Kesehatan
BGN: Program Makan Bergizi Gratis Bisa Redam Tawuran, Atasi Kemarahan Akibat Lapar
Dalam pemaparannya, Tigor juga menyinggung kondisi di beberapa negara Afrika sebagai contoh nyata bagaimana kelaparan dapat menjadi pemicu konflik dan kekerasan, termasuk perang antar kelompok atau suku.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5080104/original/087826400_1736158590-20250106-Dapur_MBG-MER_4.jpg)
Advertisement
Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, menilai bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berpotensi mengurangi kasus tawuran pelajar di Indonesia. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh berkurangnya potensi kemarahan yang dipicu oleh rasa lapar.
“Rasa lapar itu bisa memicu kemarahan. Hungry people is angry people. Rakyat yang lapar adalah rakyat yang mudah marah,” ujar Tigor dalam diskusi Double Check yang diselenggarakan Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (GEMPITA), Sabtu (10/5/2025), bertajuk Ada Apa dengan Prabowo.
Tigor menjelaskan, ketika kebutuhan dasar seperti makanan bergizi telah terpenuhi, emosi remaja dan pelajar cenderung lebih stabil. Ia berharap, dengan diterapkannya program MBG secara menyeluruh, angka kekerasan dan tawuran di kalangan pelajar bisa ditekan.
Advertisement
“Dengan anak-anak diberikan makan cukup dan bergizi, mudah-mudahan jumlah tawuran bisa berkurang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tigor mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo sangat serius dalam mengawal program MBG. Prabowo disebut memahami bahwa kelaparan bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga menyangkut ketahanan nasional.
“Pak Prabowo pernah menyampaikan ke kami bahwa negara harus bisa bertahan dari ancaman kelaparan, terutama pada anak-anaknya. Negara yang tidak kuat dari sisi pangan, akan menjadi lemah,” ungkap Tigor.
Lapar Picu Konflik
Dalam pemaparannya, Tigor juga menyinggung kondisi di beberapa negara Afrika sebagai contoh nyata bagaimana kelaparan dapat menjadi pemicu konflik dan kekerasan, termasuk perang antar kelompok atau suku.
“Afrika jadi contoh bagaimana kelaparan menciptakan kerentanan. Banyak terjadi konflik karena perut yang kosong. Kita tidak ingin Indonesia mengalami hal serupa,” tegasnya.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5080614/original/067707600_1736161082-Infografis_SQ_Program_Makan_Bergizi_Gratis_Dimulai_6_Januari_2025.jpg)
Advertisement
Tidak ada komentar:
Posting Komentar