Peluang Indonesia Dapat Lisensi Produksi KAAN Terbuka Lebar Karena Tak Terdampak Efisiensi APBN 2025 - Zona Jakarta
Peluang Indonesia Dapat Lisensi Produksi KAAN Terbuka Lebar Karena Tak Terdampak Efisiensi APBN 2025 - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerapkan kebijakan efisiensi APBN 2025 berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Akan tetapi efisiensi APBN 2025 tersebut tidak berlaku untuk anggaran pertahanan yang merupakan concern dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.
Dikecualikannya Kemhan RI dari program efisiensi APBN 2025 membuat peluang Indonesia memperoleh lisensi produksi KAAN sebagai jet tempur generasi kelima buatan Turki semakin terbuka lebar.
Baca Juga:
Terbukanya peluang Indonesia untuk memperoleh KAAN beserta lisensi produksinya tak lepas dari momentum kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Dilansir ZONAJAKARTA.com dari laman Anadolu Agency melalui artikel berjudul "Türkiye's Bayraktar drones set to be exported to Indonesia" yang dimuat pada Rabu, 12 Februari 2025, secara mengejutkan negeri ini memborong sebanyak 60 unit drone Bayraktar TB3 dan Akinci.
Keduanya diproduksi oleh Baykar Technologies dan proses penandatanganannya dilaksanakan oleh General Manager Baykar Haluk Bayraktar (Turki) dan Pendiri Republikorp Norman Joesoef (Indonesia).
Republikorp sendiri merupakan sebuah perusahaan induk pertahanan teremuka di tanah air yang telah mempekerjakan lebih dari 500 profesional sejak berdiri pada tahun 2013 silam.
Perusahaan tersebut rupanya tidak sendirian, karena PT Dirgantara Indonesia (PTDI) juga turut digandeng sebagai sub-kontraktor.
Yang nantinya juga akan mempermudah kebutuhan militer tanah air dalam waktu cepat di luar jumlah pesanan pertama drone yang sudah dipesan berdasarkan kontrak.
Baca Juga:
Bayraktar TB3 sendiri dipilih Indonesia lantaran memiliki kemampuan untuk beroperasi dari landasan pacu berupa kapal induk berukuran kecil atau sempit.
Drone ini diyakini dapat menjadi andalan untuk beroperasi menjaga kawasan maritim NKRI agar selalu berdaulat.
Khususnya di Selat Malaka dan Laut Natuna Utara di mana dua kawasan tersebut merupakan jantung dari pertahanan negeri ini.
Sementara pembelian Akinci oleh Pemerintah Indonesia tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan militer semata.
Apalagi Baykar Technologies sengaja merancangnya pula untuk kebutuhan non-militer.
Yang tentunya sangat cocok bagi negeri ini yang kerap diterpa bencana alam.
Sehingga dibutuhkan kendaraan udara nirawak (UAV) yang sangat menunjang mitigasi bencana termasuk di antaranya pengiriman bantuan secara cepat.
Sebab Akinci sangat mampu untuk membawa muatan persenjataan maupun bukan senjata dalam jumlah besar.
Tidak salah jika Indonesia sangat memerlukan Bayraktar TB3 dan Akinci dalam daftar inventaris UAV untuk program modernisasi alutsista yang terus digenjot pemerintah sejak beberapa tahun lalu.
Baca Juga:
Kemhan RI Tak Terdampak Efisiensi, KAAN Berpeluang Diperoleh
Karena Kemhan RI merupakan lembaga yang tidak terdampak efisiensi APBN 2025, peluang Indonesia untuk memperoleh lisensi produksi KAAN sangatlah besar.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang mengungkapkan bahwa lembaganya tidak diwajibkan untuk melakukan efisiensi, mengingat pertahanan dan keamanan negara merupakan aspek vital.
"Karena kedaulatan, kemudian keutuhan wilayah, itu harga mati. Tanpa adanya itu, kita tidak bisa membangun, ekonomi kita tidak stabil, dan ini sangat dibutuhkan apalagi dengan kebijakan pemerintah pusat yang memang ingin membangun Indonesia menjadi bangsa yang maju, berdaulat, dan unggul," kata Frega dikutip dari artikel berjudul "Kemenhan jamin efisiensi tidak ganggu tugas menjaga kedaulatan negara" yang dimuat oleh laman Antaranews.com pada Jumat, 14 Februari 2025.
Hanya saja di lembaga tersebut, efisiensi tetap dilaksanakan secara mandiri untuk item yang tidak esensial.
Sementara mengenai kesejahteraan, Frega memastikan bahwa Kemhan RI tetap menjaga kelayakan hidup bagi para prajurit.
"Jadi, tetap menjadi prioritas karena bicara operasional kan bukan hanya alutsista saja, tetapi juga manusianya, yakni bagaimana human capital (sumber daya manusia, red.) ini bisa bekerja, menjaga kedaulatan Indonesia, keutuhan, dan keselamatan bangsa kita," ujarnya menambahkan.
Penjelasan Frega menjelaskan bahwa memperoleh KAAN beserta lisensi produksinya bukan perkara sulit.
Indonesia Cetak Sejarah Melalui Akuisisi Drone Bayraktar TB3 dan Akinci, KAAN Kapan Nyusul?
Kapal MDV Karya Anak Bangsa PT Noahtu Shipyard dan Terafulk Megantara Design untuk TNI AD Bisa Jalankan Banyak Misi di Indonesia
Israel Kerahkan Jet Tempur & Drone Intai KRI Diponegoro 365 Tapi TNI AL Indonesia Pantau Sambil Siapkan Senjata Hingga Begini Endingnya
SS2 V4 A2 Bertabur Emas & Rubi Buatan PT Pindad Buah Tangan Presiden Indonesia ke Erdogan Sudah Terbukti di Lomba Tembak Internasional AASAM & AARM
Jepang Blak-Blakan Sebut Punya Tujuan yang Sama dengan Indonesia Sampai Mau Berikan Kapal Patroli Untuk Perkuat Kekuatan TNI AL
Media Asing Bocorkan Detail Kemampuan Hingga Senjata yang Dibawa Kapal Patroli yang Diberikan Oleh Jepang ke Indonesia Secara Cuma-Cuma
Komentar
Posting Komentar