Dunia Internasional, Konflik Timur tengah,
Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Israel, Desak Setop Permanen Perang Gaza
/data/photo/2025/04/14/67fcd4a412f04.jpg)
GAZA, KOMPAS.com – Kelompok Hamas menolak proposal terbaru Israel untuk gencatan senjata selama 45 hari di Jalur Gaza.
Hamas menuntut kesepakatan yang lebih luas, mencakup penghentian permanen perang yang telah berlangsung selama 18 bulan.
Penolakan ini disampaikan oleh negosiator utama Hamas, Khalil Al Hayya, pada Kamis (17/4/2025), tidak lama setelah serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 40 orang di Gaza.
Baca juga: Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata dari Israel, Apa Isi Usulannya?
Hamas Siap Bebaskan Semua Sandera Israel Demi Perang di Gaza Berakhir
Dalam proposal yang disampaikan melalui mediator Mesir dan Qatar, Israel meminta Hamas membebaskan sepuluh sandera yang masih hidup dan melakukan pelucutan senjata.
Sebagai gantinya, Israel menjanjikan pembebasan 1.231 tahanan Palestina serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, wilayah yang sejak 2 Maret 2025 mengalami blokade total.
Namun, Hamas menolak syarat pelucutan senjata dan menyebut tawaran tersebut sarat dengan kepentingan politik dalam negeri Israel.
“Kesepakatan ini tidak ditujukan untuk mengakhiri perang, tetapi semata-mata untuk menyelamatkan agenda politik Netanyahu,” kata Al Hayya.
Hamas menyatakan bahwa mereka hanya akan menerima kesepakatan yang mencakup penghentian total serangan militer, penarikan pasukan Israel dari Gaza, pembebasan semua tahanan Palestina, dan dimulainya proses rekonstruksi wilayah yang hancur akibat perang.
Baca juga: RS Al Ahli Gaza Hancur Dihantam Rudal, Israel Klaim Itu Markas Hamas
Serangan terus berlanjut di tengah kebuntuan
Di tengah kebuntuan diplomasi, kekerasan di Gaza terus berlangsung.
Serangan udara Israel kembali menghantam tenda-tenda pengungsi di Khan Younis—wilayah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman oleh Israel—dan menewaskan 16 orang. Korban tewas mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, sejak serangan kembali digencarkan pada awal Maret 2025, lebih dari 1.691 orang tewas.
Sementara itu, total korban jiwa sejak perang pecah pada Oktober 2023 telah mencapai 51.065 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil.
Di sisi lain, serangan awal Hamas ke Israel pada Oktober 2023 menyebabkan 1.218 orang tewas, menurut data resmi otoritas Israel. Sebagian besar korban juga merupakan warga sipil.
Baca juga: Hamas Sambut Rencana Perancis Akui Negara Palestina, Israel Kecam Macron
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Korea Utara Sebut Israel Ingin Caplok Gaza dan AS Juga Terlibat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar