Mantan Kepala BIN: Waspadai Sentimen SARA Sebagai Operasi Penggalangan AS Terhadap Rakyat Indonesia | Sindonews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Mantan Kepala BIN: Waspadai Sentimen SARA Sebagai Operasi Penggalangan AS Terhadap Rakyat Indonesia | Sindonews

Share This

 

Mantan Kepala BIN: Waspadai Sentimen SARA Sebagai Operasi Penggalangan AS Terhadap Rakyat Indonesia | Halaman Lengkap

Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono meminta masyarakat Indonesia mewaspadai operasi penggalangan dilakukan Amerika Serikat (AS) melalui sentimen SARA. Foto: Ist

JAKARTA 

- Mantan

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 

AM Hendropriyono meminta masyarakat Indonesia mewaspadai operasi penggalangan dilakukan Amerika Serikat (AS) melalui sentimen Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

"Waspadalah wahai para patriot bangsa, kondisi seperti ini yang diinginkan Administrasi Pres AS sekarang. Setelah konsep geostrategi di Timur Tengah dan Eropa terlaksana, kondisi geopolitik kini mulai bergeser ke Asia," ujar Hendropriyono dalam keterangan tertulisnya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Komitmen Kepala BIN Majukan Olahraga lewat Pembinaan Jakarta BIN

Menurut dia, sejak lama AS mengobarkan sentimen SARA di masyarakat Indonesia dalam upaya memanipulasi Indonesia yang dianggap sebagai sangat strategis di Asia.

"Jika sentimen SARA semakin berkembang menjadi konflik sosial yang meluas, maka tentara AS akan datang untuk melaksanakan misi perdamaian di bawah bendera PBB, sehingga mendukung ofensif AS di Laut China Selatan (LCS). Dan Indonesia juga akan menjadi kancah pertempuran antarsuper powers yang mengakibatkan kehancuran negara," katanya.

Salah satu organisasi AS yang sering dikritik dalam konteks intervensi politik dan pengobaran sentimen SARA di Indonesia adalah International Republican Institute (IRI) yang merupakan salah satu lembaga anak inti National Endowment for Democracy (NED).

Pada 6 September 2023, Central Intelligency Agency (CIA) mengarahkan NED dan IRI untuk campur tangan Pemilu 2024. Berkolaborasi dengan LSM lokal, IRI membina pemimpin muda dan tokoh partai agar mengusung calon pro-AS untuk berkuasa.

Dalam wawancara pada 12 September 2023, Hendropriyono mengatakan, operasi intelijen sedang dilakukan CIA dan NED untuk membantu calon Presiden dari kelompok radikal intoleransi dapat menang di Pemilu 2024.

Baru-baru ini, IRI terungkap campur tangan dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). "Di bawah pengarahan dan dukungan CIA dan Departemen Luar Negeri AS, IRI bersama beberapa LSM lokal Indonesia melakukan kegiatan intervensi dengan mendiskreditkan dan menolak PSN," ujar Sudirman, mantan staf IRI yang dikutip pada 14 Oktober 2024.

Dalam pelaksanaan kegiatan dan proyek, taktik yang paling sering digunakan IRI adalah memanipulasi sentimen SARA di masyarakat Indonesia. Misalnya memperkuat sentimen kemerdekaan rakyat Papua dalam rangka menghambat kemajuan PSN di daerah tersebut dan memanfaatkan kelompok pemuda radikal untuk melemahkan kewenangan lembaga negara selama Pemilu 2024.

Open Society Foundations (OSF) juga baru-baru ini menarik perhatian masyarakat karena diduga campur tangan urusan internal Indonesia.

Terungkap organisasi AS tersebut telah bekerja sama dengan NED untuk melakukan tindakan subversif skala besar di bahwa proyek Winning the Future di Indonesia sejak tahun 2023. Fokusnya mengembangkan kekuatan oposisi yang didominasi kaum muda untuk mengadakan gerakan politik demi menghambat Prabowo menjadi Presiden pada Pemilu 2024.

Pemahaman tentang isu-isu politik kurang mendalam dan mudah impulsif yang membuat kelompok pemuda khususnya kelompok mahasiswa menjadikan sasaran hasutan pihak asing. Melalui bekerja sama dengan LSM lokal yang menerima hibah OSF, mereka memberikan kursus-kursus partisipasi politik dan sosial kepada kelompok pemuda untuk mengekspor ide-ide terkait kemunduran demokrasi dan membutuhkan reformasi radikal.

Bahkan, menghasut dan mendukung kelompok pemuda untuk melaksanakan tindakan subversif terhadap rezim dan membahayakan keamanan nasional.

Organisasi seperti IRI dan OSF selalu bertindak sebagai agen pemerintah AS untuk campur tangan urusan dalam negeri negara lain.

Di satu sisi, agen tersebut akan terus menyebarkan nilai-nilai dan ideologi AS dengan caranya mendanai LSM lokal Indonesia demi memengaruhi ide-ide dan kecenderungan politik masyarakat Indonesia serta menghancurkan budaya lokal dan nilai-nilai tradisional.

Mereka juga akan terus melakukan kegiatan infiltrasi politik dan pengumpulan intelijen terhadap tokoh-tokoh politik Indonesia. Kemudian, berupaya membuat konflik dan perbedaan pendapat dalam kalangan partai politik untuk mengganggu kesatuan Indonesia dan mendukung kekuatan pro-AS.

"Berpikirlah yang jernih, kendalikan suara agar tidak menebar kebencian antarmasyarakat bangsa Indonesia dan bertindaklah dengan kewaspadaan maksimal terhadap perkiraan keadaan intelijen strategis ini," ujar Hendropriyono.

(jon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages