Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
Putin Beri Sinyal Akhiri Perang dengan Ukraina usai Ditelepon Trump
![](https://akcdn.detik.net.id/visual/2025/01/20/donald-trump-dan-vladimir-putin_169.jpeg?w=1200)
--
Presiden Rusia Vladimir Putin memberi sinyal positif untuk mengakhiri perang di Ukraina usai ditelepon langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan upaya Trump mendamaikan Rusia-Ukraina memancarkan "kemauan politik" yang berujung pada tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang secara damai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kemauan politik yang ditekankan selama percakapan kemarin untuk melakukan dialog dalam mencari perdamaian," kata Peskov, Kamis (13/2).
"Ada kesepakatan bahwa penyelesaian damai yang dinegosiasikan adalah mungkin," lanjut dia, seperti dikutip Reuters.
Percakapan yang dimaksud Peskov ialah perbincangan telepon selama lebih dari satu jam antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Trump pada Rabu (12/2). Kedua pemimpin itu membahas perang di Ukraina, di mana Putin setuju untuk mengakhiri perang.
"Dia ingin perang berakhir. Dia tidak mau mengakhirinya lalu kemudian berperang lagi enam bulan kemudian," kata Trump kepada wartawan di Oval Office, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/2).
Dalam kesempatan itu, Peskov melancarkan puji-pujian kepada Trump atas upayanya mengakhiri perang Rusia vs Ukraina. Dia berujar pendekatan yang dilakukan Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina sangat berbeda dengan yang dilakukan mantan Presiden AS Joe Biden.
Di bawah Biden, kata Peskov, AS justru berpandangan untuk melakukan segala cara guna "menjaga perang tetap berkobar".
"Pemerintahan saat ini, sejauh yang kami pahami, berpegang pada sudut pandang bahwa segala sesuatu harus dilakukan untuk menghentikan perang dan agar perdamaian terlaksana," kata Peskov.
"Kami lebih terkesan dengan posisi pemerintahan saat ini, dan kami terbuka untuk dialog," ucapnya.
Hubungan Trump dan Putin sejak dulu disebut-sebut sangat baik.
Media-media Barat sampai pernah menuding Trump sebagai agen pengaruh Rusia. Hal ini sudah ditepis oleh Trump maupun Kremlin.
Penasihat Khusus AS Robert Mueller sempat menyelidiki tuduhan kolusi antara Trump dan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016. Namun demikian, pada 2019 ia mengatakan tak ada bukti konspirasi antara Trump dan Rusia.
Trump sering memuji Putin dengan menyebutnya pemimpin yang kuat dan cerdas. Putin pada gilirannya juga menyebut Trump sebagai pria sejati yang berani.
Putin pernah menggambarkan hubungan dia dan Trump sebagai ikatan "pragmatis dan saling percaya."
Beberapa hari setelah Trump dilantik, Putin bahkan mengatakan Rusia tak akan menginvasi Ukraina pada Februari 2022 jika Trump merupakan presiden.
"Saya tidak bisa tidak setuju dengannya bahwa jika dia menjadi presiden, jika kemenangannya tidak dicuri pada 2020, mungkin tidak akan ada krisis di Ukraina pada 2022," kata Putin.
(blq/bac)
Komentar
Posting Komentar