Jumlah Pangkalan Gas Elpiji 3 Kilogram di Bandung Barat Tak Sebanding dengan Banyaknya RW - Tribunjabar
Laporan kontributor Tribunjabar.id, Rahmat Kurniawan
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Jumlah pangkalan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang masih minim membuat warga berebut untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram. Pemandangan itu terlihat setelah pemerintah membatasi akses penjualan elpiji bersubsidi tersebut.
Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB, ada 1.033 pangkalan gas elpiji dan 41 unit agen di Kabupaten Bandung Barat.
"Jadi memang belum merata, idealnya kan satu RW itu satu pangkalan. Kalau tidak, pangkalan disesuaikan dengan jumlah penerima bantuan elpiji di satu wilayah," kata Kepala Disperindag KBB, Ricky Riyadi, Senin (3/2/2025).
Selain itu, banyak warga yang belum familier untuk membeli elpiji di tingkat pangkalan karena sudah terbiasa membeli di warung kelontongan.
Baca juga: DPRD Kabupaten Bandung Desak Pemerintah Cari Solusi Masalah Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kilogram
"Keberadaan pangkalan memang belum merata dan masyarakat cenderung belum mengetahui pangkalan ada di mana, karena kebiasaan membeli di warung. Dari 2.400 RW, pangkalan cuma 1.033. Harusnya minimal mendekati jumlah RW," ungkapnya.
Ricky tak menampik jika pembatasan akses penjualan elpiji 3 kilogram akan berdampak bagi masyarakat, khususnya di daerah pelosok KBB, seperti Gununghalu.
Selain harus menempuh jarak yang lebih jauh, ongkos untuk mendapatkan elipiji 3 kilogram juga akan lebih tinggi.
"Saya enggak bisa bayangkan warga di pelosok seperti di Gununghalu. Satu desa hanya dua pangkalan. Misalnya biasanya beli di warung Rp 24 ribu, sekarang harus beli ke pangkalan dengan harga Rp 20 ribu, tapi menggunakan ojek. Kan itu ada biaya tambahan," ucap dia.
Warga Bandung Barat juga kesulitan untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram seiring adanya pembatasan akses penjualan gas bersubsidi.
Baca juga: Pertamina Pastikan Tak Ada Antrean Pembelian Gas Subsidi di Cianjur, Berjalan Kondusif
Di pangkalan elpiji 3 kilogram di Jalan Panaris, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, KBB, warga harus antre untuk mendapatkannya.
Serupa dengan daerah lain, warga harus membawa KTP untuk membeli.
Sebanyak 90 tabung gas ludes dalam hitungan beberapa jam. Bahkan, banyak warga yang harus gigit jari karena tak kebagian.
"Sejak pagi sudah antre. Ada yang bawa dua sampai tiga tabung. Tapi kita hanya layani satu orang satu tabung. Saking banyaknya pembeli, pukul 11.00 WIB stok 90 tabung sudah habis. Yang tidak kebagian saya suruh datang besok, tapi saya juga tidak bisa memastikan apakah besok SPBE ngirim atau tidak," kata pemilik pangkalan, Syarif. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar