Bahlil Lahadalia Duga Impor Minyak Indonesia Sengaja Didesain

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyoroti ketergantungan impor minyak dan gas (migas) Indonesia. Pertanyaannya apakah kondisi tersebut sekadar kondisi teknis semata atau yang lain.
ADVERTISEMENT
Bahlil bahkan menduga, ada unsur kesengajaan yang menyebabkan lifting migas nasional terus menurun. “Pertanyaan berikut adalah, apakah penurunan lifting karena sumber daya alam kita habis? Atau ada yang sengaja menurunkannya agar impor terus terjadi?” ungkapnya dalam Energi Mineral Forum 2025, di Jakarta Senin (26/5/2025).
Produksi Anjlok Dibanding Era Kejayaan
Bahlil mengungkapkan, pada era 1996-1997, produksi minyak Indonesia sempat mencapai 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari, sedangkan konsumsi domestik hanya 500.000 barel. Kala itu, Indonesia justru mampu mengekspor hingga 1 juta barel per hari.
“Hebat sekali negara kita waktu itu. Bahkan pendapatan negara dari migas mencapai 40-45%,” kata Bahlil terkait impor minyak Indonesia.
Namun, kondisinya kini jauh berbeda. Produksi migas Indonesia hanya berkisar 500.000-600.000 barel per hari, yang membuat Indonesia semakin bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Impor Migas Dinilai ‘By Design’
Dalam pidatonya, Bahlil menyebut ada indikasi desain sistematis yang sengaja memperlemah industri migas nasional. Meskipun tidak menyebut pihak tertentu, ia menegaskan komitmen pemerintah untuk mengungkap dan melawan hal tersebut.
“Saya jujur demi Allah, menurut saya ini ada unsur kesengajaan by design,” tegasnya.
Kemandirian Energi Masuk Program Asta Cita Prabowo
Bahlil menjelaskan kemandirian energi menjadi salah satu dari empat prioritas utama dalam program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, bersama kemandirian pangan, makanan bergizi, dan hilirisasi industri.
Upaya ini sejalan dengan target pemerintah mengembalikan kejayaan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak Indonesia.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Ikuti yang terbaru di WhatsApp Channel Beritasatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar