Dunia Internasional, Peristiwa
Misteri Jatuhnya Jeju Air, Black Box Berhenti Merekam 4 Menit Sebelum Kejadian
Kementerian Transportasi Korea Selatan menyatakan bahwa perekaman pada black box Jeju Air terhenti sebelum pesawat menabrak tanggul
diperbarui 12 Jan 2025, 21:00 WIBAdvertisement
Liputan6.com, Jakarta Jeju Air 7C2216, penerbangan dari Bangkok menuju Muan, Korea Selatan, mengalami tragedi yang mengejutkan dunia penerbangan. Pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 ini menabrak tanggul beton di ujung landasan pacu Bandara Muan pada 29 Desember, mengakibatkan ledakan besar yang menewaskan 179 orang.
Namun, salah satu misteri besar dalam penyelidikan adalah mengapa perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR), atau yang dikenal sebagai black box, berhenti merekam sekitar empat menit sebelum insiden terjadi.
Penyebab Terhentinya Perekaman Black Box
Dikutip dari , Mingggu (12/1/2024), Kementerian Transportasi Korea Selatan menyatakan bahwa perekaman pada black box terhenti sebelum pesawat menabrak tanggul. Hal ini menimbulkan spekulasi tentang apa yang terjadi di detik-detik terakhir penerbangan.
Advertisement
Data yang hilang ini kini menjadi fokus utama penyelidikan, karena black box seharusnya tetap merekam hingga akhir penerbangan.
Menurut Sim Jai-dong, mantan penyelidik kecelakaan, terhentinya perekaman pada black box Jeju Air menunjukkan kemungkinan terputusnya aliran listrik utama dan cadangan secara bersamaan, situasi yang sangat jarang terjadi dalam penerbangan komersial.
Perekam suara kokpit awalnya dianalisis di Korea Selatan. Ketika data ditemukan hilang, perangkat ini dikirim ke laboratorium Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) di Amerika Serikat untuk investigasi lebih lanjut. Perekam data penerbangan yang rusak juga sedang diperiksa oleh regulator keselamatan AS untuk menemukan petunjuk yang hilang.
Detik-Detik Sebelum Kecelakaan
Sebelum tragedi, pilot melaporkan adanya serangan burung kepada pengawas lalu lintas udara dan menyatakan keadaan darurat.
Dua menit sebelum panggilan Mayday, pengawas memberikan peringatan tentang aktivitas burung di sekitar landasan. Pilot mencoba melakukan prosedur go-around setelah membatalkan pendaratan, tetapi pesawat justru berbelok tajam dan mendekati landasan dari arah berlawanan.
Dalam situasi darurat, pesawat mendarat tanpa menggunakan roda pendarat, menabrak tanggul beton yang berada di ujung landasan pacu.
Ledakan besar terjadi, mengakibatkan kebakaran hebat. Dua awak yang duduk di bagian ekor pesawat Jeju Air berhasil diselamatkan meski dalam kondisi terluka.
Pertanyaan Tentang Desain Tanggul Beton
Selain misteri black box, penyelidikan juga menyoroti desain tanggul beton yang menjadi penyebab utama kerusakan fatal.
Tanggul tersebut dirancang untuk menopang sistem pemandu pendaratan (), tetapi keberadaannya yang terlalu dekat dengan ujung landasan dan materialnya yang sangat kaku memicu pertanyaan serius.
Mengapa tanggul ini dibangun dengan desain seperti itu? Apakah keberadaannya mematuhi standar keselamatan internasional? Investigasi mendalam sedang dilakukan untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang berkontribusi pada tragedi ini.
Transparansi dan Harapan Keluarga Korban
Kementerian Perhubungan Korea Selatan berjanji akan melakukan penyelidikan secara transparan. Data lain yang tersedia, seperti rekaman komunikasi dengan pengawas lalu lintas udara, akan digunakan untuk mengungkap fakta. Informasi penting akan terus disampaikan kepada keluarga korban untuk memastikan mereka mendapatkan kejelasan atas insiden ini.
Advertisement
Pelajaran Penting bagi Industri Penerbangan
Misteri terhentinya perekaman black box menyoroti pentingnya keandalan sistem perekam dalam pesawat.
Selain itu, desain infrastruktur bandara juga menjadi perhatian, khususnya dalam hal keamanan dan dampaknya pada keselamatan penerbangan.
Dengan tragedi ini, regulator penerbangan diharapkan dapat meningkatkan standar keselamatan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Baca Juga
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
Advertisement
Komentar
Posting Komentar