Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Pembebasan Sandera Israel Turut Diutarakan Trump dalam Pidato Pertamanya
Washington: Gencatan senjata di Gaza diangkat dalam pidato perdana Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS). Ia mengklaim dirinya sebagai pembawa perdamaian dan pemersatu.
“Saya akan menjadi pembawa perdamaian dan pemersatu di Timur Tengah,” kata Trump dalam pidatonya, Senin, 20 Januari 2025.
Trump juga berbicara terkait tiga sandera Israel yang telah dibebaskan Hamas. Namun, ia tak menyinggung kelanjutan gencatan senjata di Gaza.
“Saat ini mereka (tiga sandera), telah dikembalikan ke keluarga mereka kemarin,” ucapnya.
Pernyataan Trump tersebut mendapat sambutan tepuk tangan meriah, termasuk dari pendahulunya, Joe Biden dan mantan wakil presiden Kamala Harris.
"Amerika akan merebut kembali tempatnya yang sah sebagai negara yang paling hebat, paling kuat, dan paling dihormati di bumi, yang akan membangkitkan rasa kagum dan kekaguman dari seluruh dunia," katanya.
Trump dan Biden ‘berebut’ pengakuan atas kesepakatan gencatan senjata yang terjadi di Gaza.
Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata sebagian dengan menunda perselisihan mereka yang paling sulit diselesaikan hingga "tahap kedua" yang tidak jelas yang tidak dapat dipastikan akan dicapai oleh kedua belah pihak.
Pada akhir gencatan senjata selama 42 hari, Hamas masih akan memiliki sekitar dua pertiga dari 98 sandera yang tersisa, termasuk puluhan orang yang diyakini telah tewas. Dan Israel masih akan menduduki sebagian wilayah Gaza dan menahan tahanan penting.
Pemerintah Israel kemudian kemungkinan harus memilih apakah bersedia memilih salah satu tujuan perangnya, yaitu membawa pulang para sandera, atau yang lain, yaitu menghancurkan Hamas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar