Pendidikan
Siswa Drop Terancam Gagal Ikut SNBP karena Akun Sekolah Belum Sinkron, Orangtua Kecewa: Dirugikan - Halaman all - Tribunjatim

TRIBUNJATIM.COM - Kasus perihal Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 belakangan ramai menjadi sorotan.
Di antaranya sekolah lalai untuk mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga akun juga belum tersinkronisasi.
Salah satunya terjadi di SMAN 7 Cirebon.
Sebanyak 150 siswa SMAN 7 Cirebon terancam gagal mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Hal ini disebabkan akun sekolah mereka di portal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) belum tersinkronisasi hingga batas akhir perpanjangan pendaftaran, pada Rabu (5/2/2025) pukul 15.00 WIB.
Haris, salah satu orang tua siswa, mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi ini.
Baca juga: 15 PTN yang Terima Mahasiswa Baru dari Jalur SNBT 2025, Solusi Bagi Siswa yang Gagal Ikut SNBP
Ia mengatakan, bahwa upaya audiensi dengan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan yang dilakukan pada Selasa (4/2/2025) ternyata belum membuahkan hasil.
"Kemarin kami sudah audiensi dengan perwakilan KCD, informasinya ada perpanjangan pendaftaran dengan harapan anak-anak kami bisa mendaftar."
"Tapi sampai pukul 15.00 WIB, ternyata tidak selesai juga," ujar Haris saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Kamis (6/2/2025) pagi, dikutip dari Tribun Cirebon.
Menurutnya, pihak sekolah masih berupaya menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, hingga batas akhir, tidak ada perubahan.
"Katanya pihak sekolah masih berusaha dan berusaha, tapi kan faktanya memang sudah tidak bisa."
"Buktinya, di website Kemendikbud, SMAN 7 Cirebon masih belum selesai, ya gimana," ucapnya.
Haris menyebut, bahwa akibat kejadian ini, anaknya, Aurelia Putri, siswa kelas XII IPA yang berencana mendaftar SNBP ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Teknik Sipil, merasa terpukul.

"Sekarang saja sudah terlihat ngedown, ngedrop. Beban mental pasti ada."
"Dari tiga hari kemarin anak saya diam saja, karena merasa bingung dengan kondisi yang ada. Sampai bilang, 'Pah, kita harus gimana pah?'" ucap dia.
Sebagai orang tua, Haris hanya bisa berusaha menyemangati anaknya agar tetap semangat meraih cita-citanya.
"Jangan sampai kejadian kayak gini bikin anak saya enggak semangat. Saya bilang ke dia, 'Kamu harus bisa, Allah pasti kasih jalan'," katanya.
Haris mengatakan bahwa para orang tua siswa akan kembali mengupayakan solusi dengan beraudiensi ke DPRD Kota Cirebon pada Kamis siang.
"Kami merasa dirugikan dengan apa yang terjadi saat ini. Siang ini, insya Allah kami akan beraudiensi dengan DPRD Kota Cirebon."
"Kami berharap DPRD bisa mendorong pihak sekolah bertanggung jawab dan anak-anak kami bisa tetap ikut SNBP," ujarnya.
Sementara itu, hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut terkait nasib 150 siswa yang sempat memprotes pihak sekolah pada Senin (3/2/2025).
Meski perwakilan sekolah sudah menemui Kemendikbudristek, harapan terkait perpanjangan pendaftaran akun sekolah untuk mengikuti SNPMB masih belum jelas.
Sebelumnya, pada Senin (3/2/2025), ratusan siswa kelas XII SMAN 7 Cirebon bersama orang tua mereka menggelar aksi protes di halaman sekolah.
Mereka menyampaikan kekecewaan atas dugaan kelalaian sekolah dalam mendaftarkan akun PDSS, yang membuat siswa terancam tidak bisa mengikuti SNBP 2025.
Baca juga: Siswa Nangis Kecewa Sekolah Lalai Isi PDSS sampai Gagal Ikut SNBP, Guru Malah Beri Solusi Bimbel
Hal serupa juga dialami oleh siswa SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat.
Kegagalan mereka ikut SNBP dikarenakan pihak sekolah lalai mengisi Pangkalan Data Sekolan dan Siswa (PDSS).
Akibatnya, lebih dari 113 siswa gagal ikut seleksi SNBP.
Guru SMA Negeri 1 Mempawah yang diberikan tugas tersebut lalai sehingga ratusan siswa tidak bisa mengikuti SNBP tahun ajaran 2024/2025.
Febrini, Wakil Kepala SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat pun disoroti usai kasus ini viral di media sosial.
Ia diduga menjadi dalang gagalnya para siswa ikut seleksi SNBP.
Ratusan siswa pun berbondong-bondong mendatangi sekolah pada Senin (3/2/2025), dikutip dari Bangka Pos.
Terlihat ratusan siswa kompak mengenakan baju hitam.
Sambil menangis dan berteriak, para siswa mengurai kekecewaannya kepada para guru dan kepala sekolah.
Febrini menjadi sorotan akibat kelalaiannya.
Baca juga: Akhirnya Febrini Minta Maaf Lalai Isi PPDS, Siswa Tak Bisa Ikut SNBP, Guru Malah Salahkan Banjir
Febrini disoroti oleh karena disebut sering bermain TikTok.
Febrini memiliki akun TikTok yang sering memposting video dirinya sedang bernyanyi di ruangan sekolah.
Ia memiliki akun TikTok @febrinihubiy3.
Pada akun TikToknya yang kini sudah hilang itu, Febrini tampak sedang bernyanyi di dalam ruangan yang mirip seperti di lingkuhan sekolah.
Terlihat ada seorang guru wanita yang duduk di samping Febrini.
Guru wanita itu terlihat sedang membereskan mejanya.
Sementara Febrini tetap asyik bernyanyi dengan suara merdunya.
Namun kini akun TikToknya itu sudah hilang.
Pada akun TikToknya yang lain, Febrini juga kerap membuat video.
Ada juga video yang ia buat sambil mengenakan baju ASN berwarna cokelat.
Ia juga sering memposting video bersama dua anaknya yang masih kecil.
Pada video yang viral di media sosial, Febrini meminta maaf kepada seluruh pelajar dan orangtua murid.
Ia terlihat berdiri di depan para siswa dan orangtua sambil berpegangan tangan dengan pengajar wanita lainnya.
"Secara pribadi saya meminta maaf kepada para siswa, dan saya mengaku bersalah atas kelalaian saya," kata Febrini dikutip dari video yang beredar.
Pihak sekolah kemudian memberikan dua solusi untuk siswa yang tidak bisa ikut SNBP.
Solusi yang pertama yakni membiayai bimbel selama 3 bulan secara gratis.
"Adapun solusi yang kami berikan dan kami sudah berdiskusi bahwa sekolah akan membiayai untuk siswa eligible mengikuti bimbel GO (Ganesha Operation), yang akan dibiayai oleh sekolah, selama 3 bulan," kata dia.
Kemudian pihaknya juga akan berangkat ke Jakarta untuk mendatangi admin pusat.
"Solusi kedua, kami akan melakukan kunjungan ke admin pusat besok, Insya Allah. Itu solusi yang sudah kita diskusikan bersama tim sekolah," kata dia lagi.
Dirinya juga mengakui kelalaiannya sehingga membuat ratusan siwa gagal ikut SNBP.
"Intinya secara pribadi saya meminta maaf kepada para siswa, dan saya mengaku bersalah," katanya lagi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar