Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
AS Kritik Penolakan Zelensky soal Upaya Negosiasi Rusia-Ukraina: Picik

--
Gedung Putih mengkritik keputusan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menolak memberikan Amerika Serikat 50 persen tambang mineral sebagai imbalan atas dukungan perang.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brian Hughes mengatakan penolakan Zelensky mencerminkan bahwa sang Presiden "berpandangan sempit" atau picik mengenai peluang yang ditawarkan Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Zelensky berpandangan sempit mengenai peluang luar biasa yang telah diberikan pemerintahan Trump kepada Ukraina," kata Hughes, seperti dikutip Ukrainska Pravda, Minggu (16/2).
Hughes menuturkan jika menyetujui kesepakatan itu, masyarakat AS bisa mendapatkan kembali uang mereka yang dikirim ke Kyiv dan pada saat yang sama, menguntungkan ekonomi Ukraina.
"Menjalin kerja sama ekonomi dengan AS akan menjadi jaminan terbaik terhadap agresi di masa mendatang dan bagian integral dari perdamaian abadi," ucapnya, seperti dikutip Anadolu Agency.
Pernyataan Hughes ini merespons pernyataan Zelensky yang menolak melepas separuh sumber daya mineral Ukraina kepada AS sebagai imbalan telah didukung dalam perang melawan Rusia.
Dalam pernyataannya pada Sabtu (15/2), Zelensky mengaku tak setuju dengan proposal Washington. Menurutnya, proposal AS tak sejalan dengan kepentingan nasional Kyiv.
"Menurut saya, dokumen itu belum siap untuk melindungi kami, kepentingan kami," kata Zelensky.
Proposal AS sendiri berisi kesepakatan agar Ukraina memberi 50 persen saham di semua sumber daya mineral Kyiv termasuk grafit, lithium, dan uranium. Pemberian ini sebagai kompensasi bantuan AS di masa lalu dalam perang Rusia vs Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan media AS, Trump menyatakan bahwa dirinya ingin semua uang yang dihabiskan pemerintah AS untuk Ukraina dikembalikan. Dia berujar pengembalian itu dapat dilakukan dalam bentuk tanah jarang senilai $500 miliar atau sekitar Rp8.108 triliun.
Menurut Trump, Washington sudah memberikan lebih dari $300 miliar (sekitar Rp4.865 triliun) kepada Kyiv sejak agresi Rusia diluncurkan 2022 lalu.
(blq/bac)
Komentar
Posting Komentar