Dunia Internasional,
Rusia Siap Memfasilitasi Negosiasi AS dan Iran | Halaman Lengkap

Pemandangan malam bersalju dari Menara Spasskaya di Kremlin Moskow dan Katedral St. Basil. Foto/Stanislav Krasilnikov/RIA Novosti
- Rusia siap menjadi penengah pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, termasuk mengenai program nuklir Teheran dan jaringan proksi regionalnya.
Tawaran itu diungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada Bloomberg pada hari Selasa (4/3/2025).
Trump menyatakan minatnya untuk berbicara dengan Iran mengenai isu-isu tersebut, baik dalam panggilan teleponnya kepada Putin pada bulan Februari maupun melalui perwakilan pada pertemuan tingkat tinggi AS-Rusia di Riyadh beberapa hari kemudian, tulis kantor berita tersebut, mengutip pejabat anonim.
"Rusia percaya Amerika Serikat dan Iran harus menyelesaikan semua masalah melalui negosiasi," ujar Peskov kepada Bloomberg ketika ditanya mengenai kontak tersebut.
“Moskow siap melakukan segala daya untuk mencapai hal ini," papar dia.
Presiden AS Donald Trump kembali melancarkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran bulan lalu, hanya beberapa pekan setelah Moskow dan Teheran menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang penting.
Perintah eksekutif Trump mengatakan Washington akan meningkatkan sanksi terhadap Iran, yang bertujuan mengganggu program nuklirnya, penyebaran rudal konvensional, dan jaringan kelompok proksi regional.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan negara itu tengah membangun pertahanannya, dengan alasan ancaman rutin dari sekutu AS, Israel.
“Menlu rezim Israel dan pejabat lainnya terus mengancam Iran dengan aksi militer sementara Barat terus menyalahkan Iran atas kemampuan pertahanannya. Ini keterlaluan dan tidak rasional,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, pekan lalu.
“Mengingat Israel kecanduan agresi dan perilaku melanggar hukum, Israel bertanggung jawab dan penting untuk memaksimalkan kemampuan pertahanan kami,” ungkap dia.
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, memperingatkan “opsi militer” harus dipertimbangkan untuk menghentikan potensi persenjataan program nuklir Teheran.
Israel dan Barat telah lama melihat aktivitas pengayaan uranium Iran sebagai upaya rahasia untuk mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang berulang kali dibantah Teheran.
Sementara Trump telah menggembar-gemborkan sanksi yang lebih keras, dia juga mengisyaratkan dia tertarik menandatangani “perjanjian perdamaian nuklir yang terverifikasi” dengan Teheran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menekankan perundingan dengan AS tidak mungkin membuahkan hasil, dengan mengacu pada perjanjian nuklir sebelumnya yang ditinggalkan Trump secara sepihak saat masa jabatan pertamanya sebagai presiden.
(sya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar