Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina 

Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina | Halaman Lengkap

alt-logo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Sabtu, 03 Mei 2025 - 14:00 WIB

Deplu AS Setujui Penjualan...

F-16 ditarik dari tempat penyimpanan AS dan dikirim ke Ukraina. Foto/Staff Sgt. Desiree N. Palacios

WASHINGTON 

- Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) mengesahkan penjualan potensial senilai USD310,5 juta (Rp5 triliun) untuk pelatihan, pemeliharaan, dan peralatan terkait untuk jet tempur F-16 kepada pemerintah Ukraina.


4 Negara yang Bantu...

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) Pentagon mengatakan hal itu pada hari Jumat (2/5/2025).

"Departemen Luar Negeri telah membuat keputusan yang menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing kepada Pemerintah Ukraina untuk Pelatihan dan Pemeliharaan F-16 dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya USD310,5 juta," ungkap DSCA dalam siaran pers.

Potensi tersebut akan mencakup modifikasi dan peningkatan pesawat, pelatihan personel, suku cadang, barang habis pakai dan aksesori, peralatan penanganan darat, dan dokumentasi, menurut siaran tersebut.

The War Zone melaporkan pada hari Kamis bahwa Amerika Serikat telah mengirim jet tempur F-16 yang sudah tidak digunakan lagi dari tempat penyimpanan pesawat ke Ukraina, di mana jet-jet tersebut akan digunakan sebagai suku cadang untuk jet yang dipasok Eropa.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali bahwa F-16 di Ukraina "tidak akan mengubah situasi di medan perang," dan memperingatkan peluncuran pesawat dari negara ketiga akan menjadikan negara ketiga sebagai target yang sah bagi Rusia.

Sputnik bertanya kepada salah satu pakar penerbangan militer Rusia tentang peralatan yang dimiliki Moskow untuk melawan jet AS.

“Rusia akan menghancurkan F-16 seperti kita menghancurkan tank, kendaraan lapis baja, dan peralatan lainnya, termasuk beberapa peluncur roket," ungkap Vladimir Putin kepada para pilot militer Rusia selama perjalanan kerja ke wilayah Tver.

Menunjuk pada kemampuan F-16 untuk membawa senjata nuklir, Putin memperingatkan, “Rusia harus mempertimbangkan hal ini saat merencanakan operasi tempur.”

Ukraina berharap mendapatkan setengah lusin pertama dari 45 atau lebih F-16 yang dijanjikan pada bulan Juli, dengan pengiriman yang tertunda karena kelebihan waktu pelatihan pilot dan kesulitan menemukan pangkalan yang cocok untuk mereka (yang telah mulai dibom terlebih dahulu oleh Rusia).

Pengamat militer telah berulang kali memperingatkan tentang bahaya yang akan dihadapi pilot Ukraina yang menerbangkan F-16 saat mengoperasikan pesawat itu melawan Rusia.

Banyak pengamat yang menunjukkan, tidak seperti beberapa senjata baru yang dikirim ke Kiev yang telah dikembangkan dalam beberapa dekade terakhir, seperti pesawat nirawak dan artileri roket presisi, F-16 adalah peninggalan teknologi yang telah dihancurkan Moskow sejak tahun 1970-an.

Dengan kata lain, pesawat tempur multiperan generasi ke-4 itu mungkin cocok untuk membom negara-negara berkembang tanpa angkatan udara hingga ke zaman batu, tetapi sama sekali tidak tepat untuk menargetkan pesaing sejawat Amerika Serikat dan NATO.

Nikolai Bodrikhin, salah satu sejarawan dan penulis penerbangan militer terkemuka Rusia, setuju dengan penilaian Putin tentang nasib yang dapat diharapkan F-16 jika dan ketika mereka tiba di Ukraina.

“Saya setuju mereka tidak mungkin mengubah apa pun, karena pesawat itu sudah cukup tua,” ungkap Bodrikhin kepada Sputnik.

Dia menjelaskan, “Pesawat itu sudah kami kenal baik. Sarana peperangan elektronik yang digunakannya sudah dikenal. Kami memiliki serangkaian senjata untuk melawannya, baik udara-ke-udara maupun darat-ke-udara.”

Pesawat itu dapat dihancurkan, dengan rudal udara-ke-udara jarak pendek R-73 dan R-77 (jangkauan 40-160 km), hingga rudal jarak menengah R-27 (jangkauan operasional hingga 170 km), rudal jarak jauh R-33 (varian terbarunya dapat terbang hingga 304 km) dan rudal hipersonik jarak jauh R-37 (jangkauan operasional 150-400 km, kecepatan maksimum Mach 6).

Baca juga: Warganet Murka Kapal Bantuan Gaza Dibom Israel di Perairan Internasional

(sya)

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

Infografis

Elon Musk: Drone Murah...

Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur F-35 AS

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages