Menengok Sejarah Program Konversi Kompor Minyak Tanah ke Gas LPG di Era SBY-JK - Merdeka

 

Menengok Sejarah Program Konversi Kompor Minyak Tanah ke Gas LPG di Era SBY-JK

Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.

Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.

Menengok Sejarah Program Konversi Kompor Minyak Tanah ke Gas LPG di Era SBY-JK

Menengok Sejarah Program Konversi Kompor Minyak Tanah ke Gas LPG di Era
SBY-JK

Pada tahun 2022 lalu, pemerintah berencana untuk bermigrasi dari kompor gas Elpiji ke kompor listrik. Namun, rencana ini tidak dapat terealisasi karena penolakan dari masyarakat dan beberapa kendala yang tidak mencukupi untuk menjadi program nasional. Penundaan konversi kompor gas menjadi kompor listrik, disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Dapat saya sampaikan bahwa pemerintah belum memutuskan terkait program konversi dari kompor LPG 3 kg menjadi kompor listrik induksi," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual pada 23 September 2022 lalu.

Tidak disampaikan pertimbangan atas penundaan program konversi kompor listrik tahun lalu itu. Yang jelas, Airlangga dalam pernyataan persnya bilang pemerintah terus mempertimbangkan kondisi masyarakat dan memantau kondisi lapangan terhadap penggunaan gas LPG 3 kg. Tak hanya itu, pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait dengan program konversi kompor LPG ke kompor listrik induksi tersebut belum dibicarakan dan belum disetujui.

Meski ditunda, pemerintah telah membagikan 300 unit kompor listrik ke Bali dan Solo. Pemanfaatan 300 unit kompor listrik di dua wilayah tersebut bersifat uji coba.

"Hasil dari uji coba ini akan dilakukan evaluasi," kata Airlangga.

Sebelum adanya konversi kompor gas LPG menjadi kompor listrik, pemerintah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Jusuf Kalla (JK), pernah berhasil mengonversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas. Program konversi minyak tanah ke tabung gas LPG 3 kg digalakan pada tahun 2007. Prosesnya berlangsung sampai bulan Juli 2010. Selama periode itu, pemerintah telah mendistribusikan paket perdana program konversi minyak tanah ke LPG 3 kg sebanyak 44,675 juta paket ke masyarakat.

Awal masa transisi kompor minyak tanah ke kompor gas berjalan tidak mudah. Program konversi ini bukan sekadar persoalan teknis, namun juga sarat dengan aspek sosial dan budaya.

Dalam situs Kementerian ESDM, tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur. Konsumsi minyak tanah sebelum dilakukan konversi mencapai kisaran 12 juta kilo liter setiap tahun. Ketika itu, besaran subsidi mencapai sekitar Rp25 triliun. Angka ini berubah sesuai dengan basis asumsi harga minyak mentah dunia maupun volume.

Dalam catatan Kementerian ESDM, pengguna minyak tanah sekitar 10 persen golongan sangat miskin, 10 persen golongan miskin, 50 persen golongan menengah dan 20 persen golongan mampu. Berdasarkan profil pengguna tersebut, terlihat subsidi minyak tanah tidak seluruhnya tepat sasaran. Kelompok masyarakat menengah maupun mampu, masih banyak yang mengkonsumsi minyak tanah bersubsidi dengan berbagai alasan. Pemerintah pun menggalakan program konversi yang diikuti dengan pengurangan volume minyak tanah bersubsidi untuk memperbaiki distribusi agar lebih tepat sasaran.

Hingga kemudian pemerintah memilih LPG menjadi pilihan pengganti minyak tanah. Alasan terpenting adalah biaya produksi gas LPG lebih murah dibanding minyak

Kementerian ESDM menguraikan, biaya produksi minyak tanah tanpa subsidi, sekitar Rp6.700 per liter. Harga tersebut jika dengan subsidi dari Pemerintah Rp2.500 per liter. Sementara untuk satuan setara minyak tanah, biaya produksi gas LPG tanpa subsidi sebesar Rp4.200 per liter. Sedang gas Elpiji dengan subsidi menjadi Rp2.500 liter. Penelitian lainnya, yang dilakukan oleh Laboratorium Energi Universitas Trisakti, menunjukan, biaya merebus air 5 liter adalah Rp11,6 per menit untuk gas LPG dan Rp13,8 per menit untuk minyak tanah.

Sementara itu, target kepala keluarga yang menerima subsidi konversi minyak tanah ke gas sekitar 40 juta kepala keluarga miskin yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk keperluan ini, dibutuhkan sebanyak 40 juta kompor gas beserta aksesorisnya, serta 100 juta tabung gas LPG 3 Kg.

Sejak mulai dilaksanakan tahun 2007 hingga menjelang akhir 2010, telah dibagikan paket perdana sebanyak 44.675.000 ke seluruh wilayah Indonesia atau lebih dari 100 persen dari target. Sebanyak 3.793.000 Metrik Ton (MT) gas LPG telah dikonsumsi masyarakat sasaran. Sedang minyak tanah yang ditarik mencapai 11.317.000 kilo liter. Dari konversi ini, negara menghemat Rp19,34 triliun. Program konversi minyak tanah ke gas juga membawa dampak bergulir dalam kegiatan ekonomi masyarakat. 
Pengadaan lebih dari 44 juta kompor gas telah mendorong bangkitnya industri kompor gas dalam negeri. Saat itu, tercatat 34 pabrik kompor gas sudah beroperasi dengan kapasitas mencapai sekitar 55 juta unit setiap tahun. Pabrikan aksesoris juga berkembang seiring dengan kebutuhan pengoperasian kompor gas oleh konsumen. Tercatat, 21 pabrik katup tabung (valve), selang dan regulator dengan berbagai merek di berbagai wilayah di Indonesia, telah beroperasi . Produksi katup tabung mencapai sekitar 25 juta setiap tahun, regulator mencapai sekitar 45 juta setiap tahun dan selang karet mencapai sekitar 80 juta per tahun. Kebutuhan sekitar 100 juta tabung gas LPG ukuran 3 kg juga telah mendorong bekembangnya pabrikan di dalam negeri. Setidaknya, dari program tersebut sudah beroperasi sekitar 73 pabrik tabung gas dengan kapasitas mencapai sekitar 75 juta per tahun.

Disclaimer

Artikel ini dihasilkan oleh AI berdasarkan data yang ada. Gunakan sebagai referensi awal dan selalu pastikan untuk memverifikasi informasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan.

Stok LPG 3 Kg di Malang Langka, Pertamina: Hanya Permintaannya Naik

Direktur Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menegaskan tidak ada pengurangan pasokan gas LPG 3 kg di Malang, Jawa Timur.

Pertamina Sudah Keluarkan 8 Juta Metrik Ton Gas LPG 3 Kg, Stok sampai Akhir Tahun Aman?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi penyaluran LPG 3 kg bersubsidi telah mencapai 8 juta metrik ton per Juli 2023 lalu.

Ini Penyebab Gas Elpiji 3 Kg Langka

Gas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.

Ini Penyebab Gas Elpiji 3 Kg Langka

Gas 3 kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.

Anies Pamer Program Transisi Energi di Jakarta: Jadi Contoh di Banyak Tempat, Jarang Dijadikan Berita

Jakarta berhasil mengonversi transportasi umum menjadi ramah lingkungan. Penghargaan itu diberikan karena berhasil melakukan lompatan besar.

KPK Panggil Dahlan Iskan Terkait Korupsi LNG Pertamina

Dahlan Iskan akan dimintai keterangan seputar kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di PT Pertamina.

Dahlan Iskan Penuhi Panggilan KPK Terkait Korupsi di Pertamina

Dahlan Iskan diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina (Persero) tahun 2011-2021.

Cerita Pengoplos Gas LPG Subsidi Modal Rp72 Ribu Raup Jutaan Rupiah, Belajar Otodidak dari Youtube

Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Praktik ilegal tersangka dicurigai warga hingga dilaporkan ke polisi.

Kritik Program Bagi-Bagi Rice Cooker Gratis: Yang Krisis Beras, Listrik Mahal

Program ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi bersih yang sekaligus mengurangi impor gas LPG di tingkat masyarakat.

SKK Migas: Produksi Gas Diprioritaskan untuk Kebutuhan Dalam Negeri

RUEN mengamanatkan pengurangan porsi ekspor gas bumi menjadi kurang dari 20 persen di 2025 dan penghentian ekspor gas bumi paling lambat di 2026.

Program Perahu Listrik Ganjar, Jalan Menuju Transisi Energi Nasional

Transisi energi sangat penting untuk melindungi lingkungan hingga meredakan dampak pemanasan global.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita