Dunia Internasional
Ekonomi China Terus Melambat, Provinsi Henan Desak Pengusaha Berani Berinvestasi | Halaman Lengkap

Provinsi Henan, salah satu pusat manufaktur terbesar di China, telah mengeluarkan permohonan putus asa kepada para pengusaha untuk berani berinvestasi. Foto/VCG/Global Times
- Provinsi Henan di
China,salah satu pusat manufaktur terbesar di negara itu, telah mengeluarkan permohonan putus asa kepada para pengusaha untuk "berani berinvestasi" di wilayah tersebut, di saat pemerintah pusat bergulat dengan perlambatan ekonomi.
Mengutip dari Hamrakura, Jumat (14/2/2025), langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh para pemimpin China untuk menopang kepercayaan pada sektor swasta yang goyah di negara itu, yang telah diganggu ketidakpastian ekonomi dan penegakan hukum yang sewenang-wenang.
Dalam jamuan makan siang Tahun Baru Imlek baru-baru ini yang diselenggarakan para pejabat senior di Henan, provinsi terpadat di China, Gubernur Wang Kai mendesak para pengusaha lokal untuk "berani berbisnis, berani berinvestasi.”
Dia meyakinkan para pemimpin bisnis bahwa para pejabat lokal akan memberikan "layanan terbaik" untuk mendukung sektor swasta.
Wang menekankan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kebijakan, melindungi hak dan kepentingan yang sah, dan mendengarkan kebutuhan para pemimpin bisnis untuk menciptakan lingkungan bisnis kelas satu, sebagaimana dilaporkan oleh media lokal.
Henan, ekonomi regional terbesar keenam di China, tengah berupaya memulihkan kepercayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai upaya ini. Upaya terbaru untuk menenangkan komunitas bisnis ini muncul saat ekonomi China menunjukkan tanda-tanda melambat dan investasi sektor swasta menurun.
Pertumbuhan Ekonomi China
Meski China mencapai target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada 2024, investasi sektor swasta turun sebesar 0,1 persen, sangat kontras dengan peningkatan investasi keseluruhan sebesar 3,2 persen pada tahun itu.
Penurunan ini sangat mengkhawatirkan, mengingat sektor swasta menyumbang setengah dari pendapatan pajak pemerintah, 60 persen dari output ekonomi nasional, dan 80 persen dari lapangan kerja perkotaan. Kebijakan ekonomi China tampaknya semakin tidak efektif dalam mengatasi berbagai masalah kritis ini.
Beijing telah berulang kali berupaya mendukung perusahaan swasta yang sedang kesulitan dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat bulan Desember, pemerintah mengusulkan berbagai langkah untuk memberi insentif investasi, mengekang persaingan yang ketat, menciptakan pasar nasional yang terpadu, dan mengendalikan ekses otoritas lokal.
Pada bulan Oktober, Beijing merilis rancangan undang-undang baru untuk mempromosikan sektor swasta, dengan ketentuan yang didedikasikan untuk melindungi hak-hak pengusaha. Undang-undang tersebut diharapkan akan disahkan saat badan legislatif tertinggi negara itu bersidang di bulan Maret.
Meski ada berbagai upaya ini, Henan tetap menjadi titik terang langka di tengah lanskap ekonomi China yang suram. Wilayah ini merupakan rumah bagi pusat perakitan iPhone terbesar di dunia, yang dioperasikan Foxconn Technology Group, serta pabrik kendaraan listrik yang dijalankan BYD. Selain itu, pengecer swasta seperti Pangdonglai melambangkan ketahanan konsumsi domestik di provinsi tersebut.
Investasi sektor swasta di Henan melonjak lebih dari 10 persen pada tahun 2024, dan sektor swasta menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto provinsi tersebut tahun lalu.
Henan telah menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5 persen pada tahun 2025, mengandalkan peningkatan berkelanjutan dalam investasi bisnis swasta dan asing. Target ini kemungkinan lebih tinggi dari tingkat nasional, dengan Beijing secara luas diperkirakan akan menetapkan tujuan pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen.
Investasi Sektor Swasta
Pejabat Henan telah menguraikan rencana memfasilitasi dukungan pendanaan bagi modal swasta untuk berinvestasi dalam proyek-proyek utama. Rencana ini meliputi penyediaan pinjaman murah dan membantu perusahaan swasta memanfaatkan sepenuhnya kebijakan dukungan nasional dan provinsi.
Dalam pertemuan terpisah dengan para pemimpin bisnis di bulan Januari, pejabat Henan menegaskan kembali komitmen mereka untuk membina lingkungan bisnis yang menguntungkan.
Namun, upaya untuk merangsang investasi dan pertumbuhan ekonomi ini tidak dapat menutupi masalah mendasar yang mengganggu ekonomi China. Pendekatan negara yang keras terhadap tata kelola, ditambah dengan penegakan hukum yang sewenang-wenang dan kurangnya transparansi, telah menciptakan lingkungan penuh ketakutan dan ketidakpastian bagi perusahaan swasta.
Para pebisnis waspada untuk berinvestasi dalam iklim di mana hak dan kepentingan mereka mungkin tidak dilindungi secara memadai.
Selain itu, penurunan investasi sektor swasta menyoroti masalah yang lebih luas: menurunnya kepercayaan terhadap kebijakan dan arah ekonomi China.
Upaya pemerintah untuk meyakinkan dan memberi insentif kepada perusahaan swasta belum membuahkan hasil yang diinginkan, sebagaimana dibuktikan oleh pertumbuhan investasi swasta yang stagnan. Kurangnya kepercayaan ini semakin diperparah oleh lingkungan regulasi yang semakin ketat dan meningkatnya kendali pemerintah atas berbagai sektor.
Situasi di Henan merupakan gambaran kecil dari tantangan yang lebih luas yang dihadapi ekonomi China. Meski berhasil menarik investasi dan mempertahankan pertumbuhan yang relatif kuat, provinsi tersebut tidak kebal terhadap berbagai masalah besar yang memengaruhi China.
Keberhasilan upaya Henan untuk merangsang investasi dan pertumbuhan ekonomi masih belum pasti, mengingat iklim ekonomi dan politik yang berlaku saat ini.
Kesimpulannya, seruan otoritas Henan kepada para pengusaha lokal untuk "berani berinvestasi" di tengah perlambatan ekonomi menyoroti kebutuhan mendesak untuk menghidupkan kembali kepercayaan pada sektor swasta China.
Komitmen Henan untuk melindungi dan mendukung sektor swasta, bersama dengan upayanya menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, menggarisbawahi strategi yang lebih luas dari para pemimpin China untuk memulihkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Namun, efektivitas langkah-langkah ini masih harus dilihat, karena tantangan terus berlanjut dalam mencapai investasi sektor swasta yang berkelanjutan dan ketahanan ekonomi secara keseluruhan.
(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar