Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
Balas Ancaman Rusia, Australia Sebut Putin Monster Tak Bermoral | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Minggu, 16 Maret 2025 - 10:42 WIB
Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia Don Farrell menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin monster tak bermoral setelah Moskow mengancam Canberra. Foto/Gavriil Grigorov/Sputnik
A A A
- Menteri Perdagangan dan Pariwisata
AustraliaDon Farrell menyebut Presiden Rusia Vladimir
Putin“monster tak bermoral” setelah Moskow mengancam Canberra.
Rusia telah mengancam Australia dengan menyatakan ada "konsekuensi serius" jika pemerintah Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese mengerahkan pasukan ke Ukraina.
PM Albanese, dari kubu Partai Buruh, semalam mengatakan Australia tetap terbuka untuk mempertimbangkan permintaan apa pun untuk berkontribusi pada upaya penjaga perdamaian di masa mendatang di Ukraina setelah pertemuan virtual dengan rekan-rekannya dari Eropa, Kanada, dan Selandia Baru.
Farrell bersuara lebih keras pada hari Minggu saat merespons ancaman Rusia.
"Perjuangan Ukraina untuk demokrasi, perjuangan Ukraina untuk kedaulatannya, adalah perjuangan Australia," katanya kepada Sky News, Minggu (16/3/2025).
"Kami telah memberikan kontribusi keuangan yang signifikan kepada Ukraina untuk memastikan bahwa mereka dapat mempertahankan diri dari monster ilegal dan tidak bermoral ini, Putin dan kami akan terus melakukannya,” ujarnya.
"Dan jika Perdana Menteri [Inggris Keir] Starmer berkata, 'Lihat, apakah Anda akan berkontribusi pada penjagaan perdamaian?' Saya pikir itu hal yang benar untuk dilakukan,” paparnya.
Dia mengatakan itu bukan "tentang popularitas" tetapi hanya "hal yang benar untuk dilakukan".
"Kami ingin melihat perdamaian di seluruh dunia," katanya.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan Australia dalam hubungan internasional apa pun adalah mendukung perdamaian,” imbuh dia.
"Dan jika kita dapat memberikan kontribusi pada upaya pemeliharaan perdamaian itu, maka saya pikir kita harus melakukannya dan saya pikir [pemimpin oposisi Peter] Dutton sepenuhnya berada di jalur yang salah di sini,” paparnya.
Dutton telah mengkritik sikap PM Albanese atas opsi pengerahan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab Eropa.
Politisi oposisi Sussan Ley pada hari Minggu menyuarakan sentimen bosnya, tetapi mengatakan koalisi oposisi "akan selalu mendukung Ukraina melawan invasi ilegal dan tidak bermoral".
"Namun, kami pikir, dalam hal pasukan di lapangan, ini adalah masalah yang lebih baik ditangani oleh Eropa," imbuh wakil pemimpin oposisi tersebut.
"Tetapi saya selalu terpesona oleh komentar-komentar dari Partai Buruh ini, karena ini adalah pemerintahan yang bahkan tidak dapat mengirimkan satu kapal penuh batu bara ke Ukraina untuk menghangatkan mereka selama musim dingin,” sindir Ley.
"Ini adalah pemerintahan yang memotong helikopter, menguburnya di dalam tanah alih-alih mengirimkannya ke Ukraina untuk mendapatkan bantuan militer,” paparnya.
"Dan ini adalah pemerintahan yang bahkan belum mengirimkan tank M1 Abrams yang dijanjikan untuk mendukung orang-orang di sana melawan invasi ilegal dan tidak bermoral ini. Jadi, saya pikir dalam hal Ukraina, yang terpenting adalah apa yang Anda berikan,” imbuh dia.
PM Albanese bergabung dalam panggilan telepon dengan sekutu Eropa dan negara-negara persemakmuran pada Sabtu malam, yang diselenggarakan oleh PM Inggris Keir Starmer.
Pemerintah Albanese telah memberikan bantuan militer dan kemanusiaan senilai lebih dari AUD1,5 miliar kepada Ukraina untuk membantunya melawan pasukan Rusia yang menginvasi.
Dukungannya telah menuai pujian dari Kyiv dan menuai kemarahan dari Moskow, dengan Presiden Putin menempatkan Australia dalam daftar "negara-negara yang tidak bersahabat".
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Jerman Khawatir Bom Nuklir AS Tak Bela NATO saat Perang Lawan Rusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar