Ramai soal Indonesia Airlines, Penerbangan Komersial dengan Layanan Premium Apakah Masuk Akal? Halaman all - Kompas - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Ramai soal Indonesia Airlines, Penerbangan Komersial dengan Layanan Premium Apakah Masuk Akal? Halaman all - Kompas

Share This

 

Ramai soal Indonesia Airlines, Penerbangan Komersial dengan Layanan Premium Apakah Masuk Akal? Halaman all - Kompas


KOMPAS.com – Baru-baru ini, kabar adanya maskapai baru Indonesia Airlines, ramai dibicarakan masyarakat.

Maskapai tersebut disebut menawarkan layanan komersial berjadwal namun dengan pengalaman premium layaknya jet pribadi.

Terdapat 20 armada yang dijanjikan akan didatangkan bertahap yakni:

  • 10 unit pesawat berbadan kecil seperti Airbus A321neo atau A321LR
  • 10 unit pesawat berbadan lebar seperti Airbus A350-900 dan Boeing 787-9.

Meskipun demikian, Kemenhub menegaskan, sampai dengan saat ini belum ada pengajuan izin operasional maupun izin pendirian maskapai tersebut.

Soal Total Football di Timnas, Ini Respons Jordi Cruyff

Penegasan Kemenhub ini kemudian menimbulkan keraguan, apakah mungkin maskapai penerbangan komersial bisa memiliki layanan penerbangan kelas premium?

Baca juga: Indonesia Airlines, Pemilik Orang Indonesia tapi Berkantor Pusat di Singapura

Mungkinan maskapai komersial punya penerbangan premium?

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman menilai, pesawat komersial dengan layanan premium berat jika akan diwujudkan.

“Berat banget,” kata Gerry kepada Kompas.com, Selasa (11/3/2025).

Ia mengatakan, investasi maupun resources yang dibutuhkan untuk mencapai goal tersebut sangatlah menantang.

Modal pas-pasan yang dibutuhkan untuk mewujudkan 10 Airbus A350 dan 10 Airbus A321LR saja adalah sekitar Rp 1 triliun.

Sedangkan modal yang benar-benar ideal yang dibutuhkan yakni Rp 5-10 triliun.

“Kenapa mau langsung masuk ke pasar premium itu berat sekali. Sunken cost dengan berjalannya waktu, cukup tinggi karena membutuhkan banyak sekali persiapan dengan attention to details yang nggak main-main,” kata dia.

Selama ini sudah banyak startup maskapai baru dengan janji layanan semacam itu, namun tak sedikit yang kemudian hilang kabar.

“Ini sudah menjadi ide startup airlines yang kesekian-kalinya yang sampai mendirikan PT, namun dari semua itu, berapa yang berhasil sampai pengajuan ijin usaha, apalagi ijin operasi?” kata dia.

Ia menambahkan, masalah di Indonesia maupun dunia, adalah banyaknya maskapai baru yang lebih mengejar mimpi dibanding mencari realita industri.

Baca juga: Sosok Iskandar, Pengusaha Asal Aceh di Balik Indonesia Airlines

Butuh waktu

Menurut dia, order pesawat juga harus menunggu waktu yang tidak sebentar.

Sebagai contoh, dari data yang ada, saat ini terdapat 11.006 ekor Airbus A320 neo yang saat ini dipesan.

Dari jumlah tersebut, 3.818 sudah dikirim, sehingga terdapat sekitar 7.188 pesawat yang belum dikirimkan.

“Dengan kapasitas produksi 60 pesawat sebulan, pesen sekarang ya pengiriman 10 tahun lagi. Kecuali, ambil dari pure leasing order dari leasing company,” kata dia.

Sementara itu, untuk A350 terdapat 1.350 ekor yang dipesan dengan 645 pesawat sudah dikirim. Dengan demikian, terdapat backlog 718 pesawat.

“Dengan kapasitas produksi 60 A350 setahun, ya nunggu 12 tahun,”kata dia.

Baca juga: Dikabarkan Punya Layanan Kelas Dunia, Indonesia Airlines Ternyata Belum Ada Izin

Izin pendirian maskapai

Lebih lanjut ia menjelaskan, salah satu yang harus dipenuhi dalam membuat maskapai baru yang melayani penerbangan internasional adalah terkait ijin operasi dari negara asal, maupun track record maskapai tersebut.

“Jika ada ijin operasi, tapi tidak punya track record, maka mereka akan mengkondisikan komitmen-komitmen sertifikasi atau kualifikasi tambahan seperti audit oleh negara tujuan, atau audit independen dari lembaga yang mumpuni, seperti sertifikasi IOSA dari IATA, dan disertakan personel inti dengan pengalaman yang cukup,” kata Gerry.

Selain itu, dibutuhkan kesepakatan bilateral antara negara asal dan negara tujuan.

Baca juga: Kemenhub: Indonesia Airlines Belum Ajukan Izin Pendirian Maskapai Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Jordi Cruyff Ungkap Kriteria Direktur Teknik Baru PSSI, Seperti Apa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages