Dunia Internasional,
Putin Ingatkan Macron tentang Nasib Napoleon setelah Tuduh Rusia sebagai Ancaman Eropa - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang nasib kampanye jenderal Prancis Napoleon Bonaparte di masa lalu ketika Putin menanggapi pernyataan Macron dalam pertemuan puncak Eropa dan Ukraina.
Sebelumnya, Macron mengumumkan pada Rabu (5/3/2025), Paris akan menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin militer negara-negara yang bersedia memastikan perdamaian di Ukraina minggu depan.
Presiden Prancis menekankan masa depan Eropa tidak dapat diputuskan oleh Amerika Serikat atau Rusia.
Macron juga mengatakan Rusia telah menjadi ancaman bagi Eropa dan menyampaikan keinginannya agar Amerika Serikat terus mendukung mereka.
Mengomentari pernyataan Macron, Putin menjelaskan ada orang di dunia yang ingin kembali ke masa invasi Napoleon, tetapi mereka lupa bagaimana itu berakhir.
“Masih ada sebagian orang yang ingin kembali ke zaman Napoleon, melupakan bagaimana itu berakhir,” kata Putin, dalam pertemuan dengan karyawan dan anak-anak Yayasan Pembela Tanah Air di Moskow pada Kamis (6/3/2025).
Rusia Tolak Gencatan Senjata Sementara
Selain itu, Rusia juga menolak gencatan senjata sementara selama sebulan di Ukraina yang diusulkan oleh Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Paris pada hari Rabu (5/3/2025).
Sebelumnya, Zelensky mengusulkan diakhirinya segera serangan udara dan laut sebagai langkah pertama menuju kemungkinan kesepakatan damai, seperti yang dituntut oleh Presiden AS Donald Trump.
Macron juga mengatakan dalam wawancaranya dengan Le Figaro beberapa hari lalu bahwa Paris dan London mengusulkan gencatan senjata selama sebulan di udara, di laut, dan di infrastruktur energi.
"Tetapi Moskow dengan tegas menolak gagasan ini," kata Macron dalam wawancara itu.
Baca juga: Prancis Siapkan Ratusan Nuklir Untuk Payungi Eropa, Pasca-Trump Condong ke Rusia
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Rusia dan Ukraina membutuhkan perjanjian tegas untuk menyelesaikan perang.
"Perjanjian tegas mengenai penyelesaian akhir diperlukan. Tanpa ini, semacam penangguhan, pengelompokan kembali - semua ini sama sekali tidak dapat diterima," kata Maria Zakharova dalam sebuah konferensi pers, Kamis (6/3/2025).
Ia juga menekankan Rusia tidak membutuhkan apa yang dimiliki orang lain, tetapi tidak akan menyerahkan apa yang dimilikinya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar