Dunia Internasional,
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 15 April 2025 - 09:27 WIB
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko meledek sekutu-sekutu NATO yang sekarang diam setelah Minsk dilindungi oleh senjata nuklir Rusia. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia
A A A
- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko meledek sekutu-sekutu
NATOdi Eropa Timur yang sekarang diam setelah Minsk dilindungi oleh
senjata nuklir Rusia.Lukashenko memuji pakta pertahanan bersama yang baru-baru ini ditandatangani dengan Rusia, yang akan memastikan keamanan mutlak Belarusia.
Pakta yang ditandatangani oleh Moskow dan Minsk pada bulan Desember lalu itu meresmikan niat kedua negara untuk meningkatkan postur pertahanan bersama mereka dalam kerangka "Negara Persatuan".
Perjanjian tersebut menguraikan komitmen bersama untuk mengusir ancaman eksternal dan mengoordinasikan kegiatan militer, mengonsolidasikan kerangka keamanan yang menyelaraskan Belarusia lebih dekat dengan Rusia.
"Keamanan mutlak, tidak ada yang akan berperang dengan negara nuklir," kata Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan Mir ketika ditanya tentang manfaat perjanjian itu bagi Belarusia.
"Tidak peduli seberapa besar keinginan seseorang untuk menghapus Korea Utara dari muka Bumi, itu tidak akan terjadi; itu adalah negara nuklir. Sama halnya dengan Belarusia," ujarnya, yang dikutip The Moscow Times, Selasa (15/4/2025).
Lukashenko, yang dikenal sebagai sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, lantas menyindir negara-negara tetangga—yang merupakan sekutu NATO—sekarang telah mengubah perilaku mereka setelah Belarusia memiliki perjanjian baru tersebut.
“Polandia, negara-negara Baltik, dan sebagainya memiliki rencana mereka sendiri, tetapi sekarang mereka diam saja,” katanya.
“Saya mengikuti pernyataan mereka, saya menerima laporan—mereka bersikap hati-hati sekarang," imbuh dia.
Belarusia dan Rusia pada tahun 1999 menandatangani perjanjian “Negara Persatuan” yang bertujuan untuk menjamin arus bebas tenaga kerja, modal, dan barang.
Dalam beberapa tahun terakhir, perjanjian tersebut telah memperluas fokusnya ke kerja sama pertahanan. Perjanjian baru tersebut dipandang sebagai langkah lebih lanjut dalam melembagakan kolaborasi tersebut di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara anggota NATO yang berbatasan dengan Belarusia karena invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Belarusia mengizinkan pasukan Rusia menggunakan wilayahnya sebagai tempat persiapan untuk invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Kremlin belum mengeluarkan pernyataan terperinci tentang ketentuan operasional perjanjian tersebut. Namun, pejabat Rusia sebelumnya telah menggarisbawahi komitmen mereka untuk membela Belarusia di bawah kerangka "Negara Persatuan" jika terjadi agresi eksternal.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Alasan AS Hindari Perlombaan Senjata Nuklir Lawan Rusia dan China
Tidak ada komentar:
Posting Komentar