Raksasa Gas Rusia Gazprom Berjuang Bangkit usai Menelan Kerugian Rp210,5 Triliun | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Raksasa Gas Rusia Gazprom Berjuang Bangkit usai Menelan Kerugian Rp210,5 Triliun | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, 

Raksasa Gas Rusia Gazprom Berjuang Bangkit usai Menelan Kerugian Rp210,5 Triliun | Halaman Lengkap

alt-logo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Jum'at, 21 Maret 2025 - 11:18 WIB

Raksasa Gas Rusia Gazprom...

Gazprom terus memangkas biaya, setelah raksasa gas Rusia itu menelan kerugian dua tahun beruntun akibat perang Rusia-Ukraina menggerus ekspor energi. Foto/Dok

A A A

JAKARTA 

-

Gazprom 

menempuh semua jalan dalam upaya melakukan penghematan, termasuk portofolio aset milik perusahaan berupa hotel mewah. Gazprom terus memangkas biaya, setelah raksasa

gas Rusia 

itu menelan kerugian dua tahun beruntun akibat

 perang Rusia-Ukraina 

menggerus ekspor energi.

Berdasarkan data Russian Accounting Standards (RAS), kerugian bersih grup mencapai 1,076 triliun rubel atau setara USD12,89 miliar (Rp210,5 triliun dengan kurs Rp16.335 per USD) pada tahun lalu. Seperti dilansir Reuters menurut Interfax, sebagian besar kerugian disebabkan oleh penurunan nilai pasar saham di divisi minyak Gazprom, Gazprom Neft.

Bencana Baru Hantam Raksasa Gas Rusia, Rencanakan PHK Besar-besaran

Sementara pada tahun 2023, Gazprom meraup laba 695,6 miliar rubel (USD7,51 miliar) tidak termasuk hasil dari anak perusahaan. Grup Gazprom mengalami kerugian pertamanya dalam 24 tahun di 2023 akibat sanksi Uni Eropa yang membuat ekspor gas ke UE anjlok 55% dibandingkan dengan 2022.

Sebuah laporan internal Gazprom yang diperoleh oleh Financial Times tahun lalu menunjukkan, grup ini kemungkinan tidak dapat memulihkan pendapatan dari sektor ekspor sebelum perang hingga tahun 2035. Alasannya karena Gazprom masih berjuang menemukan alternatif untuk pasar Eropa yang menguntungkan.

Perusahaan mulai memangkas biaya sebagai akibat dari kerugian yang terus berlanjut, setelah bertahun-tahun menikmati pendapatan energi yang sangat besar.

Pada bulan Januari, Gazprom mengkonfirmasi sedang mempertimbangkan untuk memberhentikan staf administrasi di tengah laporan jumlah karyawan terancam berkurang hingga 40%.

Tahun lalu, Gazprom juga mengutarakan pihaknya telah menjual beberapa aset properti mewahnya, termasuk berbagai hotel milik Gazprom, yang biasanya digunakan untuk memberi penghargaan kepada karyawan dengan liburan dan untuk menyelenggarakan konferensi.

Menurut sebuah laporan Reuters, Gazprom sedangkan mempertimbangkan untuk menjual kantor pusat ekspor bergaya palazzo di St Petersburg, akibat langsung dari penurunan permintaan ke Barat. Gazprom Export telah memangkas jumlah karyawan dari 600 sebelum invasi ke Ukraina menjadi hanya tersisa beberapa lusin.

Seorang perwakilan untuk Gazprom tidak segera menanggapi permintaan komentar seperti dilansir Fortune.

Ketika pendapatan untuk sektor energi mengering dan perang Rusia dengan Ukraina memasuki tahun keempat, harapan untuk kesepakatan damai semakin meningkat demi mencegah kehancuran keuangan karena sektor non-perang Rusia berada di bawah tekanan.

Rusia berusaha mengimbangi hilangnya bisnis ekspor energi Eropa yang vital, lewat peningkatan perdagangan dengan China. Namun, hal itu belum mampu menggantikan jumlah ekspor yang dinikmatinya di Eropa, sementara China memiliki lebih banyak pengaruh untuk menegosiasikan harga karena Rusia berjuang untuk menemukan pembeli energinya.

Cadangan Gas Uni Eropa Menipis dengan Cepat, Gazprom Kasih Peringatan

Sementara itu gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina diyakini dapat membuka pintu untuk pencabutan sanksi. Namun para analis skeptis bahwa Eropa akan kembali menjadi pembeli energi Rusia, bahkan jika sanksi dicabut. Hal itu menyusul adanya pemasok baru buat Eropa dan pengembangan energi alternatif yang gencar.

(akr)

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

Infografis

Ukraina Akui Jet tempur...

Ukraina Akui Jet tempur F-16 AS Tak Bisa Tandingi Su-35 Rusia

Kuasa Hukum Berikan...

7 jam yang lalu

Potret Pesona Pantura...

7 jam yang lalu

Pertamina Patra Niaga...

7 jam yang lalu

Danone dan PBNU Kolaborasi...

8 jam yang lalu

Fundamental Kuat, Pefindo...

8 jam yang lalu

Rem Utang Jerman Blong,...

8 jam yang lalu

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages