Danantara Diluncurkan, Ini Tugas yang Menanti Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas - Hot Liputan6

 

Danantara Diluncurkan, Ini Tugas yang Menanti Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas - Hot Liputan6

Danantara diluncurkan hari ini, Senin (24/2/2025). Erick Thohir dikabarkan akan segera menjabat Ketua Dewan Pengawas. Apa saja tugas dan tantangan barunya?

Diperbarui 24 Feb 2025, 10:35 WIB

Diterbitkan 24 Feb 2025, 10:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah resmi meluncurkan Danantara, sebuah lembaga baru yang akan mengelola seluruh aset dan kekayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Bakal mengelola total aset mencapai Rp14.000 triliun, lembaga ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan dana serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tanpa bergantung pada modal asing. Peluncuran Danantara akan dilakukan pada Senin (24/2/2025) oleh Presiden Prabowo Subianto.

Berdirinya Danantara menjadi perubahan besar dalam tata kelola BUMN di Indonesia. Jika sebelumnya seluruh perusahaan negara berada di bawah kendali Kementerian BUMN, kini tugas tersebut sebagian besar dialihkan ke Danantara. Menteri BUMN Erick Thohir, yang sebelumnya memiliki wewenang penuh dalam mengelola BUMN, kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas lembaga tersebut.

Perubahan ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana peran Erick Thohir setelah Danantara mulai beroperasi. Apa saja tugasnya sebagai Ketua Dewan Pengawas. Bagaimana perubahan ini akan memengaruhi masa depan BUMN di Indonesia? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (24/2/2025), berikut informasi lengkapnya. 

Danantara: Lembaga Baru Pengelola Aset BUMN

Danantara: Lembaga Baru Pengelola Aset BUMN

Danantara didirikan untuk mengambil alih sebagian besar peran Kementerian BUMN dalam mengelola perusahaan negara. Lembaga ini bertanggung jawab atas pengelolaan aset BUMN yang mencapai lebih dari Rp14.000 triliun, menjadikannya salah satu dana investasi terbesar di dunia.

Danantara dikabarkan bakal dipimpin oleh Rosan P. Roeslani sebagai CEO, Dony Oskaria sebagai COO, dan Pandu Sjahrir sebagai CIO. Selain itu, lembaga ini diawasi oleh Dewan Pengawas yang diketuai oleh Erick Thohir, dengan Muliaman D. Hadad sebagai Wakil Ketua. Beberapa lembaga negara, seperti KPK, Kejaksaan Agung, BPK, BPKP, dan PPATK, juga akan terlibat dalam pengawasan operasional Danantara.

Salah satu tujuan utama pembentukan Danantara adalah mengurangi ketergantungan Indonesia pada investasi asing. Selain itu, lembaga ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dengan target pertumbuhan hingga 8% per tahun serta membantu Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (Middle Income Trap).

Wewenang Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas

Meskipun sebagian besar pengelolaan BUMN kini berada di bawah Danantara, Erick Thohir masih memiliki peran strategis. Sebagai Ketua Dewan Pengawas, ia bertanggung jawab untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana investasi negara.

Dalam tugasnya, Erick Thohir memiliki beberapa wewenang utama, antara lain:

  • Mengawasi kebijakan strategis Danantara untuk memastikan pengelolaan aset negara dilakukan secara optimal.
  • Bekerja sama dengan lembaga negara seperti KPK dan BPK untuk mencegah potensi penyalahgunaan dana.
  • Membantu merancang kebijakan investasi agar aset BUMN dapat memberikan keuntungan maksimal bagi negara.

Namun, dengan peran yang lebih terbatas dibanding sebelumnya, ada pertanyaan apakah Erick Thohir masih memiliki pengaruh yang sama dalam mengelola BUMN seperti sebelumnya.

Struktur Kepemilikan BUMN Berubah, Apa Dampaknya?

Sebelumnya, Kementerian BUMN memiliki kendali penuh atas seluruh perusahaan negara. Kini, setelah Danantara dibentuk, terjadi perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan saham BUMN.

  • Danantara kini memiliki 99% saham Seri B di seluruh BUMN.
  • Kementerian BUMN hanya memegang 1% saham Seri A (Dwiwarna) yang memberikan hak istimewa kepada negara dalam pengambilan keputusan strategis.
  • Dewan Direksi Danantara kini bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia, bukan lagi kepada Kementerian BUMN.

Perubahan ini menandakan pengurangan peran Kementerian BUMN dalam pengelolaan langsung perusahaan negara, dengan fungsi yang kini lebih bersifat pengawasan dan pengambilan kebijakan strategis.

Tantangan yang Dihadapi Erick Thohir dan Danantara

Meskipun Danantara menawarkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  • Potensi konflik kepentingan antara Kementerian BUMN dan Danantara dalam menentukan arah kebijakan investasi.
  • Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah potensi penyalahgunaan dana, terutama mengingat besarnya jumlah aset yang dikelola.
  • Perubahan dalam sistem tata kelola BUMN bisa menimbulkan transisi yang kompleks, yang berpotensi menghambat efisiensi operasional perusahaan negara.

Dengan tugas barunya sebagai Ketua Dewan Pengawas, Erick Thohir memiliki peran penting dalam memastikan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan Danantara.

Apa Dampak Danantara bagi Perekonomian Indonesia?

Mengelola aset lebih dari Rp14.000 triliun, Danantara diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ekonomi nasional. Beberapa efek yang diharapkan antara lain:

  • Meningkatkan efisiensi investasi dalam proyek strategis nasional.
  • Meminimalisir ketergantungan pada investasi asing dan memperkuat kemandirian ekonomi.
  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun.
  • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan aset negara yang lebih optimal.

Namun, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada bagaimana lembaga ini dikelola serta bagaimana Erick Thohir dan Dewan Pengawas menjalankan tugasnya.

Pertanyaan Seputar Topik

1. Apa itu Danantara?

Danantara adalah lembaga baru yang mengelola seluruh aset BUMN, dengan total nilai mencapai lebih dari Rp14.000 triliun.

2. Apa tugas Erick Thohir setelah Danantara dibentuk?

Sebagai Ketua Dewan Pengawas, Erick Thohir bertugas mengawasi kebijakan Danantara dan memastikan transparansi dalam pengelolaan aset negara.

3. Bagaimana perubahan struktur kepemilikan BUMN setelah Danantara terbentuk?

Danantara kini memiliki 99% saham Seri B di seluruh BUMN, sedangkan Kementerian BUMN hanya memegang 1% saham Seri A.

Loading

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita