Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Terancam Kandas, NATO & PBB Buka Suara - CNBC Indonesia, - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Terancam Kandas, NATO & PBB Buka Suara - CNBC Indonesia,

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina, 

Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Terancam Kandas, NATO & PBB Buka Suara

Daftar Isi 

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina kembali memanas meskipun Amerika Serikat mengumumkan kesepakatan gencatan senjata terkait serangan terhadap infrastruktur energi dan serangan di Laut Hitam. Kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan tersebut.

AS telah mengumumkan adanya kesepakatan terpisah dengan Rusia dan Ukraina untuk menghentikan serangan di Laut Hitam dan terhadap fasilitas energi satu sama lain. Namun, pernyataan yang dikeluarkan oleh Moskow dan Kyiv menunjukkan bahwa kedua negara masih memiliki perbedaan tajam dalam memahami kesepakatan ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pihak AS telah memberi tahu Kyiv bahwa kesepakatan ini berlaku segera setelah diumumkan.

"Kami diberitahu oleh Amerika bahwa perjanjian ini sudah efektif sejak diumumkan," kata Zelensky, dilansir Reuters, Kamis (27/3/2025).

Namun, Kremlin menegaskan bahwa kesepakatan tersebut baru akan berlaku jika bank milik negara Rusia yang terkena sanksi diizinkan kembali terhubung dengan sistem pembayaran internasional. Uni Eropa dengan cepat menolak syarat tersebut, menyatakan bahwa pencabutan sanksi tidak akan terjadi sampai Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.

Juru bicara Komisi Eropa menegaskan bahwa Eropa tidak akan menghapus sanksi sebelum Rusia menarik semua pasukan militernya.

"Akhir dari agresi Rusia yang tidak beralasan dan penarikan tanpa syarat dari semua pasukan Rusia dari seluruh wilayah Ukraina akan menjadi prasyarat utama untuk mengubah atau mencabut sanksi," katanya.

Saling Tuduh

Kremlin mengeklaim telah berhenti melakukan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina sejak 18 Maret. Namun, seorang pejabat senior kepresidenan Ukraina membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa Rusia telah menyerang delapan fasilitas energi Ukraina sejak tanggal tersebut.

Pada malam yang sama, Rusia melaporkan bahwa mereka telah menembak jatuh sembilan drone Ukraina, termasuk dua di atas Laut Hitam.

Selain itu, Moskow menuduh Ukraina mencoba menyerang fasilitas penyimpanan gas di Krimea yang diduduki Rusia serta infrastruktur energi di wilayah Kursk dan Bryansk. Namun, Ukraina membantah melakukan serangan tersebut.

Sebaliknya, Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan 117 serangan drone semalam, dengan kota Kryvyi Rih terkena serangan drone terbesar yang pernah terjadi di kota tersebut.

"Melakukan serangan sebesar ini setelah negosiasi gencatan senjata adalah sinyal jelas bagi dunia bahwa Moskow tidak berniat mengejar perdamaian nyata," tulis Zelensky di platform media sosial X.

Reaksi Uni Eropa dan NATO

Diplomat-diplomat Uni Eropa mengatakan bahwa sebagian besar tuntutan yang diajukan Kremlin terkait gencatan senjata Laut Hitam berhubungan dengan sanksi Uni Eropa. Namun, Eropa menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan perdagangan makanan, biji-bijian, atau pupuk dalam sanksinya.

Uni Eropa menyatakan bahwa pencabutan sanksi hanya mungkin dilakukan jika Rusia mengakhiri agresinya dan menarik pasukannya.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dalam kunjungannya ke Polandia, juga menyatakan bahwa hubungan antara Barat dan Rusia tidak akan kembali normal bahkan setelah perang Ukraina berakhir.

"Akan butuh beberapa dekade untuk membangun kembali kepercayaan karena saat ini kepercayaan itu benar-benar hilang," ujarnya.

Serangan drone Rusia terhadap kota-kota di Ukraina telah menjadi hal yang biasa selama beberapa bulan terakhir. Pemadaman listrik akibat serangan rudal terhadap jaringan tenaga listrik juga terus terjadi, meskipun belakangan ini Rusia lebih sering menargetkan fasilitas gas. Sebagai balasan, Ukraina juga menggunakan drone untuk menyerang kilang minyak Rusia.

Di Kryvyi Rih, kota asal Zelensky, terjadi 15 ledakan akibat serangan drone Rusia semalam, tetapi tidak ada laporan korban jiwa. Sementara itu, tujuh drone Rusia berhasil ditembak jatuh di wilayah Mykolaiv, yang memiliki akses ke Laut Hitam dan telah ditutup sejak invasi Rusia dimulai pada 2022.

Masa Depan Gencatan Senjata

Hingga kini, belum ada kejelasan apakah gencatan senjata yang diumumkan oleh AS akan benar-benar dijalankan oleh kedua belah pihak. Dengan Rusia dan Ukraina masih saling tuduh, serta Uni Eropa menolak tuntutan Moskow, prospek perdamaian di kawasan tersebut tetap tidak pasti. Seorang pejabat pertahanan senior Eropa bahkan menyatakan pesimis terhadap kemungkinan tercapainya gencatan senjata dalam waktu dekat.

"Semuanya akan tergantung pada prospek gencatan senjata, tetapi saya tidak optimis," kata pejabat tersebut.

Sementara itu, perwakilan PBB, Stephane Dujarric, menekankan pentingnya mencapai kesepakatan untuk menjamin kebebasan navigasi di Laut Hitam guna melindungi kapal-kapal sipil dan infrastruktur pelabuhan.

Menurutnya, hal ini akan menjadi kontribusi penting bagi keamanan pangan global dan rantai pasokan dunia.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Elon Musk Setuju Jika AS Keluar Dari PBB & NATO

Next Article Rusia Menggila, Kota Laut Hitam Diserang Besar-besaran 
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages