Mahfud MD: Efisiensi Tidak Salah, Tinggal Diatur agar Tak Membunuh yang di Sana - Kompas

 

Mahfud MD: Efisiensi Tidak Salah, Tinggal Diatur agar Tak Membunuh yang di Sana

SEMARANG, KOMPAS.com - Mahfud MD menyinggung soal kebijakan efisiensi demi kelancaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menuai kritik karena berdampak pada sejumlah sektor.

Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) itu juga mengajak agar perguruan tinggi tetap bersikap kritis dalam segala situasi.

"Efisiensi tidak salah, tinggal bagaimana mengaturnya agar pelaksanaan efisiensi di sini, tidak membunuh di sana," ujar mantan Menko Polhukam itu dalam pidatonya di Musyawarah Nasional Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII 2025 di Hotel Tentrem, Semarang, Sabtu (15/2/2025).

Baca juga: Prabowo Targetkan Rp 750 Triliun dari Efisiensi Anggaran, Rp 24 Triliun untuk MBG

Alih-alih Kuasai Gaza, Pemimpin Houthi Suruh Trump Pindahkan Warga Yahudi-Israel ke AS

Kemudian, saat ditanya tanggapannya terhadap efisiensi anggaran pemerintah, Mahfud mengaku tidak mempersoalkan hal itu asalkan efisiensi diatur dengan benar.

"Artinya urusan efisiensi itu saya tidak menjadi bagian yang mempersoalkan karena itu program pemerintah, silakan saja diatur," ucap dia.

Dia juga menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi untuk menjadi oposisi kritis yang obyektif.

Dia menilai, sudah menjadi tugas sejarah bagi perguruan tinggi untuk mendorong jalannya perputaran kekuasaan dengan baik.

Oleh karena itu, dia berharap civitas akademika tetap kritis terhadap program pemerintah.

"Pesan saya yang pokok itu dunia perguruan tinggi sekarang harus mengemban tugas sejarah menjaga Republik sebaiknya. Yang benar dikatakan benar, yang salah dikatakan salah, itu yang disebut oposisi kritis, kritis yang obyektif, kalau ada kesalahan baru kita katakan," ucap dia.

Baca juga: Mahfud MD: Sertifikat HGB untuk Laut Melanggar Hukum, Harus Dipidanakan

Mahfud menyampaikan, banyak kampus yang fatalis atau merasa putus asa dan berpikir tidak ada gunanya bertindak.

Selain itu, dia berharap kampus tidak bersikap nihilistik yang menganggap pemerintah selalu salah.

"Iya (harus lebih kritis), kan sekarang banyak kampus yang fatalis, 'dah lah enggak ada gunanya'. Ada juga yang nihilistik, menganggap apa yang dilakukan salah semua, enggak boleh gitu. Pasti ada sisa-sisa yang baik. Dukung yang baik, yang tidak baik kita luruskan," papar dia.

Menurutnya, sejarah terus berputar dan perguruan tinggi harus menjadi bagian yang siap berputar untuk membentuk sejarah baru.

Dalam hal ini, dia mencontohkan terjadinya reformasi pada 1998 berkat mahasiswa dan pergerakan di perguruan tinggi.

"Tidak boleh fatalis dan nihilistik dan skeptik radikal, artinya semua masalah ditanyakan terus, dipersoalkan terus. Agar kampus kembali berperan seperti dulu karena tugas sejarah kampus yaitu mengubah peradaban dalam rangka NKRI," ucap Mahfud.

Acara itu juga dihadiri mantan Ketua MA sekaligus Ketua Umum DPP IKA UII, Muhammad Syarifuddin, dan Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

FIRST IMPRESSION | Toyota New Camry HEV dan New Corolla Cross HEV | Dua Hybrid Toyota di IIMS 2025

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita