Terlibat Program 3 Juta Rumah, Pandu Sjahrir Ungkap Peran Danantara
![](https://awsimages.detik.net.id/visual/2025/02/11/konferensi-pers-program-3-juta-rumah-pemerintahan-presiden-prabowo-di-gedung-bank-indonesia-jakarta-selasa-1122025-malam-cnbc--1_169.jpeg?w=650)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok Pandu Sjahrir muncul dalam rencana program 3 juta rumah yang melibatkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruar Sirait pun menyebut Pandu masuk dalam jajaran petinggi Danantara.
Pandu merupakan perwakilan Danantara yang ikut hadir bersama Menteri BUMN, Menteri PKP, dengan Bank Indonesia (BI) dalam pembahasan insentif pembiayaan rumah.
Pandu juga mengungkapkan peran dan keterlibatan Danantara pada program 3 juta rumah yang diusung pemerintahan Prabowo Subianto.
"Dari sisi kami mungkin hanya dua, semacam book building untuk interest, dan juga penambahan likuiditas ya di sini, untuk bisa jumpstart program, dari sisi program rumah ini," ungkapnya di kantor BI, Selasa malam (11/2).
Pandu menyebut, Danantara akan menampung masukan-masukan dari pelaku pasar yang akan mendorong investasi ke sektor perumahan untuk membantu Kementerian PKP.
"Jadi memang book building ini adalah suatu proses di mana kita mengumpulkan interest, dan juga masukan-masukan dari pasar. Jadi ini yang sekarang sedang kita jalankan, bekerja sama banyak-banyak dengan Pak Ara," sebutnya.
Adapun, perhatian tersebut a.l. soal lahan, likuiditas, sasaran program dan kualitas perumahan. Dalam diskusi ini, Menteri PKP Maruarar menuturkan pihaknya dan BI menekankan perihal sinergi antara pemerintah dan moneter perihal masalah likuiditas untuk melaksanakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
"Ini benar-benar saya merasa sangat baik dan saya merasa di-support oleh ekosistem," ungkapnya.
Dalm kesempatan yang sama, Ketua Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan pertemuan ini dilakukan dalam rangka mencari solusi untuk membantu ketersediaan likuiditas untuk mendukung program prioritas Presiden, yakni pembangunan 3 juta rumah. Menurut Misbakhun, dorongan kebijakan moneter dari BI bisa menjadi game changer dalam program ini.
"Kita cari solusi bagaimana BI memberikan dukungan melalui insentif makroprudensial...Ada keterbatasan likuiditas, harapan kita BI bisa membantu ketersediaan likuiditas tersebut," ujarnya.
Berdasarkan dasar hukum UU P2SK, dia menegaskan bahwa BI bisa terjun dalam membantu program ini, mengingat kekuatan kebijakan BI dari sisi makroprudensial.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kesepakatan ini adalah bentuk dukungan BI terhadap program Astacita pemerintah. BI, menurutnya, melihat sektor perumahan bisa memberikan dukungan yang tinggi bagi pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
"Kalau perumahannya maju, tentunya tidak saja pertumbuhan ekonominya, tetapi juga bisa mendorong dan menarik sektor-sektor yang lain," tegasnya.
Oleh karena itu, Perry menuturkan BI akan memberikan insentif likuiditas kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor perumahan. Saat ini, BI menyediakan Rp 23,19 triliun dan Perry berkomitmen untuk menaikkan insentif ini secara perlahan menjadi Rp 80 triliun.
"Dari hasil diskusi ini, nah dari hasil diskusi tadi, kami akan naikkan secara bertahap menjadi Rp80 triliun untuk mendukung program perumahan ini," ujarnya.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar