Dunia Internasional,
Menteri Afrika Selatan Serukan Setop Ekspor Mineral ke AS

Menteri Sumber Daya Mineral dan Minyak Bumi Afrika Selatan, Gwede Mantashe meminta negara-negara Afrika untuk menahan ekspor mineral ke AS. Foto/Dok RT
- Menteri Sumber Daya Mineral dan Minyak Bumi
Afrika Selatan, Gwede Mantashe meminta negara-negara Afrika untuk menahan
ekspor mineralke
AS. Pernyataan ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana memangkas bantuan ke Afrika Selatan terkait kebijakan pengambilalihan tanah.
Berbicara di konferensi Investing in African Mining Indaba di Cape Town, Mantashe menyatakan, bahwa negara-negara Afrika seharusnya tidak takut dengan ancaman AS.
"Mari kita tahan mineral ke AS," kata menteri itu.
"Jika mereka tidak memberi kita uang, jangan beri mereka mineral ... Kita bukan pengemis, mari kita gunakan karunia itu untuk keuntungan kita... Jika sebagai benua kita (lumpuh) karena ketakutan, kita akan runtuh, tetapi dengan mineral di depan pintu kita," bebernya.
Seruan itu menyusul pengumuman Trump bahwa AS akan menghentikan semua bantuan di masa depan ke Afrika Selatan, dengan alasan kekhawatiran atas pengambilalihan tanah tanpa kompensasi. Pada akhir pekan kemarin, presiden AS mengungkap dugaan perlakuan buruk terhadap "kelas orang tertentu" di Afrika Selatan sebagai "situasi buruk yang tidak ingin disebutkan oleh media kiri radikal."
Merespons pernyataan Trump itu, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa membela kebijakan reformasi tanah di negaranya. Ia menyatakan, kebijakan itu adalah "proses hukum yang diamanatkan secara konstitusional" dan menekankan pemerintah "tidak menyita tanah apa pun."
Sebagai informasi pada bulan lalu, Ramaphosa memberlakukan RUU pengambilalihan menjadi undang-undang, yang mengizinkan pemerintah untuk menyita tanah tanpa kompensasi ketika menganggap tindakan tersebut tidak adil.
Undang-undang baru ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan rasial dalam kepemilikan tanah, masalah lama dalam ekonomi paling maju di Afrika sejak Apartheid berakhir di tahun 1994.
Sementara itu Mantashe menyatakan, bahwa Afrika adalah wilayah pertambangan terkaya secara global, memegang setidaknya 90% kromium dan platinum dunia, 40% emas, dan cadangan kobalt, vanadium, mangan, dan uranium terbesar.
Menurut statistik pemerintah AS, Washington menyisihkan hampir USD440 juta bantuan ke Afrika Selatan pada tahun 2023.
(akr)
Komentar
Posting Komentar