Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina
Membaca Peluang AS Aktifkan Nord Stream 2 demi Perdamaian Ukraina | Halaman Lengkap

Pipa gas antara Rusia dan Jerman dilaporkan menjadi salah satu syarat dalam pembicaraan damai perang Ukraina. Disebutkan, investor AS mendukung rencana untuk mengaktifkan pipa gas alam Nord Stream 2 Rusia. Foto/Dok
-
Pipa gasantara Rusia dan Jerman dilaporkan menjadi salah satu syarat dalam pembicaraan damai
perang Ukraina. Disebutkan Financial Times (FT), investor AS mendukung rencana untuk mengaktifkan pipa gas alam
Nord Stream 2 Rusia.
FT mengklaim kesepakatan tersebut dibuat oleh Matthias Warnig, mantan direktur eksekutif operator Nord Stream 2 yang berbasis di Swiss. Nord Stream 2 Rusia seperti diketahui tidak beroperasi menyusul pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Kini jalur pipa gas antara Rusia dan Jerman, menjadi pengungkit dalam pembicaraan damai Ukraina yang sedang berlangsung.
Investor AS yang tidak disebutkan namanya, disebutkan oleh FT mendukung rencana tersebut dalam "langkah yang dulu tidak terpikirkan yang menunjukkan luasnya pemulihan hubungan (Presiden AS) Donald Trump dengan Moskow," tulisnya.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump mengkritik Nord Stream 2, bahkan menjadi salah satu target untuk dijatuhi sanksi. Dalam sebuah wawancara pada bulan Oktober, Trump bahkan mengklaim apa yang dilakukannya telah "membunuh" proyek tersebut.
Namun sejak periode kedua Trump di Gedung Putih, memulai pergeseran penting dalam hubungan AS-Rusia. Trump sepertinya mencari hubungan politik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Moskow, hingga memberikan sinyal bahwa Washington "pada titik tertentu" dapat mencabut sanksi.
Rencana Warnig melibatkan pengusaha AS yang menjangkau Gedung Putih sebagai bagian dari upaya untuk menengahi perdamaian di Ukraina, tulis FT. Beberapa di tim Trump dilaporkan melihat Nord Stream 2 sebagai pengaruh potensial dalam pembicaraan damai.
Satu konsorsium investor yang dipimpin AS dilaporkan telah menyusun garis besar kesepakatan pasca-sanksi dengan pemilik Nord Stream 2 Gazprom.
Disebutkan Nord Stream 2 bakal melengkapi Nord Stream 1 yang sudah beroperasi, namun tidak pernah ditugaskan karena kekhawatiran atas meningkatnya ketergantungan UE pada energi Rusia. Pada September 2022, pipa gas ini menjadi sasaran serangkaian ledakan bawah air, yang menyebabkan kebocoran parah.
Satu rangkaian Nord Stream 2 tetap utuh dan diisi dengan gas, tetapi Jerman menolak untuk menggunakannya karena sanksi dan pertimbangan politik. Sementara itu Rusia selalu bersikeras untuk menjadi pemasok energi yang dapat diandalkan.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, pada Januari bahwa Moskow tertarik untuk melanjutkan pengiriman gas ke Uni Eropa, asalkan ada pembeli.
Sedangkan Brussels bergerak menjauh untuk menghilangkan ketergantungan energi pada Moskow setelah eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022, dan meningkatkan pembelian LNG yang lebih mahal dari AS. Meskipun demikian, negara-negara Uni Eropa masih terus membeli bahan bakar pipa dan LNG dari Rusia.
FT melaporkan pada bulan Januari, bahwa pejabat Uni Eropa sedang mempertimbangkan opsi melanjutkan impor gas pipa Rusia sebagai bagian dari perjanjian perdamaian potensial di Ukraina. Dimana para pendukung berpendapat bahwa, kesepakatan ini dapat menurunkan harga energi di Eropa dan menghidupkan kembali sektor industri blok tersebut.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Economist, kanselir Jerman bersikeras tidak akan ada kembalinya gas Rusia "untuk saat ini", tetapi tidak mengesampingkan kemungkinan itu.
(akr)
Komentar
Posting Komentar