bertahan di Gaza Utara sebagai pejuang yang akan dibunuh.
Rencana tersebut disampaikan kepada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tak jelas apakah proposal itu diterima atau tidak, namun militer Israel membantah menerapkan rencana itu.
Hanya saja, sebelum kesepakatan gencatan senjata dicapai, Israel membombardir Gaza Utara habis-habisan, termasuk permukiman padat penduduk.
Israel membuka akses Koridor Netrazim setelah Hamas menyerahkan daftar nama sandera penting yang akan dibebaskan dalam pertukaran tahanan gelombang selanjutnya sebelum akhir pekan ini.
Hamas telah menyerahkan daftar 25 sandera Israel yang masih hidup dari total 33 orang yang dijadwalkan dibebaskan kepada para mediator.
Seorang sumber pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters, Israel menerima daftar tersebut dari para mediator perjanjian gencatan senjata Gaza. Israel telah lama menuntut untuk mengetahui nasib para tawanan sandera masih ditahan.
Berdasarkan kesepakatan gencatan tahap pertama yang berlangsung 6 pekan, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel. Sebaliknya, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.
Selain itu Israel akan menarik pasukannya dari pusat-pusat populasi Gaza ke beberapa daerah yang tidak lebih dari 700 meter di dalam perbatasan Gaza dengan Israel.
Komentar
Posting Komentar