Cerita Siti, Tukang Pijat di Sleman yang Berhasil Wujudkan Mimpinya Naik Haji Halaman all - Kompas
/data/photo/2025/05/02/6814d27d05e12.jpg)
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kebahagiaan terpancar dari wajah Siti Khopsah, seorang warga Candirejo, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Perempuan berusia 59 tahun yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang pijat ini akhirnya dapat mewujudkan cita-citanya untuk naik haji.
Siti menceritakan bahwa profesi tukang pijat telah diwariskan dalam keluarganya.
"Saya memang turunan tukang pijat, simbah saya tukang pijat, ibu tukang pijat. Saya, adik saya, anak saya, semua (tukang pijat)," ungkapnya saat ditemui di rumah mertuanya pada Jumat (2/5/2025).
Baca juga: Mbah Dasmi, Nenek 92 Tahun Jadi Calon Haji Tertua di Blora
Kemampuan memijat yang dimiliki Siti diperoleh dari nenek dan orangtuanya.
Ia memijat khusus untuk anak-anak dan perempuan, melayani keluhan mulai dari kelelahan, urat, hingga terkilir.
"Pijat khusus wanita dan anak-anak, tarifnya Rp 100.000," tuturnya.
Siti telah menekuni profesi ini sejak remaja.
Baca juga: Kuota Jemaah Haji 2025 di Kota Yogyakata Tidak Terpenuhi, Mengapa?
Baca juga: Penyebab Kuota Jemaah Haji 2025 di Kota Yogyakarta Tak Terpenuhi
Menabung selama 6 tahun
Biasanya, pelanggan datang ke tempatnya untuk mendapatkan pijatan, meskipun Siti juga sering diminta untuk datang ke rumah pelanggan.
"Ada yang saya datangi ke rumah-rumah, ada yang datang ke rumah saya, tapi kebanyakan datang. Menolong orang yang jatuh dari motor, jatuh dari kamar mandi, dari tangga," bebernya.
Menariknya, banyak pelanggan Siti berasal dari luar Kabupaten Sleman, bahkan ada yang datang dari luar DIY.
"Di sini malah nggak ada yang tahu, yang tahu malah dari jauh-jauh. Ada dari Klaten, Bantul, Kulon Progo malah dari jauh-jauh datang ke tempat saya," ucapnya.
Baca juga: Gelang Haji Indonesia dari Kemenag, Apa Fungsi dan Fitur di Dalamnya?
Penghasilan Siti dari memijat tidaklah tetap.
"Ya namanya rezeki kan tidak pasti, kadang banyak, kadang sedikit. Kadang ada, kadang tidak. Tapi saya sudah niati, jadi ya saya nabung sedikit demi sedikit," kata Siti.
Ia telah menyisihkan penghasilannya untuk menabung selama enam tahun, dan pada tahun 2019, ia mendaftar sebagai calon haji dari Kabupaten Sleman.
"Saya daftar tahun 2019. Saya tabung sedikit-sedikit sudah bisa untuk ambil kursi saya ambil Rp 25 juta. Terus ngumpulin lagi, ya karena tukang pijat kan nggak bisa langsung, jadi ngumpulin sedikit demi sedikit," jelasnya.
Baca juga: 6.000 Lebih Warga Luwu Masih Antre Haji, Waktu Tunggu Capai 24 Tahun
Baca juga: Penjelasan Kerabat soal Kecelakaan yang Dialami Alamudin Dimyati Rois di Tol Pemalang
Dijadwalkan berangkat haji 20 Mei 2025
Siti dijadwalkan berangkat haji pada 20 Mei 2025 dan tercatat sebagai calon jemaah haji Kabupaten Sleman 2025.
"Senang, ya Alhamdulillah bisa terlaksana," ucapnya, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian cita-citanya.
Ia juga telah memberi tahu pelanggan bahwa sementara waktu ia akan libur memijat, serta meminta doa agar proses ibadah haji berjalan lancar.
"Ya libur (memijat) sudah (memberi informasi ke pelanggan), ya minta doa sama pelanggan-pelanggan juga supaya lancar lah," ungkapnya.
Berbagai persiapan dilakukan Siti sebelum keberangkatannya, termasuk menjaga kesehatan agar tetap fit.
"Yang dipersiapkan ya ada baju ihram, koper sudah ada tiga macam, ya komplet. Cuacanya katanya bulan haji ini cuacanya panas, panasnya sampai 50 derajat katanya, jadi harus banyak minum," pungkasnya.
Baca juga: Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar