Polemik Finalisasi PDSS, 4 Kali Diperpanjang Supaya Siswa Bisa Ikut SNBP 2025 Halaman all - Kompas

 Pendidikan,

Polemik Finalisasi PDSS, 4 Kali Diperpanjang Supaya Siswa Bisa Ikut SNBP 2025 Halaman all - Kompas

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) sudah empat kali memperpanjang proses finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) sebagai syarat untuk mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Padahal pengisian PDSS sudah diberi batas waktu yakni sejak 6-31 Januari 2025. Namun karena banyak sekolah belum melakukan finalisasi data dan menyebabkan ratusan siswa tidak bisa ikut SNBP, maka panitia SNPMB memperpanjang proses finalisasi pada 2 Februari.

Lalu diperpanjang lagi hingga 5 Februari 2025. Kemudian panitia SNPMB memperpanjang lagi proses finalisasi hingga 7 Februari 2025.

Baca juga: Kisruh SNBP 2025, Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro Angkat Bicara

Anggaran Kementerian Dipotong, Bahlil: Urusan Kemenkeu

Karena masih banyak sekolah yang belum melakukan finalisasi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro pun akhirnya memperpanjang lagi masa finalisasi.

Kali ini Satryo memutuskan untuk memperpanjang masa finalisasi lagi hingga 8 Februari 2025 pukul 04.00 WIB.

"Jadi ada waktu 9 jam untuk sekolah-sekolah memastikan, memasukkan data anak-anak yang memang akan diusulkan untuk program SNBP SNPMB," ujar Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam keterangan resminya, Jumat (7/2/2025) malam.

Satryo mengatakan, kebijakan perpanjangan waktu pendaftaran dilakukan untuk mengantisipasi adanya keterlambatan dari banyak sekolah. Satryo menduga pihak sekolah mungkin belum sempat menginput data.

Baca juga: 9 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tanpa Syarat Minimal IPK

"Kami masih memberi peluang kepada mereka supaya nasib anak-anak itu masih bisa kita bantu untuk diperjuangkan,” ujar Satryo.

Ia berharap, pihak sekolah dapat memanfaatkan waktu perpanjangan ini dengan sebaik mungkin.

Kriteria sekolah yang bisa finalisasi

Adapun sekolah yang bisa ikut perpanjangan ini hanya sekolah yang sudah melengkapi siswa yang memenuhi syarat, sudah melengkapi nilai, namun belum melakukan finalisasi.

Baca juga: Sekolah Minta Perpanjangan Pengisian PDSS SNBP 2025, Ketua SNPMB: Tidak Bisa

Selain persoalan finalisasi nilai, hasil evaluasi SNPMB juga menemukan sekolah yang sudah melengkapi nilai pada sebagian besar siswa, namun masih terkendala di beberapa siswa.

"Sampai batas waktu pengisian PDSS berakhir, sekolah tidak mampu memfinalkan nilai sebagian kecil siswa. Hal ini berdampak kepada siswa yang memenuhi syarat yang sudah lengkap pengisian nilai rapornya menjadi gagal terfinalisasi. Panitia SNPMB memberikan kesempatan untuk finalisasi siswa yang telah lengkap," ujar Ketua Umun Tim Penanggungjawab SNPMB 2025 Eduart Wolok dikutip dari keterangan tertulis Jumat.

Bila ada sekolah yang sudah mengisi PDSS, namun ada beberapa siswa belum terisi nilainya di sistem SNPMB, maka wajib mengirim email dan dokumen dan untuk mengirim email ke halo-snpmb@bppp.kemdikbud.go.id.

Baca juga: 5 Beasiswa S1-S3 untuk Kuliah Gratis di Asia Tenggara, Ada Uang Saku

Protes para siswa

Sebelum masa perpanjangan finalisasi PDSS, ratusan siswa melakukan demonstrasi di sekolah karena tidak bisa ikut SNBP akibat pengisian PDSS yang belum rampung.

Misalnya, siswa sekolah SMKN 10 Medan yang berdemonstrasi di sekolahnya. Dikutip dari Kompas.com (6/2/2025), ratusan siswa berdiri di tengah lapangan basket sekolah.

Mereka membawa sejumlah spanduk yang berisi kata-kata sindiran terkait tuntutan mereka karena tak bisa mengikuti SNBP. Di antaranya,

Baca juga: Ratusan Siswa SMAN 7 Cirebon Gagal Daftar SNPMB, Orangtua Geruduk Sekolah

"140 siswa gagal masuk SNBP. Ubur-ubur ikan lele, gagal SNBP, le".

Sejumlah siswa pun terdengar menyuarakan keresahannya. Bernadetha Maria Christy Manalu (17) mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan sekolah yang gagal menginput data sehingga membuat siswa tak bisa mengikuti SNBP.

"Demonya tentang pengisian PDSS kami sama sekali belum tuntas, tapi masalahnya selalu diputar-putar balik oleh pihak sekolah," kata Bernadetha saat diwawancarai di lokasi.

Dia menyampaikan, sejauh ini ada masalah dalam penginputan data rapor semester 5 siswa sehingga tak terbaca di PDSS.

"Jadi sekolah menyatakan kami ini tetap bisa. Hanya saja mereka ini memutar balikkan terus. Sampai sekarang belum ada kejelasan dari pihak sekolah," ujar Bernadetha.

Baca juga: Beasiswa S2 Ajinomoto ke Jepang, Kuliah Gratis dan Ada Uang Saku

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 10 Medan, menjelaskan, PDSS tidak bisa diselesaikan karena terjadi kesalahan pada tahap finalisasi yakni data e-rapor tidak terbaca.

"Kesalahannya terjadi di finalisasi terkait data e-rapor kita yang semester 5 tidak tertarik (tak terbaca) ke sistem PDSS. Jadi, mengakibatkan anak-anak kita ini tidak bisa mendaftar jalur SNBP. Di situ masalahnya," kata Pehulysa saat diwawancarai di sekolah pada Kamis (6/2/2025).

Ia berdalih ada faktor human error saat menginput data dan kendala sistem yang di luar dugaan. Sementara ia mengaku baru pertama kali menggunakan sistem e-rapor.

Baca juga: Duduk Perkara Kasus SMAN 1 Mempawah Lalai Input Data Siswa SNBP, Bagaimana Tanggung Jawab Sekolah?

"Sebetulnya, bisa juga manual, tapi kita memilih e-rapor. Karena kalau e-rapor, kuota bisa bertambah 5 persen. Jadi, selisihnya ada 6-7 orang," ungkapnya.

Dia menyebutkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi ke pusat terkait masalah tersebut. Namun, sampai saat ini, memikirkannya masih mengupayakan agar para siswa dapat mendaftar ke SNBP.

Terjadi juga di Makassar

Selanjutnya, DPRD Provinsi Sulawesi Selatan juga mendapat laporan bahwa ratusan siswa di SMA Negeri maupun SMA/sederajat tidak bisa mengikuti SNBP 2025 karena tidak terdaftar di PDSS.

Baca juga: 8 Kesalahan yang Bisa Membuat Siswa Gagal Daftar SNBP 2025

Misalnya SMA Negeri 17 Kota Makassar. Dikutip dari Kompas.com (6/2/2025), Kepala Sekolah Abu Hanafi mengakui ada kelalaian saat penginputan data siswa oleh operator memasukkan data ke sistem PDSS pada 6-31 Januari 2025.

Dia beralasan, ada kendala pada akhir input dari operator yang memilah nilai secara manual.

"Itu dari rapor peserta yang memenuhi syarat karena bagian semester satu sampai dengan semester lima. Itu pada hari Jumat, 31 Januari 2025, mereka (operator) tidak sadar bahwa batas akhir penginputan hanya sampai pukul 04.00 WITA," katanya.

Kendati demikian, bermaksud mencari jalan keluar dari permasalahan ini, mengingat ada 145 siswa-siswi SMA Negeri 17 Makassar yang didata pada jalur SNBP. Tetapi, untuk sementara ini terhenti masih menunggu bisa masuk akses PDSS.

Baca juga: Biaya Kuliah Kedokteran di UI, Unpad dan IPB Jalur SNBP 2025

"Untuk jumlah siswa dari 10 kelas sebanyak 360 siswa, dan jalur ini ada 145 kelas IPA dan IPS, sisa upload (unggah) nilai, kita tunggu karena kemarin aksesnya tertutup. Soal hasilnya ke depan kita tunggu, yang jelas sudah kami mencobakan masuk ke aksesnya dan diterima seperti itu," tuturnya.

Berdasarkan kejadian tersebut, sejumlah orangtua siswa melakukan aksi di kantor Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Provisi Sulawesi Selatan Mahmud mengatakan, kejadian kegagalan daftar di Kota Makassar terjadi tiga sekolah yakni SMA Negeri 17, SMK Negeri 1 serta SMK Negeri 2. Dan untuk daerah lain di Sulsel terdapat 38 SMA atau sederajat.

Baca juga: SNPMB Beri Waktu Sekolah Finalisasi PDSS Sampai 5 Februari 2025

Rela turun jabatan

Dikutip dari Kompas.com (6/2/2025), Kepala Tata Usaha SMAN 1 Cileunyi, Daman Darmawan, mengakui jika terjadi kelalaian yang dilakukan petugas yang menginput data siswa ke PDSS.

Daman mengatakan website atau portal PDSS tiba-tiba terkunci (locked) saat petugas penginput data tengah mengunggah data beberapa siswa di semester 3.

"Saya tim teknis yang tahu lebih dari itu hanya beberapa orang saja, dan itu semua sudah tinggal diklik sebetulnya. Ya mungkin karena keterbatasan SDM. Kami juga mengakui bahwa ini keterbatasan kami, sehingga mengakibatkan kejadian seperti ini," katanya.

Baca juga: Cara Buat Surat Pernyataan Finalisasi PDSS SNBP 2025, Terakhir Hari Ini

Dia menuturkan, jika satu saja data siswa gagal diunggah ke PDSS, maka secara otomatis kuota siswa secara keseluruhan menjadi gagal. Mengetahui total kuota siswa SMA 1 Cileunyi.

"Nah, yang jadi permasalahan adalah gagal finalisasi itu ternyata di sistem itu sifatnya merembet, satu gagal, semuanya gagal. Artinya tidak ter-entry satu siswa saja atau tidak selesai, itu jadi gagal semuanya. Padahal kami punya kuota itu 194 siswa," terang dia.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, pihak SMA 1 Cileunyi menempuh jalur prosedural di antaranya menghubungi dan mendatangi langsung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Baca juga: Orangtua Siswa SMAN 7 Kota Cirebon Gagal SNBP: Anak Saya Drop dan Berdiam Diri

Daman mengaku tidak hanya dari SMA 1 Cileunyi saja yang mengalami masalah serupa, ada hampir ribuan sekolah menengah yang mengalami hal yang sama dan mendatangi Kementerian.

"Alhamdulillah waktu itu kami pada hari Senin diterima langsung oleh Pak Wamen Dikdasmen. Dan kami sampaikan keluhan kami. Kami hanya satu waktu itu meminta tolong diberi kesempatan untuk membuka 5 menit, 10 menit, apalagi bisa 1 jam, kami sudah bisa selamat," ujarnya.

Daman mengatakan kepala SMA 1 Cileunyi siap menerima sanksi administrasi apabila 194 siswa SMA 1 Cileunyi gagal masuk SNBP melalui jalur yang sudah dikirim pihak sekolah.

Baca juga: Tim SNPMB Perpanjang Finalisasi PDSS di SNBP 2025 sampai 7 Februari

“Sampai pernah kami sampaikan statement ketika itu kami sampaikan, kalau memang ini harus ada punishment, kalau harus ada hukuman, jangan diberikan kepada siswa. Siswa diberi kesempatan, nanti proses punishment-nya kepada kami saja yang sudah lalai itu. Tidak optimal dalam bekerja,” kata Darman.

"Upaya adil demikian. Apakah sanksi administrasi, sanksi disiplin, dan sebagainya. Bahkan kepala sekolah kami sambil menyampaikan, saya berani bertanggung jawab menerima sanksi itu apakah penurunan pangkat, intervensi, dan sebagainya. Kalau memang ini semata-mata kesalahan kami," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita